AS Tegaskan Tidak Terlibat Upaya Pembunuhan Maduro
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih membantah Amerika Serikat (AS) berada di belakang upaya pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Presiden Venezuela Nicolas Maduro selamat dari upaya pembunuhan saat pesawat tak berawak (drone) meledak ketika ia berpidato dalam sebuah acara militer.
"Saya dapat mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada keterlibatan pemerintah AS dalam hal ini," kata penasihat keamanan nasional untuk Gedung Putih, John Bolton, dalam wawancara dengan Fox News.
Sebaliknya, Bolton menyebut pemerintah Maduro sendiri yang berada di balik serangan itu dengan alasan korupsi dan penindasan meluas di Venezuela.
"Itu bisa menjadi dalih yang dibentuk oleh rezim Maduro sendiri untuk sesuatu yang lain," kata Bolton, menambahkan bahwa tidak ada orang Amerika yang terluka dalam ledakan itu.
"Jika pemerintah Venezuela memiliki informasi keras yang ingin mereka tunjukkan kepada kami yang akan menunjukkan potensi pelanggaran hukum kriminal oleh AS, kami akan melihat serius," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/8/2018).
Maduro kerap menyalahkan Amerika Serikat, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat di pemerintahannya, tentang persekongkolan. Ia juga menyalahkan politisi AS karena mengobarkan rencana untuk menggulingkannya agar mengakhiri hampir dua dekade sosialisme di Venezuela.
Sebuah kelompok kecil yang disebut "Gerakan Tentara Nasional di T-shirt" mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Maduro sendiri tidak terluka saat ledakan.
Venezuela menderita di bawah tahun kelima krisis ekonomi yang parah yang telah melahirkan malnutrisi dan hiperinflasi. Kondisi ini menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi melintasi perbatasan ke Kolombia dan Brasil.
"Saya dapat mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada keterlibatan pemerintah AS dalam hal ini," kata penasihat keamanan nasional untuk Gedung Putih, John Bolton, dalam wawancara dengan Fox News.
Sebaliknya, Bolton menyebut pemerintah Maduro sendiri yang berada di balik serangan itu dengan alasan korupsi dan penindasan meluas di Venezuela.
"Itu bisa menjadi dalih yang dibentuk oleh rezim Maduro sendiri untuk sesuatu yang lain," kata Bolton, menambahkan bahwa tidak ada orang Amerika yang terluka dalam ledakan itu.
"Jika pemerintah Venezuela memiliki informasi keras yang ingin mereka tunjukkan kepada kami yang akan menunjukkan potensi pelanggaran hukum kriminal oleh AS, kami akan melihat serius," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/8/2018).
Maduro kerap menyalahkan Amerika Serikat, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat di pemerintahannya, tentang persekongkolan. Ia juga menyalahkan politisi AS karena mengobarkan rencana untuk menggulingkannya agar mengakhiri hampir dua dekade sosialisme di Venezuela.
Sebuah kelompok kecil yang disebut "Gerakan Tentara Nasional di T-shirt" mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Maduro sendiri tidak terluka saat ledakan.
Venezuela menderita di bawah tahun kelima krisis ekonomi yang parah yang telah melahirkan malnutrisi dan hiperinflasi. Kondisi ini menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi melintasi perbatasan ke Kolombia dan Brasil.
(ian)