12 Pemain Bola Thailand Diajari Menyelam
A
A
A
BANGKOK - Tim penyelam mulai memberikan latihan menyelam dan berenang kepada 12 pemain sepak bola anak-anak Thailand serta seorang pelatih yang terjebak di dalam gua sejak 23 Juni lalu.
Dengan pelatihan menyelam itu menjadi harapan mereka bisa keluar dari gua dengan cara menyelam didampingi tim penyelam profesional. Hanya saja, proses pelatihan itu memerlukan waktu yang cukup panjang. Opsi evakuasi dengan menyelam menjadi pilihan terbaik untuk mempercepat proses penyelamatan.
“Sekarang, kita mengajari anak-anak berenang dan menyelam,” kata Deputi Perdana Menteri (PM) Prawit Wongsuwan dilansir Reuters pada Rabu (4/7). Jika air semakin surut dan aliran banjir akan semakin tidak deras, menurut dia, proses evakuasi akan berlangsung cepat.
“Kondisi saat ini, arus banjir sangat kuat dan ruang di dalam gua sangat sempit,” kata Prawit. “Untuk proses evakuasi bisa membutuhkan banyak orang,” imbuhnya.
Tim penyelamat berjumlah 30 penyelam kemarin menyelam ke lokasi bocah tersebut bersama tenaga medis dan konselor untuk memeriksa kondisi kesehatan fisik dan jiwa anak-anak. Mereka juga memberikan obat-obatan dan makanan.
Dalam video yang dirilis Angkatan Laut Thailand, 12 anak pemain sepak bola dan satu pelatihnya masih bisa tersenyum dan tertawa bersama. Mereka dalam kondisi sehat meski sudah beberapa hari berada di dalam gua. Mereka mengenalkan diri dengan menyebutkan nama dan memberikan salam tradisional "wai".
Meski dalam kondisi darurat, anak-anak tetap santai dan tidak terlihat tegang. Mereka memiliki semangat hidup dan juang yang tinggi. Itu memberikan sinyal kalau mereka memang berharap bisa keluar dari gua tersebut.
Seorang pemain sepak bola lokal itu mengenakan seragam sepak bola merah tim sepak bola Inggris. Sedangkan ada bocah yang mengenakan tim sepak bolah Chelsea.
Belum Ada Opsi Penyelamatan
Sementara itu, belum jelas opsi terbaik untuk mengevakuasi tim sepak bola “Wild Boar” dari gua Tham Luang di Provinsi Chiang Rai. Tim penyelamat berusaha mempertimbangkan kondisi banjir, cuaca, dan kemampuan anak-anak. Menurut para penyelam, mereka membutuhkan waktu selama tiga jam untuk menjangkau anak-anak. Jarak antara posisi mereka dengan mulut gua mencapai 4 km.
Opsi yang lain akan penyedotan air di dalam gua. Hingga Selasa (3/7), sebanyak 120 juta liter air sudah berhasil dipompa keluar atau sekitar 1,5 juta liter per jam. Hanya saja, proses tersebut memerlukan waktu yang panjang dan lama.
Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osottanakorn mengungkapkan, otoritas akan berjuang keras untuk mengeluarkan bocah itu dari gua. Proses itu mungkin akan dilakukan dalam beberapa fase, tetapi mengutamakan keselamatan. “12 anak dan 1 pelatih itu bisa jadi tidak keluar pada waktu yang bersamaan,” katanya. “Siapa yang paling siap, mereka akan menyelam terlebih dahulu,” tutur Narongsak.
Kini para pejabat Thailand mengabaikan spekulasi kalau bocah tersebut akan bertahan di sana lebih dari empat bulan. Meskipun, mereka sudah menyiapkan pasokan logistik selama empat bulan bagi anak tersebut.
“Memang banyak hal yang harus dilakukan untuk mengevakuasi anak-anak,” kata Deputi Juru Bicara Pemerintah Thailand, Weerachon Sukondhapatipak. “Jangan sampai tim penyelamat ditekan untuk bergerak cepat,” paparnya.
