10 Serangan Terhadap Pemimpin Dunia yang Tertangkap Kamera

JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro selamat dari upaya pembunuhan setelah menjadi target serangan oleh drone yang meledak saat memberikan pidato di Caracas. Video serangan itu telah menjadi viral.

Terkait dengan kejadian tersebut, sejumlah pemimpin dunia juga pernah menjadi sasaran serangan yang gagal dalam sedekade terakhir dan diabadikan kamera. Berikut adalah daftar serangan tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Senin (6/8/2018).

Venezuela: Nicolas Maduro

Rekaman dramatis dari upaya pembunuhan Maduro menunjukkan pidato Presiden terganggu oleh ledakan di suatu tempat di luar kamera. Para pengawal dan pejabat militer di dekatnya dengan cepat bergegas membentuk apa yang segera dijuluki sebagai "perisai cinta."
Serangan yang diduga dilakukan oleh pesawat tak berawak itu menyebabkan tujuh orang terluka, tetapi tidak ada korban jiwa. Maduro menyalahkan kelompok sayap kanan Venezuela, Kolombia, dan pemodal dari negeri kaya minyak yang berbasis di Florida sebagai dalang dari upaya untuk mengakhiri hidupnya.

Zimbabwe: Emmerson Mnangagwa

Pada Juni 2018, tak lama setelah menyapa orang-orang di Bulawayo, kota terbesar kedua Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, lolos dari upaya pembunuhan setelah sebuah granat meledak di dekat tempat dia berjalan.
Mnangagwa, yang menjadi presiden Zimbabwe pada akhir 2017 setelah pemimpin lama Robert Mugabe dikudeta oleh militer, berhasil melarikan diri tanpa cedera. Namun beberapa anggota rombongannya, termasuk dua wakil presiden, terluka. Dua personel keamanan tewas akibat ledakan itu.

Amerika Serikat: Donald Trump

Selama pemilihan presiden 2016, calon presiden yang juga taipan real estat, Donald Trump, menghadapi berbagai ancaman. Pada bulan Juni 2016, selama kampanye di Las Vegas, Nevada, seorang warga negara Inggris, Michael Steven Sandford berusaha mengambil pistol seorang perwira untuk menembak dan membunuh Trump. Polisi langsung menanggapi dan menciduk Sandford ke tahanan

Trump kemudian muncul dan mengatakan kepada para pendukungnya: "Kami mencintai polisi kami!" setelah calon pembunuhnya dicokok dan dibawa pergi. "Terima kasih, terima kasih petugas!" Trump mengatakan sebelum melanjutkan pidatonya seperti yang direncanakan.

Serangan itu adalah satu-satunya peristiwa yang mengancam jiwanya selama kampanye, dengan Sandford dideportasi ke Inggris pada Mei 2017 setelah menjalani hukuman kurang dari satu tahun di penjara.

Dua insiden lainnya terjadi selama kampanye, satu di bulan Maret 2016 di Ohio ketika seorang pria mencoba menyerbu panggung Trump yang tengah berpidato. Untuk sesaat, Trump berterima kasih kepada orang banyak yang memperingatkannya, dan bercanda: "Saya sudah siap untuk itu, tetapi jauh lebih mudah jika polisi yang melakukannya," sebelum melanjutkan pidatonya.
Akhirnya, pada tanggal 5 November 2016, hanya beberapa hari sebelum pemilihan, Trump dilarikan dari panggung di Reno, Nevada setelah seseorang di kerumunan berteriak 'Senjata!' Setelah kembali, Trump mengatakan kepada pendukungnya: "Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah bagi kami, tetapi kami tidak akan pernah dihentikan, tidak pernah dihentikan." Senjata api itu terbukti tidak benar.

