Bolton: Hentikan Iran Miliki Senjata Nuklir Jadi Prioritas AS
A
A
A
TEL AVIV - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton saat bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa mencegah Iran memperoleh senjata nuklir adalah prioritas utama Washington.
Bertemu di kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem, Bolton, seperti dilansir Xinhua pada Selasa (21/8), mengatakan bahwa kemampuan militer Iran adalah salah satu masalah utama bagi AS.
"Itu sebabnya kami bekerja dengan teman-teman kami di Eropa untuk meyakinkan mereka tentang perlunya mengambil langkah lebih kuat terhadap senjata nuklir Iran dan program rudal balistiknya," ucap Bolton.
Dia lalu mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah sesuatu yang sangat buruk dan itulah mengapa Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu pada bulan lalu.
Netanyahu pada gilirannya menyatakan bahwa dia setuju bahwa kesepakatan itu adalah sebuah bencana. Dia lalu berterima kasih kepada Trump karena memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
"Diskusi dengan Bolton bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan kami bahkan lebih dekat pada masalah Iran, di Suriah, (dan) di Gaza," ucap Netanyahu.
Bertemu di kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem, Bolton, seperti dilansir Xinhua pada Selasa (21/8), mengatakan bahwa kemampuan militer Iran adalah salah satu masalah utama bagi AS.
"Itu sebabnya kami bekerja dengan teman-teman kami di Eropa untuk meyakinkan mereka tentang perlunya mengambil langkah lebih kuat terhadap senjata nuklir Iran dan program rudal balistiknya," ucap Bolton.
Dia lalu mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah sesuatu yang sangat buruk dan itulah mengapa Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu pada bulan lalu.
Netanyahu pada gilirannya menyatakan bahwa dia setuju bahwa kesepakatan itu adalah sebuah bencana. Dia lalu berterima kasih kepada Trump karena memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
"Diskusi dengan Bolton bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan kami bahkan lebih dekat pada masalah Iran, di Suriah, (dan) di Gaza," ucap Netanyahu.
(esn)