Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Mengundurkan Diri

KABUL - Penasehat Keamanan Nasional Afghanistan, salah satu pembantu paling berpengaruh bagi Presiden Ashraf Ghani, mengundurkan diri. Seorang pejabat menilai langkah ini diambil agar bisa ikut dalam pertarungan pemilu tahun depan.

"Pengunduran diri Hanif Atmar diterima oleh Ghani," ujar juru bicara kepresidenan Haroon Chakhansuri seperti dikutip dari Reuters, Minggu (26/8/2018).

Juru bicara itu tidak memberikan alasan resmi untuk pengunduran diri mendadak itu, tetapi salinan surat pengunduran diri Atmar yang diperoleh oleh Reuters mengatakan telah terjadi perbedaan serius atas kebijakan dan prinsip dengan kepemimpinan pemerintah.

Seorang pejabat senior pemerintah yang dekat dengan Atmar, yang berbicara dengan syarat bahwa namanya tidak digunakan, mengatakan mantan penasehat keamanan itu mempertimbangkan untuk melawan Ghani pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

"Dia mengundurkan diri karena dia bersiap untuk mencalonkan diri untuk pemilihan presiden tahun depan," kata pejabat itu.

Atmar (49) telah dianggap sebagai pejabat kedua paling kuat di Afghanistan sejak ia menjadi penasihat keamanan nasional setelah Ghani dilantik sebagai presiden pada akhir 2014.

Ia juga menjabat sebagai menteri dalam negeri di bawah pemerintahan mantan Presiden Hamid Karzai sebelum dipecat pada 2010 setelah gerilyawan Taliban menyerang "jirga perdamaian" yang merupakan upaya awal untuk mengakhiri perang yang kini berusia 17 tahun dengan Taliban.

Rincian persis keretakan dengan Ghani tidak segera jelas, tetapi dalam seminggu terakhir pemerintah Afghanistan menolak untuk menghadiri pembicaraan damai yang diselenggarakan oleh Rusia yang diharapkan akan dihadiri oleh perwakilan Taliban.

Atmar, yang memulai karir keamanannya dengan pemerintah yang didukung Uni Soviet pada akhir 1980-an, masih terlihat dekat dengan Rusia.

Ghani pada Sabtu menunjuk Hamdullah Mohib (35) duta besar Afghanistan untuk Amerika Serikat, untuk menggantikan Atmar sebagai penasihat keamanan nasional, kata jurubicara kepresidenan.