Indonesia-Malaysia Dorong Pantun Jadi Warisan Budaya Dunia
A
A
A
JAKARTA - Malaysia dan Indonesia saat ini dilaporkan tengah berusaha untuk menjadikan pantun sebagai salah satu warisan budaya dunia di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Zamshari Shaharan menyatakan pantun adalah warisan budaya Malaysia dan Indonesia. Pantun, lanjut Zamshari, merupakan bukti bahwa kedua negara memiliki hubungan sejarah dan budaya yang dekat.
"Tahun 2018 juga unik ketika Malaysia dan Indonesia secara bersama-sama mendaftarkan pantun sebagai warisan dunia 'non-tangible' UNESCO," kata Zamshari, saat menyampaikan sambutan dalam perayaan Hari Nasional Malaysia di Jakarta, semalam.
Dia lalu meuturkan, upaya semacam ini harus terus dilakukan dan diperluas ke bidang-bidang yang lain. Zamshari menegaskan, persamaan budaya dan sejarah dari kedua negara harus menjadi dasar untuk memperkuat hubungan kedua negara.
"Upaya-upaya tersebut harus diperkuat dan diperluas di bidang-bidang lain. Kesamaan budaya dan sejarah harus menjadi dasar dan landasan dasar keintiman kedua negara kita dalam upaya kita untuk menjadi bangsa bangsa yang berhasil dan disegani," ujarnya, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Dikesempatan yang sama, Zamshari juga menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia atas suksesnya perhelatan Asian Games 2018, serta atas pencapaian 31 emas dalam ajang tersebut. Dia lalu berharap Indonesia juga dapat sukses menjadi tuan rumah Asian Paragames 2018 yang akan berlangsung bulan depan.
"Bukan hanya tuan rumah yang ramah, Indonesia juga menunjukkan keseriusannya dengan menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara dalam lima besar perolehan medali emas tertinggi dengan 31 emas. Selamat dan sukses Indonesia! Kami berharap dapat melihat kesuksesan serupa dalam penyelenggaraan Asian Para Games pada bulan Oktober 2018," tukasnya.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Zamshari Shaharan menyatakan pantun adalah warisan budaya Malaysia dan Indonesia. Pantun, lanjut Zamshari, merupakan bukti bahwa kedua negara memiliki hubungan sejarah dan budaya yang dekat.
"Tahun 2018 juga unik ketika Malaysia dan Indonesia secara bersama-sama mendaftarkan pantun sebagai warisan dunia 'non-tangible' UNESCO," kata Zamshari, saat menyampaikan sambutan dalam perayaan Hari Nasional Malaysia di Jakarta, semalam.
Dia lalu meuturkan, upaya semacam ini harus terus dilakukan dan diperluas ke bidang-bidang yang lain. Zamshari menegaskan, persamaan budaya dan sejarah dari kedua negara harus menjadi dasar untuk memperkuat hubungan kedua negara.
"Upaya-upaya tersebut harus diperkuat dan diperluas di bidang-bidang lain. Kesamaan budaya dan sejarah harus menjadi dasar dan landasan dasar keintiman kedua negara kita dalam upaya kita untuk menjadi bangsa bangsa yang berhasil dan disegani," ujarnya, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Dikesempatan yang sama, Zamshari juga menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia atas suksesnya perhelatan Asian Games 2018, serta atas pencapaian 31 emas dalam ajang tersebut. Dia lalu berharap Indonesia juga dapat sukses menjadi tuan rumah Asian Paragames 2018 yang akan berlangsung bulan depan.
"Bukan hanya tuan rumah yang ramah, Indonesia juga menunjukkan keseriusannya dengan menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara dalam lima besar perolehan medali emas tertinggi dengan 31 emas. Selamat dan sukses Indonesia! Kami berharap dapat melihat kesuksesan serupa dalam penyelenggaraan Asian Para Games pada bulan Oktober 2018," tukasnya.
(ian)