Khamenei: Sanksi AS Bertujuan Memecah Belah Iran
A
A
A
TEHERAN - Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran mencoba menciptakan keretakan anyara rakyat dan negara tetapi gagal. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Khamenei mengatakan dengan memaksakan tekanan ekonomi kepada Teheran, Washington berusaha untuk memisahkan bangsa Iran dari sistemnya.
"Enam Presiden AS sebelum yang sekarang juga melakukan upaya tetapi gagal mencapai tujuan jahat mereka," ujarnya sembari menambahkan bahwa konspirasi musuh adalah untuk menciptakan kesenjangan antara pendirian Iran dan bangsa.
Pemimpin Tertinggi Iran itu melihat koalisi yang dibentuk Washington di wilayah Timur Tengah sebagai upaya yang lemah untuk campur tangan di dalam Iran.
"Jika AS memiliki kekuatan untuk mengalahkan Republik Islam, mereka tidak perlu bersekutu dengan negara-negara tercela di Timur Tengah untuk menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di Iran," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (1/7/2018).
Sudah lebih dari sebulan sejak Washington menarik diri kesepakatan nuklir Iran. Penarikan itu dilakukan meski Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan Teheran mematuhi kesepakatan itu dan berbagai upaya kekuatan dunia, termasuk Jerman dan Prancis, berbicara dengan Presiden Donald Trump untuk membatalkan keputusan tersebut.
Ketika Washington terus mengancam sekutunya untuk menghentikan impor minyak Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani baru-baru ini berjanji untuk membawa AS "bertekuk lutut."
"Kami tidak akan menyerah (untuk menekan) dan akan mempertahankan martabat nasional dan historis kami di muka AS," Rouhani menyatakan awal pekan ini.
Baca Juga: Rouhani: Kami Akan Membuat AS Bertekuk Lutut
Khamenei mengatakan dengan memaksakan tekanan ekonomi kepada Teheran, Washington berusaha untuk memisahkan bangsa Iran dari sistemnya.
"Enam Presiden AS sebelum yang sekarang juga melakukan upaya tetapi gagal mencapai tujuan jahat mereka," ujarnya sembari menambahkan bahwa konspirasi musuh adalah untuk menciptakan kesenjangan antara pendirian Iran dan bangsa.
Pemimpin Tertinggi Iran itu melihat koalisi yang dibentuk Washington di wilayah Timur Tengah sebagai upaya yang lemah untuk campur tangan di dalam Iran.
"Jika AS memiliki kekuatan untuk mengalahkan Republik Islam, mereka tidak perlu bersekutu dengan negara-negara tercela di Timur Tengah untuk menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di Iran," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (1/7/2018).
Sudah lebih dari sebulan sejak Washington menarik diri kesepakatan nuklir Iran. Penarikan itu dilakukan meski Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan Teheran mematuhi kesepakatan itu dan berbagai upaya kekuatan dunia, termasuk Jerman dan Prancis, berbicara dengan Presiden Donald Trump untuk membatalkan keputusan tersebut.
Ketika Washington terus mengancam sekutunya untuk menghentikan impor minyak Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani baru-baru ini berjanji untuk membawa AS "bertekuk lutut."
"Kami tidak akan menyerah (untuk menekan) dan akan mempertahankan martabat nasional dan historis kami di muka AS," Rouhani menyatakan awal pekan ini.
Baca Juga: Rouhani: Kami Akan Membuat AS Bertekuk Lutut
(ian)