Abaikan AS, Erdogan: Turki Butuh Sistem Rudal S-400 Rusia
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengabaikan peringatan Amerika Serikat (AS) agar tidak membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia . Menurutnya, Ankara membutuhkan sistem pertahanan canggih tersebut.
Pernyataan itu disampaikan dalam upacara wisuda untuk perwira militer Turki pada hari Jumat. Beberapa negara NATO sekutu Ankara, termasuk AS, sudah memperingatkan Ankara agar tidak membeli S-400 Rusia karena menimbulkan ancaman terhadap pesawat tempur NATO.
"Turki membutuhkan S-400 dan kesepakatannya telah dilakukan," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters, Sabtu (1/9/2018). "Insya Allah, kami akan membelinya dalam waktu singkat."
Pihak Rostec, kontraktor pertahanan Rusia yang memproduksi sistem rudal pertahanan canggih itu mengatakan kepada Arab News bahwa pengiriman sudah dijadwalkan pada 2019.
"Mitra Turki kami meminta kami untuk mempercepat proses produksi dan pengiriman sistem (S-400), dan pabrikan memenuhi kebutuhan rekan-rekan kami. Kami berharap bahwa sistem pertama akan dikirim ke Turki pada 2019," kata Rostec melalui seorang juru bicaranya.
S-400 adalah sistem rudal surface-to-air generasi terbaru dari Moskow. Editor Jane’s Defense Weekly, Nicholas Fiorenza, mengatakan kepada Arab News bahwa pembelian sitem rudal itu adalah bagian dari "permainan regional" yang lebih luas dan dapat meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara NATO lainnya.
"Ini adalah sistem rudal dengan kemampuan signifikan," kata Fiorenza. Surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan pada 27 Desember lalu bahwa Rostec dapat memasok Turki dengan empat baterai S-400 seharga USD2,5 miliar.
Dalam komentarnya, Erdogan juga mengecam lembaga pemeringkat internasional yang dia tuduh sengaja berusaha merusak lira, mata uang Turki.
Presiden Erdogan telah membangkitkan retorikanya dalam beberapa hari terakhir di tengah krisis mata uang lira yang dipicu oleh langkah Presiden AS Donald Trump untuk menggandakan tarif ekspor baja dan aluminium Turki sebagai tanggapan atas penahanan pastor AS Andrew Brunson selama dua tahun terakhir.
Erdogan menuduh lembaga pemeringkat kredit Barat dengan sengaja mencoba untuk melemahkan sektor perbankan. Tuduhan muncul setelah Moody's dan Fitch menyoroti dampak negatif dari kekalahan mata uang di sektor perbankan.
"Jika mereka memiliki uang mereka, kita memiliki Tuhan kita. Mereka tidak bisa menggulingkan Turki dengan dolar," kata Erdogan. “Sisihkan ini, tinggalkan penipu ini, para pemeras ini. Mereka telah mengatakan banyak hal tentang kami."
Pernyataan itu disampaikan dalam upacara wisuda untuk perwira militer Turki pada hari Jumat. Beberapa negara NATO sekutu Ankara, termasuk AS, sudah memperingatkan Ankara agar tidak membeli S-400 Rusia karena menimbulkan ancaman terhadap pesawat tempur NATO.
"Turki membutuhkan S-400 dan kesepakatannya telah dilakukan," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters, Sabtu (1/9/2018). "Insya Allah, kami akan membelinya dalam waktu singkat."
Pihak Rostec, kontraktor pertahanan Rusia yang memproduksi sistem rudal pertahanan canggih itu mengatakan kepada Arab News bahwa pengiriman sudah dijadwalkan pada 2019.
"Mitra Turki kami meminta kami untuk mempercepat proses produksi dan pengiriman sistem (S-400), dan pabrikan memenuhi kebutuhan rekan-rekan kami. Kami berharap bahwa sistem pertama akan dikirim ke Turki pada 2019," kata Rostec melalui seorang juru bicaranya.
S-400 adalah sistem rudal surface-to-air generasi terbaru dari Moskow. Editor Jane’s Defense Weekly, Nicholas Fiorenza, mengatakan kepada Arab News bahwa pembelian sitem rudal itu adalah bagian dari "permainan regional" yang lebih luas dan dapat meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara NATO lainnya.
"Ini adalah sistem rudal dengan kemampuan signifikan," kata Fiorenza. Surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan pada 27 Desember lalu bahwa Rostec dapat memasok Turki dengan empat baterai S-400 seharga USD2,5 miliar.
Dalam komentarnya, Erdogan juga mengecam lembaga pemeringkat internasional yang dia tuduh sengaja berusaha merusak lira, mata uang Turki.
Presiden Erdogan telah membangkitkan retorikanya dalam beberapa hari terakhir di tengah krisis mata uang lira yang dipicu oleh langkah Presiden AS Donald Trump untuk menggandakan tarif ekspor baja dan aluminium Turki sebagai tanggapan atas penahanan pastor AS Andrew Brunson selama dua tahun terakhir.
Erdogan menuduh lembaga pemeringkat kredit Barat dengan sengaja mencoba untuk melemahkan sektor perbankan. Tuduhan muncul setelah Moody's dan Fitch menyoroti dampak negatif dari kekalahan mata uang di sektor perbankan.
"Jika mereka memiliki uang mereka, kita memiliki Tuhan kita. Mereka tidak bisa menggulingkan Turki dengan dolar," kata Erdogan. “Sisihkan ini, tinggalkan penipu ini, para pemeras ini. Mereka telah mengatakan banyak hal tentang kami."
(mas)