China Sebut Myanmar Siap Menerima Kembali Rohingya
A
A
A
BEIJING - China percaya bahwa Myanmar sekarang siap untuk menerima kembali ratusan ribu Muslim Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh. Mereka menyeberang ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari aksi kekerasan di Myanmar.
Anggota Dewan Negara China Wang Yi mengatakan bahwa pada hari Kamis dia bertemu menteri Kantor Konseling Negara Myanmar Kyaw Tint Swe di Beijing, dan mendengar laporan darinya tentang bagaimana Myanmar berusaha menyelesaikan masalah repatriasi.
"Saya sangat merasa bahwa pihak Myanmar telah siap untuk menerima orang-orang yang telah memasuki Bangladesh untuk berlindung," kata Wang, saat jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali di sisinya.
"Kami benar-benar berharap untuk melihat bahwa proses pengembalian, terutama kelompok pertama yang kembali, dapat direalisasikan secepat mungkin," imbuh Wang seperti dilansir dari Reuters, Jumat (29/6/2018).
Wang mengungkapkan China akan memberikan bantuan dan memainkan peran konstruktif, dan China telah menyediakan rumah pra-fabrikasi ke Myanmar bagi mereka yang kembali. Sementara untuk Bangladesh, China telah menyediakan tenda dan perlengkapan kemanusiaan lainnya.
"Kami ingin melihat dan percaya bahwa dengan kerja keras Bangladesh dan Myanmar, proses pemulangan ini dapat dimulai sesegera mungkin," ujarnya.
China memiliki hubungan dekat dengan Myanmar, dan telah mendukung apa yang disebut pejabat Myanmar sebagai operasi kontra-pemberontakan yang sah di Rakhine.
Sementara Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali mengatakan ia telah membicarakan secara detail dengan Wang tentang Rohingya.
"Dalam hal ini kami mencari dukungan China dalam memastikan lingkungan yang kondusif di negara bagian Rakhine untuk repatriasi awal dari orang-orang terlantar ini kembali ke tanah air mereka," katanya.
“China telah menjamin dukungannya yang berkelanjutan dalam menyelesaikan masalah ini. Saya pikir kami telah menerima dukungan luar biasa dari China tentang bagaimana menyelesaikan masalah ini,” tukasnya.
Sejak Agustus 2017, sekitar 700 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri dari penumpasan militer di Myanmar yang mayoritas beragama Budha. Amerika Serikat (AS) dan organisasi bantuan lainnya mengatakan banyak laporan pembunuhan, perkosaan dan pembakaran dalam skala besar di negara bagian barat Rakhine.
Pada bulan Mei, PBB mengatakan telah mencapai kesepakatan garis besar dengan Myanmar yang bertujuan untuk memungkinkan mereka kembali.
Anggota Dewan Negara China Wang Yi mengatakan bahwa pada hari Kamis dia bertemu menteri Kantor Konseling Negara Myanmar Kyaw Tint Swe di Beijing, dan mendengar laporan darinya tentang bagaimana Myanmar berusaha menyelesaikan masalah repatriasi.
"Saya sangat merasa bahwa pihak Myanmar telah siap untuk menerima orang-orang yang telah memasuki Bangladesh untuk berlindung," kata Wang, saat jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali di sisinya.
"Kami benar-benar berharap untuk melihat bahwa proses pengembalian, terutama kelompok pertama yang kembali, dapat direalisasikan secepat mungkin," imbuh Wang seperti dilansir dari Reuters, Jumat (29/6/2018).
Wang mengungkapkan China akan memberikan bantuan dan memainkan peran konstruktif, dan China telah menyediakan rumah pra-fabrikasi ke Myanmar bagi mereka yang kembali. Sementara untuk Bangladesh, China telah menyediakan tenda dan perlengkapan kemanusiaan lainnya.
"Kami ingin melihat dan percaya bahwa dengan kerja keras Bangladesh dan Myanmar, proses pemulangan ini dapat dimulai sesegera mungkin," ujarnya.
China memiliki hubungan dekat dengan Myanmar, dan telah mendukung apa yang disebut pejabat Myanmar sebagai operasi kontra-pemberontakan yang sah di Rakhine.
Sementara Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali mengatakan ia telah membicarakan secara detail dengan Wang tentang Rohingya.
"Dalam hal ini kami mencari dukungan China dalam memastikan lingkungan yang kondusif di negara bagian Rakhine untuk repatriasi awal dari orang-orang terlantar ini kembali ke tanah air mereka," katanya.
“China telah menjamin dukungannya yang berkelanjutan dalam menyelesaikan masalah ini. Saya pikir kami telah menerima dukungan luar biasa dari China tentang bagaimana menyelesaikan masalah ini,” tukasnya.
Sejak Agustus 2017, sekitar 700 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri dari penumpasan militer di Myanmar yang mayoritas beragama Budha. Amerika Serikat (AS) dan organisasi bantuan lainnya mengatakan banyak laporan pembunuhan, perkosaan dan pembakaran dalam skala besar di negara bagian barat Rakhine.
Pada bulan Mei, PBB mengatakan telah mencapai kesepakatan garis besar dengan Myanmar yang bertujuan untuk memungkinkan mereka kembali.
(ian)