Imran Khan Nyatakan Menang Pemilu Pakistan

Kamis, 26 Juli 2018 - 23:26 WIB
Imran Khan Nyatakan Menang Pemilu Pakistan
Imran Khan Nyatakan Menang Pemilu Pakistan
A A A
ISLAMABAD - Imran Khan, legenda kriket Pakistan, pada hari Kamis (26/7/2018), menyatakan telah menang pemilu di negara tersebut. Dia siap menjadi perdana menteri negara bersenjata nuklir itu.

Imran Khan, 65, mengaku sudah lama menanti momen untuk berkuasa di Pakistan. Pemilu berlangsung pada"Tuhan telah memberi saya kesempatan untuk berkuasa untuk menerapkan ideologi yang saya mulai 22 tahun lalu," kata Khan, dalam pidato yang disiarkan televisi dari rumahnya di dekat Islamabad.
Namun para pendukung mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang dipenjara, yang menuduh Imran Khan berkolusi dengan tentara, mengatakan bahwa penghitungan suara telah dicurangi. Mereka menyebut kemenangan Khan sebagai serangan terhadap demokrasi Pakistan.

Khan yang berpendidikan Oxford menghendaki hubungan yang saling menguntungkan dengan sekutunya yang tinggal di Amerika Serikat. Kemenangannya membuat perseteruan Pakistan dengan India berpotensi memanas lagi, di mana dia mengatakan bahwa kedua negara harus menyelesaikan perselisihan panjang yang memanas tentang Kashmir.

Dalam pidatonya, Khan berjanji untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang miskin dan mengumumkan bahwa dia akan mengubah kediaman resmi perdana menteri di ibu kota menjadi fasilitas pendidikan ketimbang menjadi tempat tinggalnya.

Komisi pemilu Pakistan mengatakan, dengan sekitar setengah dari total suara pemilih pemilu yang telah dihitung, Khan dari Pakistan Tehreek-i-Insaf (PTI) atau Gerakan Pakistan untuk Keadilan, unggul.

Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) partai pimpinan Nawaz Sharif dan partai oposisi Pakistan People's Party (PPP) mengatakan bahwa para pengawas pemilu dari partai mereka yang bertugas di pusat pemungutan suara didepak keluar selama penghitungan suara. Mereka tidak mendapat pemberitahuan resmi dari polisi terkait larangan keberadaan mereka. Penghitungan suara pun tidak bisa mereka verifikasi.

"Ini adalah kecurangan belaka. Mandat rakyat secara terang-terangan dihina, tidak dapat ditoleransi," kata Shehbaz, presiden PML-N yang juga saudara Nawaz Sharif, dalam konferensi pers, dikutip Reuters.

Khan telah membantah tuduhan PML-N bahwa dia mendapatkan bantuan dari militer. Sekadar diketahui, militer Pakistan telah memerintah selama sekitar setengah dari sejarah berdirinya negara itu.

Militer, yang menolak tuduhan ikut campur pemilu, mengerahkan 371.000 personel tentara di tempat pemungutan suara di seluruh negeri, hampir lima kali jumlahnya pada pemilu pada tahun 2013.

Khan menawarkan diri untuk menyelidiki semua klaim kecurangan. Dia mengaku ingin "menyatukan" negara di bawah kepemimpinannya.

Pakistan telah menghadapi krisis ekonomi yang memuncak dan kemungkinan membutuhkan bailout dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, PTI tidak mengesampingkan opsi untuk meminta bantuan dari China, salah satu sekutu terdekat Islamabad.

Sekretaris Komisi Pemilihan Pakistan (ECP) Babar Yaqoob mengatakan kepada wartawan bahwa penghitungan suara telah tertunda karena kegagalan teknis dalam sistem pelaporan elektronik dan penghitungan suara kini dilakukan secara manual.

"Tidak ada konspirasi, atau tekanan dalam penundaan hasil. Penundaan ini disebabkan karena sistem transmisi hasil telah down," kata Yaqoob.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6733 seconds (0.1#10.140)