Mesra dengan Ukraina dan Georgia, Putin Peringatkan NATO

Jum'at, 20 Juli 2018 - 03:44 WIB
Mesra dengan Ukraina...
Mesra dengan Ukraina dan Georgia, Putin Peringatkan NATO
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan NATO agar tidak mengembangkan hubungan lebih dekat dengan Ukraina dan Georgia. Putin mengatakan kebijakan seperti itu tidak bertanggung jawab dan akan memiliki konsekuensi yang tidak ditentukan untuk aliansi.

Masalah ini telah menjadi sumber kemarahan bagi Rusia sejak 2008 ketika para pemimpin NATO menjanjikan Ukraina dan Georgia mereka suatu hari akan bergabung dengan persekutuan bentukan AS itu. Rusia berbagi perbatasan dengan kedua negara dan tidak ingin melihat mereka bergabung dengan apa yang dianggap sebagai blok militer yang bermusuhan

Putin, berbicara dengan para diplomat Rusia dari seluruh dunia yang berkumpul di Moskow, mengatakan ada kebutuhan untuk memulihkan kepercayaan di Eropa. Ia juga menentang apa yang dikatakannya sebagai upaya NATO untuk menyebarkan pangkalan baru dan infrastruktur militer di dekat perbatasan Rusia.

"Kami akan merespon dengan tepat untuk langkah agresif seperti itu, yang merupakan ancaman langsung ke Rusia," kata Putin.

"Rekan-rekan kami, yang mencoba memperburuk situasi, berusaha memasukkan, antara lain, Ukraina dan Georgia di orbit aliansi, harus memikirkan kemungkinan konsekuensi dari kebijakan yang tidak bertanggung jawab seperti itu," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/7/2018).

Pemimpin Rusia itu mengatakan dia telah membahas masalah ini dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan puncak di Helsinki, Senin lalu.

Trump menyerukan kepada anggota NATO untuk membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan, tetapi telah mempertanyakan apakah Montenegro, anggota terbaru aliansi itu, harus menjadi bagian dari blok sama sekali dengan menyebut rakyatnya "agresif."

Pasukan Rusia memasuki dua wilayah Georgia yang memisahkan diri pada tahun 2008 dan mencaplok Crimea Ukraina pada tahun 2014 setelah pemberontakan separatis pro-Rusia meletus di timur Ukraina.

Petak-petak dari kedua negara tetap dikurung oleh pasukan Rusia, sesuatu yang dikatakan Moskow sesuai dengan keinginan masyarakat lokal, tetapi yang oleh Barat dan pemerintah kedua negara itu disebut pendudukan ilegal.

Para pemimpin NATO membahas hubungan dengan Ukraina dan Georgia - keduanya bekas republik Soviet pernah berkuasa dari Moskow - pada pertemuan puncak mereka di Brussels awal bulan ini.

Politisi terkemuka di kedua negara tertarik untuk bergabung dengan aliansi militer Barat, tetapi telah melihat peluang mereka untuk bergabung terhambat oleh serbuan wilayah Rusia.

Di bawah aturan NATO, negara-negara dengan konflik teritorial tidak dapat bergabung dengan NATO.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0581 seconds (0.1#10.140)