Haley Sebut Negara-negara Islam Banyak Bicara Bela Palestina
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, mengecam negara-negara Arab dan Islam karena hanya banyak berbicara tentang pembelaannya terhadap Palestina, namun pelit dalam hal finansial. Dia menyombongkan negaranya sebagai donor terbesar untuk pengungsi Palestina.
Beberapa negara yang terang-terangan dikecam diplomat Amerika ini di antaranya Mesir, Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Haley juga mencatat negara-negara Islam lainnya yang memberi sedikit atau bahkan tidak menyumbangkan dananya untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), yang selama ini membantu para pengungsi Palestina.
Menurutnya, Washington justru donor terbesar UNRWA, meski nilainya pada tahun ini dipangkas menjadi USD60 juta dari sebelumnya USD365 juta.
"Tidak ada kelompok negara yang lebih murah hati dengan kata-kata mereka daripada tetangga Arab Palestina, dan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) lainnya," kata Haley pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa waktu New York, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/7/2018).
"Tetapi semua kata yang diucapkan di sini, di New York, tidak memberi makan, pakaian, atau mendidik satu anak Palestina. Yang mereka lakukan adalah membuat komunitas internasional gusar," katanya.
Dia juga mengecam China dan Rusia karena bicara besar tentang perjuangan untuk Palestina. Namun, kata dia, kedua negara hanya menyediakan masing-masing USD350.000 dan USD2 juta untuk UNRWA pada tahun 2017.
"Sudah waktunya bagi negara-negara, khususnya regional, untuk meningkatkan dan benar-benar membantu rakyat Palestina, daripada hanya membuat pidato ribuan mil jauhnya," kata Haley.
Presiden AS Donald Trump telah menahan bantuan UNRWA setelah dia mempertanyakan nilainya dan menghendaki Palestina untuk setuju memperbarui pembicaraan damai dengan Israel.
Saat ini, ada perpecahan yang menganga antara Washington dan pemimpin Palestina sejak Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember lalu. Kerenggangan itu semakin melebar ketika AS nekat memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Haley menambahkan jika negara-negara Arab benar-benar peduli, maka mereka akan memberitahu para pemimpin Palestina "betapa bodohnya mereka karena mengutuk proposal perdamaian yang belum mereka lihat".
Beberapa negara yang terang-terangan dikecam diplomat Amerika ini di antaranya Mesir, Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Haley juga mencatat negara-negara Islam lainnya yang memberi sedikit atau bahkan tidak menyumbangkan dananya untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), yang selama ini membantu para pengungsi Palestina.
Menurutnya, Washington justru donor terbesar UNRWA, meski nilainya pada tahun ini dipangkas menjadi USD60 juta dari sebelumnya USD365 juta.
"Tidak ada kelompok negara yang lebih murah hati dengan kata-kata mereka daripada tetangga Arab Palestina, dan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) lainnya," kata Haley pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa waktu New York, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/7/2018).
"Tetapi semua kata yang diucapkan di sini, di New York, tidak memberi makan, pakaian, atau mendidik satu anak Palestina. Yang mereka lakukan adalah membuat komunitas internasional gusar," katanya.
Dia juga mengecam China dan Rusia karena bicara besar tentang perjuangan untuk Palestina. Namun, kata dia, kedua negara hanya menyediakan masing-masing USD350.000 dan USD2 juta untuk UNRWA pada tahun 2017.
"Sudah waktunya bagi negara-negara, khususnya regional, untuk meningkatkan dan benar-benar membantu rakyat Palestina, daripada hanya membuat pidato ribuan mil jauhnya," kata Haley.
Presiden AS Donald Trump telah menahan bantuan UNRWA setelah dia mempertanyakan nilainya dan menghendaki Palestina untuk setuju memperbarui pembicaraan damai dengan Israel.
Saat ini, ada perpecahan yang menganga antara Washington dan pemimpin Palestina sejak Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember lalu. Kerenggangan itu semakin melebar ketika AS nekat memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Haley menambahkan jika negara-negara Arab benar-benar peduli, maka mereka akan memberitahu para pemimpin Palestina "betapa bodohnya mereka karena mengutuk proposal perdamaian yang belum mereka lihat".
(mas)