Sosok Vera Putina, Wanita Georgia yang Mengaku Ibu Kandung Vladimir Putin
loading...
A
A
A
TBILISI - Vera Putina, yang meninggal pada usia 96 tahun pada Rabu (31/5/2023), menjadi sorotan media pada tahun 1999 ketika dia mengaku sebagai ibu kandung Presiden Rusia Vladimir Putin .Wanita Georgia itumengeklaim pemimpin Kremlin adalah putra yang ditinggalkannya ketika dia masih kecil.
Dalam "kuasi-otobiografinya" First Person, Putin menulis bahwa dia lahir dan dibesarkan di St Petersburg, satu-satunya putra Maria yang masih hidup, seorang wanita pekerja kasar, dan Vladimir Putin, seorang pekerja pabrik dan mantan prajurit yang pernah bertugas sebagai polisi rahasia era Stalin selama Perang Dunia II. Kedua orang tuanya, menurut Putin, meninggal karena kanker pada akhir 1990-an.
Tetapi detail masa kecilnya yang diverifikasi secara independen selalu sangat sulit didapat—sumber utama untuk sebagian besar anekdot adalah Putin sendiri. Akibatnya Kremlin tidak pernah bisa membantah klaim Vera Putina secara meyakinkan.
Vera Nikolaevna Putina lahir pada tanggal 6 September 1926 di distrik Ochyorsk, Rusia. Dia mengeklaim bahwa saat belajar mekanisasi pertanian di universitas dia jatuh cinta dengan Platon Privalov, seorang mekanik, yang dengannya dia hamil, hanya untuk mengetahui bahwa kekasihnya sudah menikah dan bermaksud mencuri bayinya karena istrinya tidak dapat hamil.
Dia mengeklaim bahwa putranya, yang dijuluki "Vova", lahir pada 7 Oktober 1950—tepat dua tahun sebelum tanggal lahir resmi Vladimir Putin—dan dia membesarkannya di desa Metekhi yang miskin di Georgia, satu jam perjalanan dari Ibu Kota Georgia; Tbilisi.
Catatan lokal menunjukkan bahwa seorang Vladimir Putin terdaftar di sekolah terdekat antara tahun 1959 hingga 1960 dan pada tahun 2008 seorang mantan guru setempat, Shura Gabinashvili, mengeklaim dalam sebuah wawancara dengan The Daily Telegraph bahwa dia telah memberinya pelajaran bahasa Rusia.
“Dia menyukai dongeng Rusia dan bahasa Rusia adalah subjek favoritnya,” katanya. “Dia juga suka memancing dan gulat.”
Ketika Vera menikahi Giorgi Osepahvili, seorang tentara Georgia, yang dengannya dia memiliki anak lain, Giorgi bersikeras agar Vera meninggalkan anak sulungnya. Jadi Vera mengirimnya, yang saat itu berusia sembilan tahun, untuk tinggal bersama orang tuanya di Rusia.
Namun, setahun kemudian, kakek bocah itu membawanya ke panti asuhan.
Dalam "kuasi-otobiografinya" First Person, Putin menulis bahwa dia lahir dan dibesarkan di St Petersburg, satu-satunya putra Maria yang masih hidup, seorang wanita pekerja kasar, dan Vladimir Putin, seorang pekerja pabrik dan mantan prajurit yang pernah bertugas sebagai polisi rahasia era Stalin selama Perang Dunia II. Kedua orang tuanya, menurut Putin, meninggal karena kanker pada akhir 1990-an.
Tetapi detail masa kecilnya yang diverifikasi secara independen selalu sangat sulit didapat—sumber utama untuk sebagian besar anekdot adalah Putin sendiri. Akibatnya Kremlin tidak pernah bisa membantah klaim Vera Putina secara meyakinkan.
Vera Nikolaevna Putina lahir pada tanggal 6 September 1926 di distrik Ochyorsk, Rusia. Dia mengeklaim bahwa saat belajar mekanisasi pertanian di universitas dia jatuh cinta dengan Platon Privalov, seorang mekanik, yang dengannya dia hamil, hanya untuk mengetahui bahwa kekasihnya sudah menikah dan bermaksud mencuri bayinya karena istrinya tidak dapat hamil.
Dia mengeklaim bahwa putranya, yang dijuluki "Vova", lahir pada 7 Oktober 1950—tepat dua tahun sebelum tanggal lahir resmi Vladimir Putin—dan dia membesarkannya di desa Metekhi yang miskin di Georgia, satu jam perjalanan dari Ibu Kota Georgia; Tbilisi.
Catatan lokal menunjukkan bahwa seorang Vladimir Putin terdaftar di sekolah terdekat antara tahun 1959 hingga 1960 dan pada tahun 2008 seorang mantan guru setempat, Shura Gabinashvili, mengeklaim dalam sebuah wawancara dengan The Daily Telegraph bahwa dia telah memberinya pelajaran bahasa Rusia.
“Dia menyukai dongeng Rusia dan bahasa Rusia adalah subjek favoritnya,” katanya. “Dia juga suka memancing dan gulat.”
Ketika Vera menikahi Giorgi Osepahvili, seorang tentara Georgia, yang dengannya dia memiliki anak lain, Giorgi bersikeras agar Vera meninggalkan anak sulungnya. Jadi Vera mengirimnya, yang saat itu berusia sembilan tahun, untuk tinggal bersama orang tuanya di Rusia.
Namun, setahun kemudian, kakek bocah itu membawanya ke panti asuhan.