Singapura Kirim Pesawat dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Palu
A
A
A
SINGAPURA - Bantuan dari Singapura untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), sedang dalam perjalanan ke Indonesia. Bantuan yang sangat dibutuhkan tersebut dikirimkan bersama dua pesawat C-130.
Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (2/10/2018) Pemerintah Singapura telah menawarkan untuk mengirim pasokan kemanusiaan dan personil guna membantu Indonesia, setelah gempa bumi dan tsunami Jumat lalu di Sulteng.
Angkatan Bersenjata Singapura akan mengirimkan bantuan dan perlengkapan kemanusiaan, termasuk tenda, makanan, dan pasokan medis, melalui dua pesawat C-130 Angkatan Udara Singapura.
Setelah itu, pesawat tersebut akan terus membantu Indonesia dalam upaya penanggulangan bencana, seperti evakuasi warga sipil dari daerah yang hancur.
Angkatan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) telah menempatkan dua petugasnya untuk berpartisipasi dalam misi 10 hari ke Sulawesi Tengah oleh Asean Emergency Response and Assessment Team dari 29 September hingga 9 Oktober.
Bantuan ini dikoordinasikan oleh Asean Coordinating Center untuk Bantuan Kemanusiaan pada manajemen bencana.
MFA menambahkan bahwa SCDF juga siap mengirim tim petugas yang terpisah untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan serta upaya penanggulangan bencana.
Pemerintah Singapura juga akan memberikan sumbangan sebesar USD100 ribu sebagai dana awal untuk memulai sebuah penggalangan dana yang diluncurkan oleh Palang Merah Singapura pada hari Senin.
"Pemerintah Singapura akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam pengiriman bantuan kemanusiaan kami, dan akan dipandu oleh kebutuhan dan prioritas yang digariskan oleh Pemerintah Indonesia," kata pernyataan itu seperti dikutip dari Strait Times.
Juru bicara lembaga mitigasi bencana nasional Indonesia Sutopo Purwo Nugroho pada hari Senin mengatakan dua warga Singapura terkena dampak gempa. Pertama, Ng Kok Choong, dievakuasi dari Palu, di mana dia ikut serta dalam kompetisi paralayang, pada hari Sabtu, dan mendarat di Singapura pada hari Minggu.
Warga Singapura kedua dievakuasi ke Makassar pada hari Selasa.
Sebelumnya Presiden Indonesia Joko Widodo pada Minggu malam memberi lampu hijau bagi pemerintahnya untuk menerima bantuan internasional untuk tanggap bencana dan bantuan darurat.
Tawaran bantuan datang dari 26 negara dan dua organisasi internasional, Sutopo mengatakan kepada wartawan. Ia pun menekankan bahwa ada enam kebutuhan mendesak: transportasi udara, peralatan pengolahan air, tenda, generator, rumah sakit lapangan, dan pengasapan untuk mencegah penyakit.
Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (2/10/2018) Pemerintah Singapura telah menawarkan untuk mengirim pasokan kemanusiaan dan personil guna membantu Indonesia, setelah gempa bumi dan tsunami Jumat lalu di Sulteng.
Angkatan Bersenjata Singapura akan mengirimkan bantuan dan perlengkapan kemanusiaan, termasuk tenda, makanan, dan pasokan medis, melalui dua pesawat C-130 Angkatan Udara Singapura.
Setelah itu, pesawat tersebut akan terus membantu Indonesia dalam upaya penanggulangan bencana, seperti evakuasi warga sipil dari daerah yang hancur.
Angkatan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) telah menempatkan dua petugasnya untuk berpartisipasi dalam misi 10 hari ke Sulawesi Tengah oleh Asean Emergency Response and Assessment Team dari 29 September hingga 9 Oktober.
Bantuan ini dikoordinasikan oleh Asean Coordinating Center untuk Bantuan Kemanusiaan pada manajemen bencana.
MFA menambahkan bahwa SCDF juga siap mengirim tim petugas yang terpisah untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan serta upaya penanggulangan bencana.
Pemerintah Singapura juga akan memberikan sumbangan sebesar USD100 ribu sebagai dana awal untuk memulai sebuah penggalangan dana yang diluncurkan oleh Palang Merah Singapura pada hari Senin.
"Pemerintah Singapura akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam pengiriman bantuan kemanusiaan kami, dan akan dipandu oleh kebutuhan dan prioritas yang digariskan oleh Pemerintah Indonesia," kata pernyataan itu seperti dikutip dari Strait Times.
Juru bicara lembaga mitigasi bencana nasional Indonesia Sutopo Purwo Nugroho pada hari Senin mengatakan dua warga Singapura terkena dampak gempa. Pertama, Ng Kok Choong, dievakuasi dari Palu, di mana dia ikut serta dalam kompetisi paralayang, pada hari Sabtu, dan mendarat di Singapura pada hari Minggu.
Warga Singapura kedua dievakuasi ke Makassar pada hari Selasa.
Sebelumnya Presiden Indonesia Joko Widodo pada Minggu malam memberi lampu hijau bagi pemerintahnya untuk menerima bantuan internasional untuk tanggap bencana dan bantuan darurat.
Tawaran bantuan datang dari 26 negara dan dua organisasi internasional, Sutopo mengatakan kepada wartawan. Ia pun menekankan bahwa ada enam kebutuhan mendesak: transportasi udara, peralatan pengolahan air, tenda, generator, rumah sakit lapangan, dan pengasapan untuk mencegah penyakit.
(ian)