Khamenei Tuding Negara Arab Dalang Serangan Pawai Militer

Minggu, 23 September 2018 - 10:06 WIB
Khamenei Tuding Negara...
Khamenei Tuding Negara Arab Dalang Serangan Pawai Militer
A A A
TEHERAN - Pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh negara-negara Teluk Arab yang didukung Amerika Serikat pelaku serangan terhadap parade militer. Sebanyak 25 orang tewas, hampir setengah dari mereka adalah anggota pasukan elit Iran, Garda Revolusi.

Khamenei lantas memerintahkan pasukan keamanan untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas salah satu serangan terburuk yang pernah terjadi terhadap Garda Revolusi. Garda Revolusi adalah kekuatan militer paling kuat di negara itu yang mematuhi perintah Khamenei.

"Kejahatan ini merupakan kelanjutan dari plot negara-negara regional yang merupakan boneka Amerika Serikat, dan tujuan mereka adalah menciptakan ketidakamanan di negara kita tercinta," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya seperti disitat Reuters, Minggu (23/9/2018).

Ia tidak menyebutkan negara-negara regional yang dia yakini harus disalahkan. Israel juga sekutu utama AS yang menentang Teheran.

Sebuah gerakan oposisi etnis Arab Iran yang disebut sebagai Perlawanan Nasional Ahvaz, yang berusaha memisahkan diri di provinsi Khuzestan yang kaya minyak itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Militan Negara Islam (ISIS) juga mengaku bertanggung jawab. Tidak ada klaim yang memberikan bukti. Keempat penyerang tewas.

Stasiun televisi pemerintah menyatakan serangan yang sedikitnya melukai 70 orang menargetkan tempat menonton di mana para pejabat Iran berkumpul di kota Ahvaz untuk menyaksikan acara tahunan menandai dimulainya perang Republik Islam 1980-1988 dengan Irak.

Sementara kantor berita IRNA melaporkan perempuan dan anak-anak turut tewas dalam serangan itu.

"Para penyerang telah menyembunyikan senjata di dekat rute parade beberapa hari sebelumnya," kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, seorang juru bicara senior untuk pasukan bersenjata Iran.

Iran telah relatif stabil dibandingkan dengan negara-negara tetangga Arab yang telah bergulat dengan pergolakan sejak pemberontakan 2011 di seluruh Timur Tengah.

Tuduhan itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan saingan Iran, Arab Saudi dan sekutu Teluknya, yang bersama dengan AS telah bekerja untuk mengisolasi Republik Islam.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)