Bela Iran, Uni Eropa Melawan Ancaman AS
A
A
A
BRUSSELS - Presiden Donald Trump mengancam siapa pun di dunia yang menjalin hubungan dengan Iran tidak akan bisa berbisnis dengan Amerika Serikat (AS). Namun, Uni Eropa (UE) nekat melawan ancaman Amerika Serikat (AS) dengan menolak mematuhi sanksi Washington yang dijatuhkan pada Iran tersebut.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini, memperingatkan semua perusahaan Uni Eropa untuk tidak mematuhi sanksi Washington dan tetap berbisnis dengan Teheran. Jika peringatan itu diabaikan, dia mengancam akan menghukum sendiri perusahaan UE tersebut.
Peringatan Mogherini itu disampaikan ajudannya, Nathalie Tocci kepada BBC Radio 4, yang dilansir semalam (7/8/2018).
"Jika perusahaan-perusahaan Uni Eropa mematuhi sanksi sekunder AS, mereka pada gilirannya akan dikenakan sanksi oleh Uni Eropa," kata Tocci.
Menurut Tocci, langkah itu akan menunjukkan kepada Iran bahwa orang-orang Eropa serius menjaga kesepakatan nuklir Iran 2015 yang secara resmi bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA ditekan Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) tahun 2015. Namun, sejak AS di bawah kendali kekuasaan Donald Trump, Washington keluar atau mengkhianati perjanjian tersebut pada Mei 2018.
Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo internasional yang menyengsarakan rakyat Teheran selama bertahun-tahun akan dicabut.
Setelah keluar dari JCPOA 2015, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Tindakan itu dikecam banyak pihak, terutama Iran dan penandatangan perjanjian nuklir.
Trump menginginkan kesepakatan baru, yang tujuannya juga untuk mengakhiri program rudal dan nuklir Iran serta mengakhiri pengaruh Iran di di kawasan regional.
Ketika sanksi AS diperkenalkan kembali pada Iran mulai hari Senin, Trump mengancam setiap negara yang menjalin bisnis dengan Teheran. "Siapa pun yang melakukan bisnis dengan Iran, tidak akan bisa melakukan bisnis dengan Amerika Serikat. Semua demi dunia damai, tidak kurang!," tulis Trump di Twitter via akun @realDonaldTrump.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini, memperingatkan semua perusahaan Uni Eropa untuk tidak mematuhi sanksi Washington dan tetap berbisnis dengan Teheran. Jika peringatan itu diabaikan, dia mengancam akan menghukum sendiri perusahaan UE tersebut.
Peringatan Mogherini itu disampaikan ajudannya, Nathalie Tocci kepada BBC Radio 4, yang dilansir semalam (7/8/2018).
"Jika perusahaan-perusahaan Uni Eropa mematuhi sanksi sekunder AS, mereka pada gilirannya akan dikenakan sanksi oleh Uni Eropa," kata Tocci.
Menurut Tocci, langkah itu akan menunjukkan kepada Iran bahwa orang-orang Eropa serius menjaga kesepakatan nuklir Iran 2015 yang secara resmi bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA ditekan Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) tahun 2015. Namun, sejak AS di bawah kendali kekuasaan Donald Trump, Washington keluar atau mengkhianati perjanjian tersebut pada Mei 2018.
Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo internasional yang menyengsarakan rakyat Teheran selama bertahun-tahun akan dicabut.
Setelah keluar dari JCPOA 2015, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Tindakan itu dikecam banyak pihak, terutama Iran dan penandatangan perjanjian nuklir.
Trump menginginkan kesepakatan baru, yang tujuannya juga untuk mengakhiri program rudal dan nuklir Iran serta mengakhiri pengaruh Iran di di kawasan regional.
Ketika sanksi AS diperkenalkan kembali pada Iran mulai hari Senin, Trump mengancam setiap negara yang menjalin bisnis dengan Teheran. "Siapa pun yang melakukan bisnis dengan Iran, tidak akan bisa melakukan bisnis dengan Amerika Serikat. Semua demi dunia damai, tidak kurang!," tulis Trump di Twitter via akun @realDonaldTrump.
(mas)