AS Tidak Rekomendasikan Turki Beli S-400 Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis, memperingatkan Turki untuk tidak membeli sistem pertahanan udara Rusia. Ia memperingatkan Turki bahwa AS tidak merekomendasikan pembelian tersebut.
“Turki punya pilihan untuk dibuat, keputusan berdaulat untuk dibuat. Tapi jelas Turki membawa sistem anti-pesawat, anti-rudal Rusia ke negara NATO, kita tidak bisa mengintegrasikannya ke NATO,” kata Mattis.
"Ya, itu menyangkut kami dan kami tidak merekomendasikan itu," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (29/8/2018).
AS memblokir penjualan pesawat tempur F-35 buatannya ke Turki awal bulan ini sebagai tanggapan atas keputusan Ankara untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Namun, Turki bermaksud untuk terus maju dengan rencana pembelian tersebut, dan sudah melakukan pembayaran pertama untuk sistem tersebut tahun lalu.
Eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport mengatakan, batch pertama sistem S-400 akan dikirimkan ke Turki tahun depan.Baca Juga: Rusia Pasok Sistem Rudal S-400 ke Turki Tahun Depan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membela keputusannya untuk membeli sistem pertahanan itu dari Rusia. Erdogan beralasan bahwa AS telah menolak permintaannya untuk memberikan lebih banyak perangkat keras selama bertahun-tahun.
"Apakah kita akan bergantung pada AS lagi?" kata orang kuat Turki itu pada bulan Juni.
“Ketika kami telah menuntut dari mereka selama bertahun-tahun, jawaban yang telah diberikan kepada kami adalah: Kongres (AS) tidak memungkinkan,” ujarnya.
Pada saat itu, Erdogan menambahkan bahwa ia sepenuhnya bermaksud untuk menggunakan sistem pertahanan baru.
“Kami tidak akan membeli S-400 dan menempatkannya di gudang. Kami akan menggunakannya jika perlu,” cetusnya.
“Ini adalah sistem pertahanan. Apa yang akan kita lakukan jika tidak menggunakan sistem pertahanan ini?” tanyanya.
Keretakan hubungan yang semakin dalam antara AS dan Turki atas S-400 telah diperparah oleh penahanan terus menerus pendeta Amerika, Andrew Brunson. Brunson telah ditahan di Turki sejak 2016 atas dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta yang gagal melawan pemerintah Erdogan, dan terancam hukuman 35 tahun penjara.
Ketika perang kata-kata atas Brunson meningkat, Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif baja dan aluminium pada impor Turki hingga 50 dan 20 persen masing-masing awal bulan ini. Ankara membalas dengan menaikkan tarif pada 22 produk buatan Amerika, mulai dari mobil hingga tembakau dan juga mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap langkah AS.
“Turki punya pilihan untuk dibuat, keputusan berdaulat untuk dibuat. Tapi jelas Turki membawa sistem anti-pesawat, anti-rudal Rusia ke negara NATO, kita tidak bisa mengintegrasikannya ke NATO,” kata Mattis.
"Ya, itu menyangkut kami dan kami tidak merekomendasikan itu," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (29/8/2018).
AS memblokir penjualan pesawat tempur F-35 buatannya ke Turki awal bulan ini sebagai tanggapan atas keputusan Ankara untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Namun, Turki bermaksud untuk terus maju dengan rencana pembelian tersebut, dan sudah melakukan pembayaran pertama untuk sistem tersebut tahun lalu.
Eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport mengatakan, batch pertama sistem S-400 akan dikirimkan ke Turki tahun depan.Baca Juga: Rusia Pasok Sistem Rudal S-400 ke Turki Tahun Depan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membela keputusannya untuk membeli sistem pertahanan itu dari Rusia. Erdogan beralasan bahwa AS telah menolak permintaannya untuk memberikan lebih banyak perangkat keras selama bertahun-tahun.
"Apakah kita akan bergantung pada AS lagi?" kata orang kuat Turki itu pada bulan Juni.
“Ketika kami telah menuntut dari mereka selama bertahun-tahun, jawaban yang telah diberikan kepada kami adalah: Kongres (AS) tidak memungkinkan,” ujarnya.
Pada saat itu, Erdogan menambahkan bahwa ia sepenuhnya bermaksud untuk menggunakan sistem pertahanan baru.
“Kami tidak akan membeli S-400 dan menempatkannya di gudang. Kami akan menggunakannya jika perlu,” cetusnya.
“Ini adalah sistem pertahanan. Apa yang akan kita lakukan jika tidak menggunakan sistem pertahanan ini?” tanyanya.
Keretakan hubungan yang semakin dalam antara AS dan Turki atas S-400 telah diperparah oleh penahanan terus menerus pendeta Amerika, Andrew Brunson. Brunson telah ditahan di Turki sejak 2016 atas dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta yang gagal melawan pemerintah Erdogan, dan terancam hukuman 35 tahun penjara.
Ketika perang kata-kata atas Brunson meningkat, Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif baja dan aluminium pada impor Turki hingga 50 dan 20 persen masing-masing awal bulan ini. Ankara membalas dengan menaikkan tarif pada 22 produk buatan Amerika, mulai dari mobil hingga tembakau dan juga mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap langkah AS.
(ian)