Menurut Weerachon, beberapa anak pemain sepak bola lokal itu tidak bisa berenang. Untuk itu, mereka membutuhkan waktu harus melakukan penyesuaian. “Tim penyelam akan berjuang untuk mengajari renang, bagaimana menyelam, dan bagaimana mereka menggerak tubuh dalam kondisi tertentu,” katanya.
Tim penyelamat kini akan memutuskan cara terbaik agar mereka bisa keluar dari gua dengan selamat. Tapi, itu memerlukan waktu. Hujan terus menerus di Chiang Rai menjadikan gua itu semakin dipenuhi air. “Jika hujan terlalu deras, tingkat air akan meningkat dan upaya mereka untuk keluar semakin sulit,” kata Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paochinda.
Opsi penyelamatan hingga kemarin, tim penyelamat memutuskan untuk menunggu banjir itu surut. “Membantu anak-anak itu membutuhkan waktu,” kata Kepala Angkatan Laut Laksamana Naris Pratoomsuwan. Tim penyelamat membutuhkan waktu tiga jam untuk bisa menyelam ke lokasi di mana tim sepak bola itu berada.
Orang Tua Korban Optimistis
Somboon Sompiangjai, 38, mengungkapkan putranya, Peerapat, 16, bisa berenang. Dia juga yakin kalau pengalaman tim Angkatan Laut Thailand akan bisa menyelamatkan anaknya dengan aman.
“Saya tidak khawatir jika anak-anak bisa berenang dan menyelam,” katanya kepada Reuters. “Saya sangat senang dan lebih baik ketika melihat anak-anak masih semangat. Padahal mereka sudah di sana selama 10 hari,” imbuhnya.
Keluarga korban yang tinggal di pusat penampungan menyambut senang ditemukannya anak-anak mereka. Tinnakorn Boonpiem -ibu dari Mongkol, anak berusia 12 tahun yang ikut terperangkap- mengungkapkan kegembiraan atas kabar selamatnya ke-13 orang itu. “Saya ingin dia bugar secara fisik dan mental,” katanya. (Andika Hendra)
Dengan pelatihan menyelam itu menjadi harapan mereka bisa keluar dari gua dengan cara menyelam didampingi tim penyelam profesional. Hanya saja, proses pelatihan itu memerlukan waktu yang cukup panjang. Opsi evakuasi dengan menyelam menjadi pilihan terbaik untuk mempercepat proses penyelamatan.
“Sekarang, kita mengajari anak-anak berenang dan menyelam,” kata Deputi Perdana Menteri (PM) Prawit Wongsuwan dilansir Reuters pada Rabu (4/7). Jika air semakin surut dan aliran banjir akan semakin tidak deras, menurut dia, proses evakuasi akan berlangsung cepat.
“Kondisi saat ini, arus banjir sangat kuat dan ruang di dalam gua sangat sempit,” kata Prawit. “Untuk proses evakuasi bisa membutuhkan banyak orang,” imbuhnya.
Tim penyelamat berjumlah 30 penyelam kemarin menyelam ke lokasi bocah tersebut bersama tenaga medis dan konselor untuk memeriksa kondisi kesehatan fisik dan jiwa anak-anak. Mereka juga memberikan obat-obatan dan makanan.
Dalam video yang dirilis Angkatan Laut Thailand, 12 anak pemain sepak bola dan satu pelatihnya masih bisa tersenyum dan tertawa bersama. Mereka dalam kondisi sehat meski sudah beberapa hari berada di dalam gua. Mereka mengenalkan diri dengan menyebutkan nama dan memberikan salam tradisional "wai".
Meski dalam kondisi darurat, anak-anak tetap santai dan tidak terlihat tegang. Mereka memiliki semangat hidup dan juang yang tinggi. Itu memberikan sinyal kalau mereka memang berharap bisa keluar dari gua tersebut.
