Jepang Anggap Militer Korut Masih Jadi Ancaman Mengerikan

Selasa, 28 Agustus 2018 - 10:59 WIB
Jepang Anggap Militer...
Jepang Anggap Militer Korut Masih Jadi Ancaman Mengerikan
A A A
TOKYO - Pemerintah Jepang mengatakan pada hari Selasa (28/8/2018) bahwa militer Korea Utara (Korut) masih menjadi ancaman yang mengerikan bagi keamanannya.

Kekhawatiran masih dirasakan Tokyo, meski rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un sudah berhenti melakukan uji coba rudal balistik dan komitmen untuk denuklirisasi di semenanjung Korea.

"Kegiatan militer Korea Utara merupakan ancaman paling serius dan mendesak yang dihadapi negara kami," bunyi laporan buku putih tahunan yang diterbitkan hari Selasa oleh Kementerian Pertahanan Jepang.

Dokumen itu menguraikan masalah keamanan tentang Korea Utara yang memiliki senjata nuklir. Tokyo juga khawatir dengan kekuatan militer dan ambisi teritorial China yang semakin besar. Ambisi Rusia untuk membangun kembali kekuatannya tak luput dari sorotan.

Tokyo merasa terkepung oleh musuh potensial di Asia Timur setelah melihat geliat militer Korut, China dan Rusia.

Penilaian keamanan terbaru itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba membatalkan rencana perjalanan keempat Menteri Luar Negeri Michael Pompeo ke Pyongyang pekan ini sebagai bagian dari upaya baru untuk mendorong Korea Utara melucuti senjata nuklir dan rudal balistiknya.

Kim Jong-un telah komitmen melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea setelah melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Trump di Singapura bulan Juni lalu. Trump kala itu memuji pertemuannya dengan Kim sebagai keberhasilan dan dia setuju untuk menghentikan latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan.

Namun, negosiasi sejak itu terhenti dengan Washington menuntut langkah nyata Korut dalam denukliriasi. Sedangkan Pyongyang meminta konsesi AS terlebih dahulu.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, sejak pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Singapura, negaranya tidak akan mengubah pendirian militernya terhadap tetangganya tersebut sampai denuklirisasi bisa diverifikasi.

"Kami harus terus mengawasi Korea Utara untuk melihat tindakan nyata apa yang diperlukan untuk menanggalkan (program) senjata nuklir dan rudalnya," lanjut dokumen Kementerian Pertahanan Jepang, seperti dikutip Reuters.

Tokyo mencatat bahwa rezim Pyongyang telah melakukan tiga uji coba senjata nuklir dan menembakkan 40 rudal balistik sejak awal 2016. Beberapa rudal balistik telah telah melewati wilayah udara Jepang.

Pemerintah Abe pada bulan lalu menyatakan bahwa mereka berencana membeli dua stasiun pelacakan radar pertahanan udara Aegis Ashore dari AS untuk meningkatkan pertahanannya terhadap ancaman serangan rudal Korea Utara. Peralatan, yang akan dikerahkan bersama dengan baterai rudal pencegat, juga bisa untuk melawan potensi ancaman dari China.

"Ketika kekuatan China bangkit, kekuatan militernya dengan cepat berkembang," imbuh dokumen Kementerian Pertahanan Jepang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2034 seconds (0.1#10.140)