Jerman: Mario Draghi

Pada bulan April 2015, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menghadiri sebuah pertemuan yang tidak menyenangkan. Seorang demonstran perempuan melompat ke atas meja yang didudukinya dan mulai melemparkan kertas dan confetti kepadanya sambil berteriak 'Akhiri kediktatoran ECB' di sebuah jumpa pers di Frankfurt, Jerman sebelum diselamatkan oleh petugas keamanan.
Jerman: Vladimir Putin

Presiden Rusia menghadapi pertemuan serupa pada April 2013 di Hannover, Jerman ketika seorang aktivis Femen yang bertelanjang dada menyerbunya, memanggilnya "diktator," dengan seorang wanita kedua juga mencoba untuk memburunya beberapa saat kemudian. Sementara terkejut, Putin tampak geli dan bisa terlihat tersenyum di belakang pengawal Rusia dan Jerman.
Bulgaria: Ahmed Dogan

Pada Januari 2013, politisi keturunan Turki Bulgaria Ahmed Dogan mendadak tenar setelah menunjukkan keberanianya. Bagaimana tidak, saat tengah berpidato di sebuah acara seorang pria menodong pistol ke kepalanya. Alih-alih terdiam, politisi itu menyerang balik dengan menyerang lengan pria tersebut. Ia kemudian terlibat pergulatan sebelum pihak keamanan masuk untuk membantu.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa pistol itu adalah pistol gas dengan kartrid kosong. Penyerang, seorang Turki Bulgaria lainnya, menerima tiga setengah bulan di penjara karena kejahatan itu.

Prancis: Nicolas Sarkozy

Pada Juni 2011, Presiden Prancis Nicholas Sarkozy bertemu dengan seorang pria di Prancis selatan saat sedang berjalan-jalan. Pria itu menarik pundak Sarkozy dan membuatnya hampir jatuh ke tanah sebelum kemudian berhasil meloloskan diri. Sarkozy hanya bisa memandang saat petugas keamanan yang menangani penyerangnya. Sarkozy tidak mengajukan tuntutan terhadap pria itu, yang akhirnya melakukan pengabdian masyarakat selama dua hari untuk serangan itu.
Italia: Silvio Berlusconi

Pada bulan Desember 2009, selama unjuk rasa di Milan, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dihantam oleh sebuah objek yang dilemparkan oleh seseorang di tengah keramaian. Akibatnya Berlusconi menderita patah hidung dan luka di giginya. Sambil tetap menantang, Berlusconi keluar dari mobilnya dan mengintip ke kerumunan untuk mencoba menemukan penyerangnya sebelum kembali dan diusir.
Irak: George W. Bush

Pada akhir 2008, Presiden AS George W. Bush berhasil menghindari serangan sepatu oleh jurnalis Irak Muntadhar al-Zaidi saat konferensi pers dengan Perdana Menteri Irak. Selama melakukan serangan itu, al-Zaidi meneriaki kata-kata kotor kepada Bush, menyebutnya "anjing," dan mengatakan "Ini adalah ciuman perpisahan dari rakyat Irak." "Ini untuk para janda dan anak yatim dan semua yang terbunuh di Irak," teriaknya sambil melemparkan sepatu kedua.
A-Zaidi dipukuli oleh petugas keamanan, dan dihukum sembilan bulan penjara, selama waktu itu dia disiksa, sebelum dibebaskan pada September 2009. Tindakan pembangkangan wartawan itu dengan cepat berubah menjadi meme online.

Georgia: Mikheil Saakashvili

Mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili juga pernah mengalami serangan. Namun belum jelas apakan ini sebuah serangan politik atau bukan. Pasalnya belum jelas apakah benar pesawat jet Rusia telah memaksanya untuk berlindung selama kunjungan ke Gori pada Agustus 2008. Namun media Barat secara luas menyebutnya sebagai kemungkinan upaya pembunuhan.
Rekaman video dramatis selama konflik Agustus 2008 di Ossetia Selatan, perang lima hari dimulai setelah Saakashvili melancarkan serangan terhadap salah satu provinsi Georgia yang memisahkan diri, membunuh pasukan penjaga perdamaian Rusia dalam prosesnya dan memicu respons militer Rusia.