Presiden Terpilih Siap Berantas Korupsi
A
A
A
MEXICO CITY - Presiden terpilih Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador akan fokus pada pemberantasan korupsi dan membenahi perang melawan narkoba menjadi program utama pemerintahannya.
Lopez Obrador juga akan mengajak kawan dan musuh politiknya untuk memberantas korupsi setelah dia mendapatkan mandate penuh pada pemilu presiden yang digelar Minggu (1/7). Politikus sayap kiri yang mengakhiri kekuasaan satu partai itu meraih suara sekitar 53% atau dua kali lipat dibandingkan rival terdekatnya. Hanya saja, belum jelas apakah Lopez Obrador mengamankan suara mayoritas di Kongres.
“Siapapun yang melakukan korupsi akan dihukum, termasuk komandan, pejabat, teman, dan anggota keluarga,” kata politikus berusia 64 tahun dilansir Reuters.
Lopez Obrador mengungkapkan korupsi adalah akar permasalahan ketidakadilan. “Hakim yang baik dimulai di rumah,” katanya.
Pemilu kali ini merupakan kekalahan parah bagi Partai Revolusi Institusional atau PRI yang menguasai Meksiko sejak 1929 hingga 2000, dan berlanjut lagi dari 2012 hingga 20018. Publik marah dengan beragam skandal yang melibatkan pejabat pemerintahan dan PRI.
Lopez Obrador, mantan wali kota Mexico City, isambut pendukungnya di Kota Zocalo, kota kelahirannya di wilayah Tepetitan, Negara Bagian Tabasco. Pada pidato kemenangannya, dia mendeklarasikan sebagai pemenang sejati. Banyak pendukungnya turun ke jalanan di berbagai kota di Meksiko.
“Saya sendiri yang akan memperbaiki permasalahan negara ini,” tegas Lopez Obrador.
Sementara itu, Lopez Obrador juga ingin mewujudkan negerinya aman dari narkoba. Selama ini, Meksiko menjadi lalu lintas perdagangan narkoba dari negara-negara Amerika Latin menuju Amerika Serikat (AS). Narkoba juga menjadi momok yang sangat menakutkan di Meksiko.
Selama 12 tahun terakhir, Meksiko menabuh genderang perang melawan kartel narkoba dengan menerjunkan ribuan polisi, tentara, dan petugas intelijen. Tapi, di tangan Lopez Obrador, kebijakan keras itu akan berubah. Dia akan mengubah strategi kekerasan dalam melawan narkoba. Dia lebih menekankan pada perdamaian negosiasi dan amnesti bagi terdakwa narkoba. Lopez Obrador juga akan menulis ulang peraturan tentang perang melawan narkoba.
“Strategi dalam memerangi kartel narkoba dan kekerasan akan dirubah,” ujarnya. Dia menegaskan penyakit sosial dan ekonomi di masyarakat menyebabkan orang melakukan transaksi narkoba dan memerangi kejahatan. “Dengan menggunakan banyak kekuatan, itu justru akan menyebabkan ketidakamanan dan kekerasan,” tuturnya.
Dalam mewujudkan strategi baru itu, Lopez Obrador mengatakan timnya akan berkonsultasi dengan kelompok hak asasi manusia, pemimpin agama, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kita akan menyusun rencana rekonsiliasi dan perdamaian,” tuturnya.
Olga Sanchez, calon menteri luar negeri kabinet Lopez Obrador, mengatakan pemerintahan baru akan bergerak cepat mempertimbangkan kebijakan narkoba. Kebijakan dengan pendekatan militer memang berhasil menangkap para pemimpin kartel, tetapi gagal mencegah pembunuhan 200.000 orang sejak pertama diadopsi pada 2006.
“Setelah kita berkuasa, kita akan bergerak cepat untuk mengubah keputusan ini dengan dramatis,” kata Sanchez kepada Reuters.
Dia mengungkapkan perubahan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap. Demobilisasi pasukan militer dalam memerangi narkoba juga akan dilaksanakan pelan-pelan. “Jangka panjang, tidak ada kriminalisasi terhadap penggunaan ganja dan opium untuk tujuan medis,” katanya.
Rencana kebijakan Lopez Obrador ditentang penuh pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto. Hal yang sama juga diucapkan sekutu Meksiko dalam perang melawan narkoba, Amerika Serikat.
