AI: Korban Pembunuhan Venezuela Lebih Buruk Daripada Zona Perang

Jum'at, 21 September 2018 - 09:16 WIB
AI: Korban Pembunuhan...
AI: Korban Pembunuhan Venezuela Lebih Buruk Daripada Zona Perang
A A A
LONDON - Lembaga HAM internasional, Amnesty International (AI), mengecam penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan Nicolas Maduro di Venezuela. AI mengatakan bahwa lebih banyak orang yang dibunuh di negara Amerika Selatan itu dari pada di beberapa zona perang.

Para penentang menuduh rezim Maduro melakukan penindasan otoriter terhadap setiap suara pembangkang selama resesi empat tahun yang telah menyebabkan 87 persen penduduk hidup dalam kemiskinan, menurut sekelompok universitas terkemuka.

Laporan AI menyoroti kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan selama operasi melawan para penjahat di permukiman miskin di kota-kota terbesar di Venezuela.

"Pejabat negara, mengadopsi metode militer, menggunakan kekerasan dengan cara yang kasar dan berlebihan, dalam beberapa kasus dengan sengaja membunuh selama operasi keamanan," kata organisasi yang membela hak asasi manusia itu dalam sebuah pernyataan.

"Dalam kasus yang didokumentasikan oleh AI, korban tidak bersenjata. Otopsi mengungkapkan luka tembak di leher, tenggorokan, kepala. Mereka terbunuh saat berlutut atau berbaring," kata Esteban Beltran, Direktur Amnesty International Spanyol.

"Jumlah pembunuhan di Venezuela lebih besar daripada di banyak negara yang berperang," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Jumat (21/9/2018).

Mariana Fontoura Marques, direktur kebijakan peradilan internasional di Amnesty International Argentina mengatakan tingkat pembunuhan Venezuela adalah 89 per 100 ribu penduduk, tiga kali lebih banyak dari negara tetangga Brasil yang dirundung kejahatan.

"Ketidakamanan adalah salah satu alasan utama yang diberikan oleh Venezuela untuk meninggalkan negara itu," tambahnya.

Kekurangan pangan dan obat-obatan serta hiperinflasi Dana Moneter Internasional mengatakan akan mencapai satu juta persen tahun ini juga telah berkontribusi pada eksodus massal.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sekitar 1,6 juta orang telah meninggalkan Venezuela sejak 2015, menimbun tekanan pada beberapa negara di dekatnya yang berjuang untuk menghadapi arus besar imigran.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0910 seconds (0.1#10.140)