Duo Korea Bahas Relokasi Artileri Korut dari Perbatasan

Selasa, 26 Juni 2018 - 09:35 WIB
Duo Korea Bahas Relokasi...
Duo Korea Bahas Relokasi Artileri Korut dari Perbatasan
A A A
SEOUL - Dua nega Korea, Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut), membahas kemungkinan relokasi sistem artileri jarak jauh Pyongyang dari perbatasan Korea. Pembahasan ini dilakukan ketikan kedua negara bergerak maju dengan langkah-langkah untuk menurunkan dan memperpanjang pengenduran ketegangan baru-baru ini.

Korut telah menempatkan sekitar 1.000 artileri di sepanjang perbatasan, yang merupakan ancaman signifikan bagi Seoul dan wilayah kota metropolitan itu.

"Relokasi Artileri jarak jauh Korea Utara ke belakang perbatasan sedang dalam pembahasan," kata Perdana Menteri Korsel Lee Nak-yon dalam pidato yang menandai peringatan ke-68 pecahnya Perang Korea 1950-53 seperti dikutip dari AP, Selasa (26/6/2018).

Ia juga mengatakan langkah-langkah yang akan dilakukan di antara kedua belah pihak telah diambil dalam beberapa bulan terakhir.

Komentar Lee tampaknya merupakan konfirmasi resmi pertama Korea dari laporan media bahwa Korsel menuntut agar Korut memosisikan kembali bagian-bagian artileri yang dikerahkannya selama pembicaraan militer antar-Korea bulan ini. Kementerian Pertahanan Seoul, yang telah membantah laporan tersebut, mengatakan tidak memiliki komentar langsung atas pidato Lee.

Baca Juga: Korsel Minta Korut Pindahkan Artileri dari Perbatasan

Sebuah dokumen pertahanan 2016 Korsel menggambarkan artileri jarak jauh Korut sebagai salah satu ancaman terbesar negara itu, bersama dengan program nuklir dan misilnya. Seoul, Ibu Kota Korsel dengan 10 juta orang, berjarak sekitar 40-50 kilometer dari perbatasan.

Media Korsel berspekulasi bahwa selama pembicaraan militer 14 Juni lalu, Korut kemungkinan akan meminta Korsel dan Amerika Serikat (AS) menarik sistem artileri mereka sendiri dari perbatasan sebagai tindakan timbal balik. Sekitar 28.500 tentara AS dikerahkan di Korsel.

Menurut Kementerian Pertahanan Korsel, pada Senin kemarin, para perwira militer dari kedua Korea bertemu untuk membahas cara memulihkan sepenuhnya saluran komunikasi hotline militer mereka.

Pembicaraan itu terjadi sehari setelah Seoul mengatakan akan "menangguhkan tanpa batas" dua latihan militer tahunan berskala kecil dengan AS. Latihan yang melibatkan marinir dari negara sekutunya itu seharusnya digelar dari Juli hingga September, menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan Korsel. Dikatakan Korsel bersedia mengambil langkah-langkah tambahan yang tidak ditentukan jika Korut terus terlibat dalam perundingan "produktif".

Pekan lalu, Korsel dan AS mengumumkan penangguhan latihan militer tahunan mereka yang lebih besar yang disebut Ulchi Freedom Guardian, bagian dari upaya mereka untuk meningkatkan peluang keberhasilan diplomasi nuklir dengan Korut. Beberapa ahli mengatakan suspensi latihan dapat melemahkan postur pertahanan gabungan sekutu terhadap Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8883 seconds (0.1#10.140)