AS Tolak Jual F-35, Turki Siap Lirik Produk Lain
A
A
A
ANKARA - Turki akan melirik produk dari negara lain jika Amerika Serikat (AS) tidak mengizinkannya membeli jet F-35 Lockheed Martin. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
Komite Senat AS pekan lalu mengeluarkan versi dari RUU kebijakan pertahanan senilai USD716 miliar, termasuk tindakan untuk mencegah Turki membeli jet-jet tersebut. Ini semakin memperkeruh hubungan yang sudah tegang antara sekutu NATO tersebut.
Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan kembali dari kunjungannya ke Jerman, Cavusoglu mengatakan belum ada tekanan dari pemerintah AS untuk membatalkan kesepakatan untuk pembelian jet F-35.
"Ini bukanlah kesepakatan di mana Washington bisa membatalkan sesuai keinginannya," kata Cavusoglu seperti dikutip Reuters dari NTV, Rabu (30/5/2018).
Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang dalam beberapa bulan terakhir karena sejumlah masalah, termasuk keputusan Presiden Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem dan menentang kebijakan AS di Suriah.
Turki telah melakukan serangan ke wilayah Afrin Suriah utara melawan YPG Kurdi Suriah sejak Januari. Turki juga marah dengan dukungan Washington kepada YPG, yang dianggap sebagai organisasi teroris terkait dengan militan Kurdi yang dilarang di Turki.
Presiden Tayyip Erdogan mengancam akan mendorong operasi Turki terhadap YPG lebih jauh ke timur ke Manbij, di mana pasukan AS ditempatkan, mempertaruhkan konfrontasi antara sekutu.
"Namun, Ankara dan Washington telah mencapai pemahaman atas Manbij di mana militan akan meninggalkan daerah itu," kata Cavusoglu, menambahkan jadwal untuk rencana itu dapat diputuskan dalam pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan depan.
Pekan lalu, kelompok kerja Turki dan AS yang bertemu di Ankara, mengatakan mereka telah menggariskan rancangan kerja sama untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Manbij.
"Jika perjanjian itu selesai, model itu bisa diterapkan ke daerah lain di Suriah utara,"ucap Cavusoglu.
Ia juga mengatakan duta besar Turki untuk Washington, yang dipanggil untuk konsultasi setelah pasukan Israel membunuh demonstran Palestina di Gaza awal bulan ini, dapat kembali ke Washington.
Komite Senat AS pekan lalu mengeluarkan versi dari RUU kebijakan pertahanan senilai USD716 miliar, termasuk tindakan untuk mencegah Turki membeli jet-jet tersebut. Ini semakin memperkeruh hubungan yang sudah tegang antara sekutu NATO tersebut.
Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan kembali dari kunjungannya ke Jerman, Cavusoglu mengatakan belum ada tekanan dari pemerintah AS untuk membatalkan kesepakatan untuk pembelian jet F-35.
"Ini bukanlah kesepakatan di mana Washington bisa membatalkan sesuai keinginannya," kata Cavusoglu seperti dikutip Reuters dari NTV, Rabu (30/5/2018).
Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang dalam beberapa bulan terakhir karena sejumlah masalah, termasuk keputusan Presiden Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem dan menentang kebijakan AS di Suriah.
Turki telah melakukan serangan ke wilayah Afrin Suriah utara melawan YPG Kurdi Suriah sejak Januari. Turki juga marah dengan dukungan Washington kepada YPG, yang dianggap sebagai organisasi teroris terkait dengan militan Kurdi yang dilarang di Turki.
Presiden Tayyip Erdogan mengancam akan mendorong operasi Turki terhadap YPG lebih jauh ke timur ke Manbij, di mana pasukan AS ditempatkan, mempertaruhkan konfrontasi antara sekutu.
"Namun, Ankara dan Washington telah mencapai pemahaman atas Manbij di mana militan akan meninggalkan daerah itu," kata Cavusoglu, menambahkan jadwal untuk rencana itu dapat diputuskan dalam pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan depan.
Pekan lalu, kelompok kerja Turki dan AS yang bertemu di Ankara, mengatakan mereka telah menggariskan rancangan kerja sama untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Manbij.
"Jika perjanjian itu selesai, model itu bisa diterapkan ke daerah lain di Suriah utara,"ucap Cavusoglu.
Ia juga mengatakan duta besar Turki untuk Washington, yang dipanggil untuk konsultasi setelah pasukan Israel membunuh demonstran Palestina di Gaza awal bulan ini, dapat kembali ke Washington.
(ian)