Krisis Ekonomi Memaksa Para Perempuan Venezuela Jadi PSK

Jum'at, 24 Agustus 2018 - 23:39 WIB
Krisis Ekonomi Memaksa...
Krisis Ekonomi Memaksa Para Perempuan Venezuela Jadi PSK
A A A
CUCUTA - Krisis ekonomi parah yang melanda Venezuela telah mamaksa para perempuan di negara itu beralih menjadi pekerja seks komersial (PSK) di Kolombia. Pekerjaan itu mereka jalani agar bisa bertahan hidup.

Laporan investigasi Sky News menemukan sejumlah perempuan Venezuela menjalani bisnis syahwat itu di jalan-jalan di kota perbatasan Cucuta.

Di sebuah kelab rumah bordil, mayoritas perempuan yang bekerja sebagai PSK adalah warga Venezuela. Ada 60 perempuan yang mempromosikan diri di rumah bordil tersebut, di mana hanya dua orang yang merupakan warga Kolombia dan sisanya warga Venezuela.

Seorang perempuan dengan dua anak asal Venezuela mengaku menjalani pekerjaan itu. Dia dulunya adalah seorang ballerina dan pengusaha di Venezuela. Namun, runtuhnya ekonomi membuat semuanya berubah. "Saya akan meninggalkan ini jika ada pilihan lain," katanya kepada Sky News, dengan identitas dilindungi.

"Ini adalah pekerjaan yang memalukan, tetapi pilihan apa yang saya miliki?," ujarnya, yang dilansir Jumat (24/8/2018).

"Saya harus menghasilkan uang untuk merawat anak-anak saya dan memberi mereka makan. Tidak ada apa-apa di Venezuela."

"Satu-satunya cara untuk menaruh makanan di atas meja untuk anak-anak saya adalah bepergian ke sini ke Kolombia dan menjual tubuh saya," paparnya.

Perempuan Venezuela lainnya, yakni seorang ibu dengan satu anak lelaki berumur satu tahun, mengaku profesi awalnya adalah seorang penata rambut.

"Jika segalanya menjadi lebih baik di Venezuela, saya ingin mendirikan bisnis saya sendiri," katanya.

Para perempuan itu mengatakan pilihan mereka sangat terbatas. "Apa pun akan lebih baik. Saya melakukan ini karena saya harus melakukan ini," kata perempuan kedua yang diwawancarai Sky News dengan identitas dilindungi.

"Saya tidak memakai narkoba, saya tidak minum. Saya hanya melakukan ini. Jika saya bisa melakukan sesuatu yang lebih baik, saya akan melakukannya...dan saya akan segera menghentikan ini," ujarnya.

Krisis ekonomi di negara yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro itu memang sangat parah, yakni mengalami hiperinflasi. Telur bahkan menjadi mata uang, layaknya sistem barter.

Para perempuan tersebut berbicara tentang perasaan tidak berdaya dan rentan. Menurut mereka, pilihan pekerjaan seperti itu sangat terbatas, dan tanpa dokumen resmi untuk meninggalkan Venezuela secara legal dalam jangka panjang.

Tetapi, jalan-jalan di Cucuta sudah penuh sesak dengan orang-orang Venezuela yang mencoba mencari pilihan lain dan kehidupan yang lebih baik.

Tak sedikit dari mereka tidur di trotoar. Para warga dari salah satu negara kayak minyak di Amerika Latin, itu hidup melarat dan terpaksa mengemis.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0894 seconds (0.1#10.140)