Lopez Obrador akan dilantik pada Desember mendatang. Dia akan menghadapi tantangan berupa isu perdagangan dan imigrasi dengan pemerintahan Presiden Trup. “Saya ingin Meksiko tidak lagi tergantung secara ekonomi dengan AS,” ujarnya. (Andika Hendra)
Lopez Obrador juga akan mengajak kawan dan musuh politiknya untuk memberantas korupsi setelah dia mendapatkan mandate penuh pada pemilu presiden yang digelar Minggu (1/7). Politikus sayap kiri yang mengakhiri kekuasaan satu partai itu meraih suara sekitar 53% atau dua kali lipat dibandingkan rival terdekatnya. Hanya saja, belum jelas apakah Lopez Obrador mengamankan suara mayoritas di Kongres.
“Siapapun yang melakukan korupsi akan dihukum, termasuk komandan, pejabat, teman, dan anggota keluarga,” kata politikus berusia 64 tahun dilansir Reuters.
Lopez Obrador mengungkapkan korupsi adalah akar permasalahan ketidakadilan. “Hakim yang baik dimulai di rumah,” katanya.
Pemilu kali ini merupakan kekalahan parah bagi Partai Revolusi Institusional atau PRI yang menguasai Meksiko sejak 1929 hingga 2000, dan berlanjut lagi dari 2012 hingga 20018. Publik marah dengan beragam skandal yang melibatkan pejabat pemerintahan dan PRI.
Lopez Obrador, mantan wali kota Mexico City, isambut pendukungnya di Kota Zocalo, kota kelahirannya di wilayah Tepetitan, Negara Bagian Tabasco. Pada pidato kemenangannya, dia mendeklarasikan sebagai pemenang sejati. Banyak pendukungnya turun ke jalanan di berbagai kota di Meksiko.
“Saya sendiri yang akan memperbaiki permasalahan negara ini,” tegas Lopez Obrador.
Sementara itu, Lopez Obrador juga ingin mewujudkan negerinya aman dari narkoba. Selama ini, Meksiko menjadi lalu lintas perdagangan narkoba dari negara-negara Amerika Latin menuju Amerika Serikat (AS). Narkoba juga menjadi momok yang sangat menakutkan di Meksiko.
Selama 12 tahun terakhir, Meksiko menabuh genderang perang melawan kartel narkoba dengan menerjunkan ribuan polisi, tentara, dan petugas intelijen. Tapi, di tangan Lopez Obrador, kebijakan keras itu akan berubah. Dia akan mengubah strategi kekerasan dalam melawan narkoba. Dia lebih menekankan pada perdamaian negosiasi dan amnesti bagi terdakwa narkoba. Lopez Obrador juga akan menulis ulang peraturan tentang perang melawan narkoba.
“Strategi dalam memerangi kartel narkoba dan kekerasan akan dirubah,” ujarnya. Dia menegaskan penyakit sosial dan ekonomi di masyarakat menyebabkan orang melakukan transaksi narkoba dan memerangi kejahatan. “Dengan menggunakan banyak kekuatan, itu justru akan menyebabkan ketidakamanan dan kekerasan,” tuturnya.
Dalam mewujudkan strategi baru itu, Lopez Obrador mengatakan timnya akan berkonsultasi dengan kelompok hak asasi manusia, pemimpin agama, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kita akan menyusun rencana rekonsiliasi dan perdamaian,” tuturnya.
Olga Sanchez, calon menteri luar negeri kabinet Lopez Obrador, mengatakan pemerintahan baru akan bergerak cepat mempertimbangkan kebijakan narkoba. Kebijakan dengan pendekatan militer memang berhasil menangkap para pemimpin kartel, tetapi gagal mencegah pembunuhan 200.000 orang sejak pertama diadopsi pada 2006.
“Setelah kita berkuasa, kita akan bergerak cepat untuk mengubah keputusan ini dengan dramatis,” kata Sanchez kepada Reuters.
Dia mengungkapkan perubahan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap. Demobilisasi pasukan militer dalam memerangi narkoba juga akan dilaksanakan pelan-pelan. “Jangka panjang, tidak ada kriminalisasi terhadap penggunaan ganja dan opium untuk tujuan medis,” katanya.
Rencana kebijakan Lopez Obrador ditentang penuh pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto. Hal yang sama juga diucapkan sekutu Meksiko dalam perang melawan narkoba, Amerika Serikat.
Lopez Obrador akan dilantik pada Desember mendatang. Dia akan menghadapi tantangan berupa isu perdagangan dan imigrasi dengan pemerintahan Presiden Trup. “Saya ingin Meksiko tidak lagi tergantung secara ekonomi dengan AS,” ujarnya. (Andika Hendra)
(nfl)