Seorang pemain sepak bola lokal itu mengenakan seragam sepak bola merah tim sepak bola Inggris. Sedangkan ada bocah yang mengenakan tim sepak bolah Chelsea.
Belum Ada Opsi Penyelamatan
Sementara itu, belum jelas opsi terbaik untuk mengevakuasi tim sepak bola “Wild Boar” dari gua Tham Luang di Provinsi Chiang Rai. Tim penyelamat berusaha mempertimbangkan kondisi banjir, cuaca, dan kemampuan anak-anak. Menurut para penyelam, mereka membutuhkan waktu selama tiga jam untuk menjangkau anak-anak. Jarak antara posisi mereka dengan mulut gua mencapai 4 km.
Opsi yang lain akan penyedotan air di dalam gua. Hingga Selasa (3/7), sebanyak 120 juta liter air sudah berhasil dipompa keluar atau sekitar 1,5 juta liter per jam. Hanya saja, proses tersebut memerlukan waktu yang panjang dan lama.
Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osottanakorn mengungkapkan, otoritas akan berjuang keras untuk mengeluarkan bocah itu dari gua. Proses itu mungkin akan dilakukan dalam beberapa fase, tetapi mengutamakan keselamatan. “12 anak dan 1 pelatih itu bisa jadi tidak keluar pada waktu yang bersamaan,” katanya. “Siapa yang paling siap, mereka akan menyelam terlebih dahulu,” tutur Narongsak.
Kini para pejabat Thailand mengabaikan spekulasi kalau bocah tersebut akan bertahan di sana lebih dari empat bulan. Meskipun, mereka sudah menyiapkan pasokan logistik selama empat bulan bagi anak tersebut.
“Memang banyak hal yang harus dilakukan untuk mengevakuasi anak-anak,” kata Deputi Juru Bicara Pemerintah Thailand, Weerachon Sukondhapatipak. “Jangan sampai tim penyelamat ditekan untuk bergerak cepat,” paparnya.
Menurut Weerachon, beberapa anak pemain sepak bola lokal itu tidak bisa berenang. Untuk itu, mereka membutuhkan waktu harus melakukan penyesuaian. “Tim penyelam akan berjuang untuk mengajari renang, bagaimana menyelam, dan bagaimana mereka menggerak tubuh dalam kondisi tertentu,” katanya.
Tim penyelamat kini akan memutuskan cara terbaik agar mereka bisa keluar dari gua dengan selamat. Tapi, itu memerlukan waktu. Hujan terus menerus di Chiang Rai menjadikan gua itu semakin dipenuhi air. “Jika hujan terlalu deras, tingkat air akan meningkat dan upaya mereka untuk keluar semakin sulit,” kata Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paochinda.
Opsi penyelamatan hingga kemarin, tim penyelamat memutuskan untuk menunggu banjir itu surut. “Membantu anak-anak itu membutuhkan waktu,” kata Kepala Angkatan Laut Laksamana Naris Pratoomsuwan. Tim penyelamat membutuhkan waktu tiga jam untuk bisa menyelam ke lokasi di mana tim sepak bola itu berada.
Orang Tua Korban Optimistis
Somboon Sompiangjai, 38, mengungkapkan putranya, Peerapat, 16, bisa berenang. Dia juga yakin kalau pengalaman tim Angkatan Laut Thailand akan bisa menyelamatkan anaknya dengan aman.
“Saya tidak khawatir jika anak-anak bisa berenang dan menyelam,” katanya kepada Reuters. “Saya sangat senang dan lebih baik ketika melihat anak-anak masih semangat. Padahal mereka sudah di sana selama 10 hari,” imbuhnya.
Keluarga korban yang tinggal di pusat penampungan menyambut senang ditemukannya anak-anak mereka. Tinnakorn Boonpiem -ibu dari Mongkol, anak berusia 12 tahun yang ikut terperangkap- mengungkapkan kegembiraan atas kabar selamatnya ke-13 orang itu. “Saya ingin dia bugar secara fisik dan mental,” katanya. (Andika Hendra)
(nfl)