Pertemukan Trump-Kim Jong-un, Singapura 'Tekor' Rp208,9 Miliar
A
A
A
SINGAPURA - Singapura yang jadi tuan rumah pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, "rugi" secara finansial. Sebab, negara tetangga Indonesia ini justru membiayai pertemuan tersebut sebesar SGD20 juta atau sekitar Rp208,9 miliar.
Rincian biaya itu diungkap Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. PM Lee mengatakan pembiayaan itu sebagai kontribusi Singapura untuk upaya internasionalnya dalam mewujudkan stabilitas kawasan.
"Itu adalah biaya yang kami bayarkan," katanya pada hari Minggu. Dia menambahkan bahwa biaya keamanan akan mencapai sekitar setengah dari angka itu.
Pertemuan bersejarah itu akan dimulai Selasa (12/6/2018) besok. Menurut PM Lee, pertemuan bersejarah itu berpotensi menghasilkan perkembangan baru terkait krisis di Semenanjung Korea.
"Dari sudut pandang kami, penting bahwa pertemuan itu berlangsung, dan pertemuan itu akan menetapkan perkembangan pada lintasan baru yang akan kondusif bagi keamanan dan stabilitas kawasan," kata Lee, yang dikutip The Straits Times.
PM Lee berbicara kepada media Singapura di sela-sela kunjungan ke pusat media internasional di F1 Pit Building. Dia sebelumnya mengunjungi pasukan Angkatan Bersenjata Singapura yang ditempatkan di Palawan Kidz City di Sentosa, dan pos komando Home Team.
Puncak pertemuan kedua pemimpin tersebut akan berlangsung di Capella Hotel di Pulau Sentosa.Baca Juga: Alasan Singapura Dipilih Jadi Lokasi Pertemuan Trump dan Kim Jong-un
Pemimpin Singapura ini membenarkan bahwa pertemuan Trump dan Kim Jong-un membutuhkan "operasi" yang sangat besar, antara lain untuk menyambut para jurnalis dalam jumlah besar yang datang untuk meliput dan tingkat keamanan yang diperlukan.
"Para perwira telah melakukan pekerjaan yang baik dalam keadaan yang sangat tertekan," katanya. Menurutnya, keputusan Singapura jadi tuan rumah baru diterima dua minggu lalu dan pertemuan disepakati akan terus berjalan.
Tidak mudah untuk menemukan lokasi yang cocok menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu. Menurut Lee, ada persyaratan secara politik dan diplomatik yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
"Karena itu, ketika kedua belah pihak meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan, kami tidak bisa mengatakan tidak," kata PM Lee. "Kami harus meningkatkan (layanan), kami bisa melakukan pekerjaan dengan baik."
Meski menanggung biaya, dia menegaskan bahwa pertemuan Trump dan Kim Jong-un menjadi nilai tambah bagi Singapura.
"Ini memberi kami publisitas. Fakta bahwa kami telah dipilih sebagai lokasi pertemuan, kami tidak memintanya, tetapi kami diminta dan kami setuju. Ada yang membahas sesuatu tentang hubungan Singapura dengan pihak-pihak tertentu, dengan Amerika, dengan Korea Utara, juga posisi kami di komunitas internasional."
Rincian biaya itu diungkap Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. PM Lee mengatakan pembiayaan itu sebagai kontribusi Singapura untuk upaya internasionalnya dalam mewujudkan stabilitas kawasan.
"Itu adalah biaya yang kami bayarkan," katanya pada hari Minggu. Dia menambahkan bahwa biaya keamanan akan mencapai sekitar setengah dari angka itu.
Pertemuan bersejarah itu akan dimulai Selasa (12/6/2018) besok. Menurut PM Lee, pertemuan bersejarah itu berpotensi menghasilkan perkembangan baru terkait krisis di Semenanjung Korea.
"Dari sudut pandang kami, penting bahwa pertemuan itu berlangsung, dan pertemuan itu akan menetapkan perkembangan pada lintasan baru yang akan kondusif bagi keamanan dan stabilitas kawasan," kata Lee, yang dikutip The Straits Times.
PM Lee berbicara kepada media Singapura di sela-sela kunjungan ke pusat media internasional di F1 Pit Building. Dia sebelumnya mengunjungi pasukan Angkatan Bersenjata Singapura yang ditempatkan di Palawan Kidz City di Sentosa, dan pos komando Home Team.
Puncak pertemuan kedua pemimpin tersebut akan berlangsung di Capella Hotel di Pulau Sentosa.Baca Juga: Alasan Singapura Dipilih Jadi Lokasi Pertemuan Trump dan Kim Jong-un
Pemimpin Singapura ini membenarkan bahwa pertemuan Trump dan Kim Jong-un membutuhkan "operasi" yang sangat besar, antara lain untuk menyambut para jurnalis dalam jumlah besar yang datang untuk meliput dan tingkat keamanan yang diperlukan.
"Para perwira telah melakukan pekerjaan yang baik dalam keadaan yang sangat tertekan," katanya. Menurutnya, keputusan Singapura jadi tuan rumah baru diterima dua minggu lalu dan pertemuan disepakati akan terus berjalan.
Tidak mudah untuk menemukan lokasi yang cocok menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu. Menurut Lee, ada persyaratan secara politik dan diplomatik yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
"Karena itu, ketika kedua belah pihak meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan, kami tidak bisa mengatakan tidak," kata PM Lee. "Kami harus meningkatkan (layanan), kami bisa melakukan pekerjaan dengan baik."
Meski menanggung biaya, dia menegaskan bahwa pertemuan Trump dan Kim Jong-un menjadi nilai tambah bagi Singapura.
"Ini memberi kami publisitas. Fakta bahwa kami telah dipilih sebagai lokasi pertemuan, kami tidak memintanya, tetapi kami diminta dan kami setuju. Ada yang membahas sesuatu tentang hubungan Singapura dengan pihak-pihak tertentu, dengan Amerika, dengan Korea Utara, juga posisi kami di komunitas internasional."
(mas)