Duo Korea Gelar Pembicaraan Perdamaian Tingkat Tinggi

Sabtu, 06 Oktober 2018 - 07:52 WIB
Duo Korea Gelar Pembicaraan...
Duo Korea Gelar Pembicaraan Perdamaian Tingkat Tinggi
A A A
SEOUL - Dua negara Korea, Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel), mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Ibu Kota Korut Pyongyang. Pertemuan tersebut membahas pelaksanaan perjanjian dari pertemuan tingkat tinggi bulan lalu antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in.

Pertemuan di Pyongyang melibatkan Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon dan pejabat senior Korut Ri Son Gwon, ketua badan Korut yang menangani urusan antar-Korea. Detail dari diskusi ini belum diketahui seperti dikutip dari AP, Sabtu (6/10/2018).

Delegasi Korsel tiba di Pyongyang pada Kamis untuk pembicaraan damai dan untuk merayakan ulang tahun pertemuan tingkat tinggi 2007 antara Korea. Ri menyatakan kekesalannya setelah koleganya asal Korsel terlambat beberapa menit untuk pertemuan tersebut.

"Anda memiliki ketua Komite untuk Reunifikasi Damai Negara yang menunggu di lorong seperti dia tidak ada hubungannya," kata Ri, begitu keras, ketika Cho tiba, menurut laporan. Cho tertawa dan menyalahkan jam tangannya yang terlambat 30 menit.

Selama pertemuan puncak terakhir mereka di Pyongyang bulan lalu, Kim Jong-un dan Moon Jae-in mengatakan mereka setuju untuk mengurangi ancaman militer konvensional dan mengadakan KTT lain di Seoul, mungkin dalam tahun ini. Korut juga mengatakan pihaknya mungkin akan membongkar kompleks nuklir utamanya, Nyongbyon, jika Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan yang setimpal.

Pertemuan terjadi ketika Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, bersiap untuk melakukan kunjungan keempatnya ke Pyongyang pada hari Minggu dengan tujuan untuk mengadakan pertemuan kedua antara Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump.

Selain pejabat pemerintah, delegasi Korsel termasuk anggota parlemen, pemimpin sipil dan agama serta putra dari Presiden Korsel, Roh Moo-hyun, yang berpartisipasi dalam KTT 2007 bersama pemimpin Korut Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.

Sebelumnya delegasi Korsel turut ambil bagian dalam perayaan bersama yang menandai peringatan puncak pembicaraan inter Korea 2007. Saat itu, perwakilan kedua Korea mengeluarkan seruan denuklirisasi Semenanjung Korea dan mendesak lebih banyak pertukaran lintas perbatasan serta kerja sama antara keduanya.

Duo Korea dalam beberapa bulan terakhir telah mengadakan serangkaian pembicaraan, termasuk tiga pertemuan puncak, di tengah dorongan diplomatik global untuk menyelesaikan kebuntuan nuklir dengan Korut. Korut juga telah menggunakan diplomasi dengan Seoul untuk mencapai Washington, yang menghasilkan pertemuan puncak pada bulan Juni antara Jong-un dan Trump di Singapura.

KTT Trump-Jong-un menghasilkan pernyataan aspiratif di Semenanjung Korea yang bebas nuklir tanpa menjelaskan kapan dan bagaimana itu akan terjadi. Korut telah bersikap agresif sejak saat itu, menuduh AS membuat tuntutan sepihak dan seperti gangster tentang denuklirisasi dan bersikeras bahwa sanksi harus dicabut sebelum kemajuan dalam pembicaraan nuklir terjadi.

Situasi ini membuat Seoul berjuang guna mempertahankan suasana positif untuk dialog dan melobi pertemuan lain antara Trump dan Jong-un.

Pompeo sendiri pada Rabu lalu mengaku optimis dia akan datang dengan rencana untuk KTT kedua antara Trump dan Jong-un dan membuat kemajuan soal denuklirisasi.

Namun, ia tidak ingin terburu-buru dari tujuan yang dinyatakan sebelumnya untuk membuat Korut menanggalkan senjata nuklirnya pada akhir masa jabatan empat tahun Trump pada Januari 2021.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5604 seconds (0.1#10.140)