Ahli Nuklir Terkemuka AS Hengkang dari Gedung Putih

Kamis, 21 Juni 2018 - 10:04 WIB
Ahli Nuklir Terkemuka...
Ahli Nuklir Terkemuka AS Hengkang dari Gedung Putih
A A A
WASHINGTON - Ahli nuklir terkemuka pemerintah Donald Trump keluar dari Gedung Putih. Tiga pejabat senior pemerintaah Amerika Serikat (AS) mengatakan hengkangnya pakar nuklir itu bagian dari rotasi reguler.

Andrea Hall selama ini menjadi ahli nuklir andalan pemerintah Presiden Trump dengan menjadi direktur senior di Direktorat Senjata Pemusnah Massal di Dewan Keamanan Nasional (NSC).

Dialah yang terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara (Korut).

Posisi Hall di Gedung Putih kini digantikan oleh Julie Bentz. Bentz memiliki gelar doktor di bidang teknik nuklir, dan telah menjabat tiga kali sebelumnya di NSC yang berurusan dengan kebijakan nuklir.

Seorang juru bicara NSC yang dikutip Reuters, Kamis (21/6/2018), mengatakan bahwa untuk sementara beberapa posisi kepemimpinan diisi melalui penunjukan politik. Sebagian besar staf NSC berasal dari lembaga lain dan biasanya melayani tugasnya selama satu tahun.

Hall memainkan peran kunci dalam pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura pekan lalu.

Trump memuji pertemuan bersejarah di Singapura sebagai momen yang sukses. Namun, sejumlah pihak yang skeptis mempertanyakan hasil pertemuan itu karena Pyongyang dianggap tidak membuat komitmen baru yang konkrit.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan, dia akan melakukan perjalanan lagi ke Korea Utara untuk mencoba menyempurnakan komitmen yang dibuat dalam pertemuan Kim Jong-un dan Trump di Singapura.

Pompeo, yang telah melakukan perjalanan dua kali ke Korea Utara tahun ini dan bertemu Kim untuk ketiga kalinya pada pertemuan 12 Juni di Singapura, mengatakan kepada audiens bisnis di Detroit minggu ini bahwa Kim telah membuat sangat jelas tentang komitmennya untuk sepenuhnya melakukan denuklirisasi.

Tapi, dia menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6732 seconds (0.1#10.140)