Banjir Terjang Myanmar dan India

Senin, 30 Juli 2018 - 15:20 WIB
Banjir Terjang Myanmar dan India
Banjir Terjang Myanmar dan India
A A A
YANGON - Cuaca buruk terjadi di Myanmar, India, dan Jepang. Banjir yang terjadi di Myanmar dan India semakin parah dengan hujan lebat terus terjadi selama beberapa hari.

Adapun topan melanda Jepang hingga memicu banjir dan tanah longsor. Sebanyak 50.000 warga di Myanmar mengungsi dari rumah mereka setelah banjir menghanyutkan banyak jembatan. Tim penyelamat pun bergegas mengirim bantuan ke berbagai wilayah bencana. Presiden Myanmar Win Myint mengunjungi kawasan Bago, Myanmar Tengah, untuk bertemu para pengungsi. Dia meminta pejabat lokal meningkatkan kondisi penampungan sementara dan pengiriman bantuan.

Diperkirakan 100.000 orang terkena dampak banjir. Beberapa wilayah Myanmar mengalami banjir setiap tahun saat musim hujan. Kondisi cuaca itu memicu tanah longsor dan merusak lahan pertanian serta infrastruktur di negara itu.

Myanmar mengalami banjir terburuk dalam satu dekade pada 2015 sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 330.000 orang mengungsi. Komite manajemen bencana nasional memperingatkan warga yang tinggal di dekat sungai dan dataran rendah agar segera mengungsi karena ketinggian air di sungai telah melebihi level bahaya. Banjir juga menghanyutkan jembatan beton sepanjang 60 meter di negara bagian Shan. Sawah padi dan jalanan di pusat negara bagian Kayin juga mengalami kerusakan parah. Negara bagian Rakhine mengalami curah hujan tinggi sehingga banjir menggenangi jalan. Gambar dari udara menunjukkan air berwarna cokelat menutupi wilayah yang luas.

Palang Merah menyatakan di Twitter bahwa pihaknya mem bagikan peralatan kebersihan, dapur dan tenda. Mereka mengunggah foto-foto para relawan yang membantu orang mengungsi dengan perahu-perahu kecil. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pihaknya terus mengikuti perkembangan dengan sangat khawatir.

“PBB di Myanmar memobilisasi para mitra, sumber daya dan kapasitasnya untuk memberi dukungan pada pengiriman bantuan ke para korban banjir bersama pemerintah Myanmar,” ungkap Knut Ostby, koordinator kemanusiaan PBB di Myanmar. Hujan lebat juga memicu banjir dan mengakibatkan rusaknya bangunan yang menewaskan 49 orang di negara bagian Uttar Pradesh, India, sejak Kamis (26/7).

Badan cuaca nasional telah mengeluarkan peringatan badai untuk kawasan itu. Beberapa korban itu tewas setelah tertimbun reruntuhan gedung dan beberapa orang tenggelam, tersengat listrik, atau tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat hujan lebat. Sejumlah rumah rusak di Uttar Pradesh. Negara bagian yang dihuni 220 juta orang itu pun waspada dan meminta semua gedung yang berisiko roboh agar dikosongkan dari para penghuninya.

Hujan lebat juga menerjang New Delhi dan negara bagian Rajashthan yang populer untuk tiruan wisata. Curah hujan 11 cm dilaporkan dalam 24 jam di dis trik Bharatpur pada Jumat (27/7). Sungai Yamuna di New Delhi telah melampaui 1 meter dari batas bahaya 204 meter pada Sabtu (28/7). Otoritas pun mengeluarkan peringatan atas kondisi itu. Ketinggian air sungai diperkirakan terus naik. Gedung-gedung roboh sering terjadi di penjuru India, terutama saat musim hujan sejak Juni hingga September.

Badan meteorologi memperingatkan hujan deras terjadi di penjuru utara India selama lima hari mendatang. Sementara itu, badai menerjang wilayah tengah dan barat Jepang hingga melukai 21 orang serta memutus aliran listrik pada puluhan ribu rumah. Topang Jongdari yang membawa hujan lebat dan angin berkecepatan 180 km per jam menerjang Pulau Honshu pada pukul 01.00 waktu setempat kemarin.

Otoritas cuaca memperingatkan hujan deras dapat memicu tanah longsor. Kantor penyiaran publik NHK melaporkan 150.000 rumah tanpa aliran listrik. Hingga siang kemarin, badai bergerak ke wilayah barat dan puluhan ribu orang diminta mengungsi. Perintah mengungsi muncul sejak Sabtu (28/7) pada 36.400 orang di Kota Shobara dan 6.300 warga di Kota Kure. “Kami khawatir warga tidak dapat mengungsi karena angin kencang atau banjir menghalangi rute-rute eva kuasi. Saya ingin warga mengungsi lebih awal sehingga mereka dapat menyelamatkan nyawanya,” kata Gubernur Hiroshima Hidehiko Yuzaki.

Gambar-gambar menunjukkan gelombang besar menghantam batu karang di pantai barat laut Tokyo. Layanan kapal feri pun dihentikan akibat kondisi itu.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6652 seconds (0.1#10.140)