Tuntut Denuklirisasi, AS Siap Renegosiasi Perjanjian Nuklir Iran
A
A
A
KANSAS CITY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kemungkinan negosiasi perjanjian untuk denuklirisasi Iran. Pernyataan ini berselang dua hari setelah ia menebar ancaman kepada negara itu di Twitter.
Baca Juga: Trump pada Iran: Jangan Pernah Ancam AS atau Menderita Konsekuensi!
"Kami akan melihat apa yang terjadi, tetapi kami siap untuk membuat kesepakatan nyata, bukan kesepakatan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, yang merupakan bencana," katanya saat berpidato di hadapan Veteran Perang Asing seperti dilansir Reuters, Rabu (25/7/2018).
Iran pada hari Senin lalu menepis peringatan keras Trump bahwa Teheran mempertaruhkan konsekuensi yang mengerikan seperti sebelumnya jika itu bisa menjadi ancaman terhadap AS.
Menteri Pertahanan Trump, Jim Mattis, menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan tentang apakah dia khawatir retorika Trump akan memicu ketegangan di wilayah tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan salah perhitungan.
Tetapi Mattis, yang berbicara pada konferensi pers di California, mengungkapkan kekhawatirannya tentang tindakan Iran di Timur Tengah, termasuk dukungan Teheran untuk Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara Suriah dan militan Houthi yang memerangi pemerintah yang diakui secara internasional di Yaman.
“Sudah waktunya bagi Iran untuk membentuk dan menunjukkan tanggung jawab sebagai bangsa yang bertanggung jawab. Tidak dapat terus menunjukkan ketidakbertanggungjawaban sebagai organisasi revolusioner yang bermaksud mengekspor terorisme, mengekspor gangguan, melintasi kawasan,” tutur Mattis, seorang pensiunan jenderal Angkatan Laut.
“Jadi saya pikir presiden membuat sangat jelas bahwa mereka berada di jalur yang salah,” tegasnya.
Baca Juga: Trump pada Iran: Jangan Pernah Ancam AS atau Menderita Konsekuensi!
"Kami akan melihat apa yang terjadi, tetapi kami siap untuk membuat kesepakatan nyata, bukan kesepakatan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, yang merupakan bencana," katanya saat berpidato di hadapan Veteran Perang Asing seperti dilansir Reuters, Rabu (25/7/2018).
Iran pada hari Senin lalu menepis peringatan keras Trump bahwa Teheran mempertaruhkan konsekuensi yang mengerikan seperti sebelumnya jika itu bisa menjadi ancaman terhadap AS.
Menteri Pertahanan Trump, Jim Mattis, menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan tentang apakah dia khawatir retorika Trump akan memicu ketegangan di wilayah tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan salah perhitungan.
Tetapi Mattis, yang berbicara pada konferensi pers di California, mengungkapkan kekhawatirannya tentang tindakan Iran di Timur Tengah, termasuk dukungan Teheran untuk Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara Suriah dan militan Houthi yang memerangi pemerintah yang diakui secara internasional di Yaman.
“Sudah waktunya bagi Iran untuk membentuk dan menunjukkan tanggung jawab sebagai bangsa yang bertanggung jawab. Tidak dapat terus menunjukkan ketidakbertanggungjawaban sebagai organisasi revolusioner yang bermaksud mengekspor terorisme, mengekspor gangguan, melintasi kawasan,” tutur Mattis, seorang pensiunan jenderal Angkatan Laut.
“Jadi saya pikir presiden membuat sangat jelas bahwa mereka berada di jalur yang salah,” tegasnya.
(ian)