Indonesia Hendak Serahkan Superyacht Buruan FBI ke Malaysia

Minggu, 05 Agustus 2018 - 11:02 WIB
Indonesia Hendak Serahkan Superyacht Buruan FBI ke Malaysia
Indonesia Hendak Serahkan Superyacht Buruan FBI ke Malaysia
A A A
JAKARTA - Kapal pesiar mewah atau superyacht Equanimity buruan FBI Amerika Serikat (AS) yang disita polisi Indonesia dilaporkan hendak diserahkan ke pemerintah Malaysia. Kapal pesiar senilai USD250 juta itu disebut-sebut terkait skandal korupsi 1MDB.

Kapal pesiar Equanimity diduga milik pengusaha Low Taek Jho. Kapal itu telah meninggalkan pelabuhan Tanjung Benoa, Bali, pada Sabtu (4/8/2018) menuju Batam.

Media Malaysia, The Star, mengutip sumber terkait melaporkan bahwa superyacht Equanimity akan tiba di pelabuhan Batu Ampar, Batam, pada hari Senin (6/8/2018) besok sebelum akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Malaysia.

"Kapal itu berlayar dari pelabuhan Tanjung Benoa Sabtu pagi dan sekarang di dekat Pulau Kangean di laut lepas Bali," kata sumber tersebut.

Kendati demikian, lanjut sumber itu, penyerahan superyacht Equanimity kepada pemerintah Malaysia menunggu lampu hijau pemerintah Indonesia.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Pemerintah Indonesia telah setuju untuk menyerahkan kapal yang terkait skandal 1MDB itu kepada Pemerintah Malaysia. Namun, tak ada tanggal pasti kapan penyerahan itu akan dilakukan.

"Kapal pesiar itu akan dibawa ke pelabuhan Johor di mana kapal itu akan diserahkan kepada pihak berwenang Malaysia," lanjut sumber tersebut. "Namun, pengaturan ini, menunggu putusan terakhir dari Jakarta."

Kapal itu disita pada Februari lalu atas permintaan pihak berwenang AS sebagai bagian dari investigasi korupsi multi-miliar dolar yang diluncurkan oleh Departemen Kehakiman (DoJ) terkait dengan skandal korupsi 1MDB.

Namun, putusan pengadilan di Jakarta pada bulan April lalu menyatakan bahwa kapal pesiar itu disita secara tidak sah dan harus diserahkan kepada pemiliknya.

Menurut laporan Reuters, keputusan untuk menyerahkan kapal pesiar kepada Malaysia disepakati Indonesia setelah ada permintaan pribadi dari Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang mengunjungi Indonesia pada bulan Juni lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4050 seconds (0.1#10.140)