Mortir Hantam Golan, Israel Serang Pos Militer Suriah

Sabtu, 07 Juli 2018 - 03:16 WIB
Mortir Hantam Golan,...
Mortir Hantam Golan, Israel Serang Pos Militer Suriah
A A A
TEL AVIV - Tentara Israel pada hari Jumat menyerang sebuah pos militer di Suriah. Tindakan itu dilakukan setelah sebuah mortir yang ditembakkan dari dalam wilayah Suriah mendarat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

"Tentara menargetkan satu pos militer Suriah dari mana sebuah peluru ditembakkan ke zona penyangga (memisahkan Dataran Tinggi Golan dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel)," kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (7/7/2018).

Pernyataan itu kemudian menjelaskan bahwa peluru artileri itu tidak secara sengaja ditembakkan ke Israel tetapi merupakan hasil dari pertempuran internal di dalam Suriah.

"Tentara (Israel) tidak terlibat dalam pertempuran internal di Suriah," tegas pernyataan itu.

"Tapi akan terus mematuhi Perjanjian Pemisahan Pasukan 1974, yang memungkinkan untuk pemeliharaan zona penyangga," tambahnya.

Presiden Suriah Bashar al-Assad berniat untuk merebut kembali seluruh wilayah barat daya termasuk perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Yordania. Daerah ini adalah salah satu benteng pemberontak terakhir di Suriah setelah lebih dari tujuh tahun perang.

Tanpa adanya tanda-tanda intervensi oleh musuh-musuh asingnya, pasukan pemerintah tampaknya bersiap untuk kemenangan besar lainnya dalam perang setelah menghancurkan benteng pemberontak terakhir yang tersisa di dekat Damaskus dan Homs.

Lebih dari 30 kota pemberontak telah sepakat untuk mundur di bawah kendali rezim Damaskus melalui perjanjian-perjanjian ini, menggandakan wilayah kekuasaan pemerintah di provinsi Daraa menjadi sekitar dua pertiga.

Daraa dianggap sebagai tempat lahirnya pemberontakan pada 2011 terhadap Assad yang memicu perang Suriah.

Wilayah pemberontak di selatan termasuk dalam gencatan senjata yang ditengahi tahun lalu oleh Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Yordania, tetapi hal itu tidak terlalu banyak berhasil membendung kekerasan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)