Israel Dilaporkan Menjual Informasi Nuklir ke Saudi
A
A
A
TEL AVIV - Israel dilaporkan menjual informasi nuklir kepada Arab Saudi. Langkah itu dianggap akan mempermudah Riyadh untuk memperoleh senjata nuklir.
Informasi itu dirilis media Timur Tengah, Arabi21. Laporan tersebut menyatakan bahwa badan keamanan Barat percaya Tel Aviv telah menjual informasi nuklir ke Riyadh.
Menurut penulis Israel, Ami Dor-on, informasi semacam itu akan memberi kesempatan bagi Riyadh dalam memperoleh senjata nuklir. Dalam tulisannya di situs News One, Dor-on mengatakan bahwa tujuan bersama Saudi dan Israel adalah untuk memastikan Iran tidak menjadi satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata seperti itu.
"Informasi ini harus mengejutkan kita," kata Dor-on. "Seperti yang kita lihat dunia berubah menjadi buruk, mengikuti perlombaan untuk kepemilikan senjata nuklir yang melintas tepat di atas kepala kita di Timur Tengah," ujarnya, yang menambahkan bahwa Riyadh tidak lagi menyembunyikan keinginannya untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pemerintah Tel Aviv belum berkomentar atas laporan tersebut. Namun, Jenderal Amos Yadlin, mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Israel, menyatakan bahwa Saudi tidak akan menunggu untuk mendapatkan kemampuan memiliki senjata nuklir.
"Mereka akan pergi ke Pakistan, dan mengambil apa pun yang mereka inginkan," katanya. Pakistan memang menjadi salah satu negara yang memiliki senjata nuklir.
"(Pakistan) ini telah menunjukkan kesediaannya untuk mentransfer keahlian dan kemampuan nuklir ke Arab Saudi dalam waktu satu bulan jika perlombaan senjata di Timur Tengah meningkat, ujar Yadlin.
Mantan Presiden AS Barack Obama sejatinya telah diberitahu pada 2012 tentang tekad kuat orang-orang Saudi dalam mengejar kemampuan nuklir.
"Dapat diasumsikan bahwa Israel dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan upaya Arab Saudi untuk memperoleh senjata nuklir," uajr Dor-on."Dan tidak meninggalkannya semata-mata untuk Pakistan, mengingat hubungan Saudi-Israel yang berkembang."
Dor-on mengatakan, Pakistan dapat dengan mudah memindahkan bom nuklirnya ke Arab Saudi. Sedangkan Israel secara resmi belum menunjukkan niat seperti itu.
"Israel dapat mentransfer informasi dan keahlian nuklir ke Kerajaan (Arab Saudi) yang akan memungkinkannya untuk mengembangkan kemampuan canggihnya di bidang khusus ini," kata Dor-on.
"Komentar Yadlin sebagai pejabat intelijen senior Israel memberi kredibilitas terhadap kebocoran layanan intelijen Barat," imbuh Dor-on, yang dilansir Middle East Monitor, Jumat (1/6/2018).
Informasi itu dirilis media Timur Tengah, Arabi21. Laporan tersebut menyatakan bahwa badan keamanan Barat percaya Tel Aviv telah menjual informasi nuklir ke Riyadh.
Menurut penulis Israel, Ami Dor-on, informasi semacam itu akan memberi kesempatan bagi Riyadh dalam memperoleh senjata nuklir. Dalam tulisannya di situs News One, Dor-on mengatakan bahwa tujuan bersama Saudi dan Israel adalah untuk memastikan Iran tidak menjadi satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata seperti itu.
"Informasi ini harus mengejutkan kita," kata Dor-on. "Seperti yang kita lihat dunia berubah menjadi buruk, mengikuti perlombaan untuk kepemilikan senjata nuklir yang melintas tepat di atas kepala kita di Timur Tengah," ujarnya, yang menambahkan bahwa Riyadh tidak lagi menyembunyikan keinginannya untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pemerintah Tel Aviv belum berkomentar atas laporan tersebut. Namun, Jenderal Amos Yadlin, mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Israel, menyatakan bahwa Saudi tidak akan menunggu untuk mendapatkan kemampuan memiliki senjata nuklir.
"Mereka akan pergi ke Pakistan, dan mengambil apa pun yang mereka inginkan," katanya. Pakistan memang menjadi salah satu negara yang memiliki senjata nuklir.
"(Pakistan) ini telah menunjukkan kesediaannya untuk mentransfer keahlian dan kemampuan nuklir ke Arab Saudi dalam waktu satu bulan jika perlombaan senjata di Timur Tengah meningkat, ujar Yadlin.
Mantan Presiden AS Barack Obama sejatinya telah diberitahu pada 2012 tentang tekad kuat orang-orang Saudi dalam mengejar kemampuan nuklir.
"Dapat diasumsikan bahwa Israel dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan upaya Arab Saudi untuk memperoleh senjata nuklir," uajr Dor-on."Dan tidak meninggalkannya semata-mata untuk Pakistan, mengingat hubungan Saudi-Israel yang berkembang."
Dor-on mengatakan, Pakistan dapat dengan mudah memindahkan bom nuklirnya ke Arab Saudi. Sedangkan Israel secara resmi belum menunjukkan niat seperti itu.
"Israel dapat mentransfer informasi dan keahlian nuklir ke Kerajaan (Arab Saudi) yang akan memungkinkannya untuk mengembangkan kemampuan canggihnya di bidang khusus ini," kata Dor-on.
"Komentar Yadlin sebagai pejabat intelijen senior Israel memberi kredibilitas terhadap kebocoran layanan intelijen Barat," imbuh Dor-on, yang dilansir Middle East Monitor, Jumat (1/6/2018).
(mas)