Sebut 11/9 Rencana Israel, Trump Diminta Jangan Percaya Raja Salman
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diminta untuk tidak mudah percaya kepada Raja Salman terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi. Permintaan itu datang dari mantan Duta Besar AS untuk Arab Saudi, Robert Jordan, yang mempunyai pengalaman pribadi dengan Raja Salman.
Jordan pun menceritakan pengalaman pribadinya. Dikatakannya bahwa Raja Salman pernah mengatakan kepadanya bahwa serangan 11 September adalah rencana Israel. Raja Salman tampaknya berusaha untuk mengecilkan masalah bahwa 15 dari 19 pelaku pembajakan pesawat yang digunakan dalam serangan itu adalah warga negara Saudi.
"Mari kita ingat, ini adalah Raja Salman yang sama yang memberi tahu saya setelah 11/9 bahwa serangan 11/9 adalah rencana Israel," kata Jordan kepada CNN.
“Dia mengatakan itu dengan tegas. Apakah saya percaya itu? Tentu saja tidak. Saya pikir Anda tidak bisa masuk dengan membuka mata lebar tentang apa pun yang dikatakan oleh beberapa pemimpin dunia ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (17/10/2018).
Jordan mengatakan dia yakin ada alasan untuk khawatir Trump mungkin memberikan celah kepada Saudi mengenai nasib Khashoggi.
Khashoggi menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Para pejabat Turki mengatakan 15 orang yang dikirim ke Istanbul atas perintah dari pemerintah Saudi menginterogasi dan membunuh Khashoggi.
Investigasi atas hilangnya Khashoggi sedang berlangsung, tetapi Senat Partai Republik secara terbuka mengatakan mereka percaya pembunuhannya diperintahkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Tapi Trump selama beberapa hari terakhir telah berulang kali menyebut penyangkalan dari raja dan putra mahkota atas hilangnya Khashoggi telah mengungkapkan keengganannya untuk berkomitmen menghukum Saudi atas kasus ini.
"Baru berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi yang benar-benar menyangkal mengetahui apa yang terjadi di Konsulat Turki mereka," kata Trump dalam cuitannya.
“Dia bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama telepon, dan mengatakan kepada saya bahwa dia sudah mulai, dan akan berkembang dengan cepat, penyelidikan penuh dan lengkap mengenai masalah ini. Jawaban akan segera muncul,” imbuh Trump.
Sementara itu, ada seruan bipartisan yang tumbuh di Kongres untuk AS untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi dan mengeluarkan sanksi ekonomi atas Khashoggi, yang merupakan penduduk AS dan menulis untuk The Washington Post.
Trump dalam seminggu terakhir mengatakan akan menjadi "pil berat yang ditelan" untuk menghentikan penjualan senjata ke Saudi. Ia berpendapat itu akan merugikan ekonomi AS.
Jordan pun menceritakan pengalaman pribadinya. Dikatakannya bahwa Raja Salman pernah mengatakan kepadanya bahwa serangan 11 September adalah rencana Israel. Raja Salman tampaknya berusaha untuk mengecilkan masalah bahwa 15 dari 19 pelaku pembajakan pesawat yang digunakan dalam serangan itu adalah warga negara Saudi.
"Mari kita ingat, ini adalah Raja Salman yang sama yang memberi tahu saya setelah 11/9 bahwa serangan 11/9 adalah rencana Israel," kata Jordan kepada CNN.
“Dia mengatakan itu dengan tegas. Apakah saya percaya itu? Tentu saja tidak. Saya pikir Anda tidak bisa masuk dengan membuka mata lebar tentang apa pun yang dikatakan oleh beberapa pemimpin dunia ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (17/10/2018).
Jordan mengatakan dia yakin ada alasan untuk khawatir Trump mungkin memberikan celah kepada Saudi mengenai nasib Khashoggi.
Khashoggi menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Para pejabat Turki mengatakan 15 orang yang dikirim ke Istanbul atas perintah dari pemerintah Saudi menginterogasi dan membunuh Khashoggi.
Investigasi atas hilangnya Khashoggi sedang berlangsung, tetapi Senat Partai Republik secara terbuka mengatakan mereka percaya pembunuhannya diperintahkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Tapi Trump selama beberapa hari terakhir telah berulang kali menyebut penyangkalan dari raja dan putra mahkota atas hilangnya Khashoggi telah mengungkapkan keengganannya untuk berkomitmen menghukum Saudi atas kasus ini.
"Baru berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi yang benar-benar menyangkal mengetahui apa yang terjadi di Konsulat Turki mereka," kata Trump dalam cuitannya.
“Dia bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama telepon, dan mengatakan kepada saya bahwa dia sudah mulai, dan akan berkembang dengan cepat, penyelidikan penuh dan lengkap mengenai masalah ini. Jawaban akan segera muncul,” imbuh Trump.
Sementara itu, ada seruan bipartisan yang tumbuh di Kongres untuk AS untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi dan mengeluarkan sanksi ekonomi atas Khashoggi, yang merupakan penduduk AS dan menulis untuk The Washington Post.
Trump dalam seminggu terakhir mengatakan akan menjadi "pil berat yang ditelan" untuk menghentikan penjualan senjata ke Saudi. Ia berpendapat itu akan merugikan ekonomi AS.
(ian)