Air France dan British Airways Akhiri Penerbangan ke Teheran
A
A
A
PARIS - Maskapai penerbangan Air France dan British Airways mengumumkan akan menghentikan penerbangan ke Teheran bulan depan. Penghentian sebagai dampak rendahnya profitabilitas karena sanki yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS).
Air France, yang telah melakukan koneksi ke Ibu Kota Iran melalui operator murahnya, Joon, mengatakan akan menghentikan rute pada 18 September. Air France menyalahkan kelangsungan komersial yang buruk.
"Maskapai Prancis itu telah mengurangi jaringannya dari Paris ke Teheran yang awalnya tiga dalam seminggu menjadi hanya satu awal pada bulan ini," kata dinas komunikasi seperti dikutip dari AFP, Jumat (24/8/2018).
British Airways juga mengumumkan bahwa pihaknya akan membatalkan layanan penerbangan dari London ke Teheran karena saat ini tidak layak secara komersial.
"Penerbangan terakhir ke Teheran akan dilakukan pada 22 September, dan penerbangan terakhir dari Teheran akan dilakukan pada 23 September," maskapai berbendera Inggris itu menambahkan.
British Airways mengatakan keputusannya tidak terkait dengan penjatuhan sanksi oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Iran, yang telah mendorong banyak bisnis asing keluar dari negara itu.
Maskapai penerbangan Belanda KLM - bagian dari kelompok yang sama dengan Air France - mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya juga menangguhkan penerbangan ke Teheran karena hasil negatif dan prospek keuangan.
Maskapai itu mengatakan sedang berdiskusi dengan maskapai mitra untuk menawarkan opsi rebooking kepada pelanggan, atau akan menawarkan pengembalian uang penuh.
Air France telah melanjutkan penerbangan ke Teheran pada April 2016 setelah penandatanganan kesepakatan antara Iran dan kekuatan internasional. Kesepakatan itu menawarkan bantuan sanksi dengan imbalan jaminan bahwa Republik Islam Iran tidak akan mengejar senjata nuklir.
Lufthansa dan Alitalia adalah perusahaan Eropa yang masih menjalankan penerbangan ke Iran meskipun ada pengumuman penjatuhan sanksi dari AS.
AS pada bulan Mei lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Negara adikuasa itu lantas memberlakukan kembali sanksi terhadap Tehran dalam dua fase pada bulan Agustus dan November.
Pihak-pihak lain dalam kesepakatan nuklir - Inggris, Prancis, Jerman, China dan Rusia - telah bersumpah untuk bertahan dalam perjanjian itu. Namun, perusahaan mereka berisiko besar mendapat hukuman dari AS jika mereka terus melakukan bisnis di Iran.
Perusahaan-perusahaan Prancis termasuk di antara mereka yang paling ingin merebut peluang bisnis di Republik Islam setelah kesepakatan tahun 2015.
Pada Senin, raksasa minyak Perancis Total mengumumkan bahwa mereka telah secara resmi menghentikan proyek gas multi-miliar dolar di negara tersebut.
Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian perusahaan besar internasional untuk menarik diri, termasuk produsen mobil Jerman, Daimler, Deutsche Telekom, dan Deutsche Bahn.
Air France, yang telah melakukan koneksi ke Ibu Kota Iran melalui operator murahnya, Joon, mengatakan akan menghentikan rute pada 18 September. Air France menyalahkan kelangsungan komersial yang buruk.
"Maskapai Prancis itu telah mengurangi jaringannya dari Paris ke Teheran yang awalnya tiga dalam seminggu menjadi hanya satu awal pada bulan ini," kata dinas komunikasi seperti dikutip dari AFP, Jumat (24/8/2018).
British Airways juga mengumumkan bahwa pihaknya akan membatalkan layanan penerbangan dari London ke Teheran karena saat ini tidak layak secara komersial.
"Penerbangan terakhir ke Teheran akan dilakukan pada 22 September, dan penerbangan terakhir dari Teheran akan dilakukan pada 23 September," maskapai berbendera Inggris itu menambahkan.
British Airways mengatakan keputusannya tidak terkait dengan penjatuhan sanksi oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Iran, yang telah mendorong banyak bisnis asing keluar dari negara itu.
Maskapai penerbangan Belanda KLM - bagian dari kelompok yang sama dengan Air France - mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya juga menangguhkan penerbangan ke Teheran karena hasil negatif dan prospek keuangan.
Maskapai itu mengatakan sedang berdiskusi dengan maskapai mitra untuk menawarkan opsi rebooking kepada pelanggan, atau akan menawarkan pengembalian uang penuh.
Air France telah melanjutkan penerbangan ke Teheran pada April 2016 setelah penandatanganan kesepakatan antara Iran dan kekuatan internasional. Kesepakatan itu menawarkan bantuan sanksi dengan imbalan jaminan bahwa Republik Islam Iran tidak akan mengejar senjata nuklir.
Lufthansa dan Alitalia adalah perusahaan Eropa yang masih menjalankan penerbangan ke Iran meskipun ada pengumuman penjatuhan sanksi dari AS.
AS pada bulan Mei lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Negara adikuasa itu lantas memberlakukan kembali sanksi terhadap Tehran dalam dua fase pada bulan Agustus dan November.
Pihak-pihak lain dalam kesepakatan nuklir - Inggris, Prancis, Jerman, China dan Rusia - telah bersumpah untuk bertahan dalam perjanjian itu. Namun, perusahaan mereka berisiko besar mendapat hukuman dari AS jika mereka terus melakukan bisnis di Iran.
Perusahaan-perusahaan Prancis termasuk di antara mereka yang paling ingin merebut peluang bisnis di Republik Islam setelah kesepakatan tahun 2015.
Pada Senin, raksasa minyak Perancis Total mengumumkan bahwa mereka telah secara resmi menghentikan proyek gas multi-miliar dolar di negara tersebut.
Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian perusahaan besar internasional untuk menarik diri, termasuk produsen mobil Jerman, Daimler, Deutsche Telekom, dan Deutsche Bahn.
(ian)