Pertemuan Trump-Jong-un Batal, Gedung Putih Salahkan Korut
A
A
A
WASHINGTON - Reaksi Korea Utara (Korut) atas komentar Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence adalah kesalahan terakhir yang membuat Gedung Putih membatalkan pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat Gedung Putih.
Wakil menteri luar negeri Korut menyebut ucapan Pence tentang Korut bodoh dan menyatakan kedua negara bisa bertemu untuk pertemuan puncak atau untuk unjuk kekuatan nuklir.
Ia mengatakan hal itu setelah Pence menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel pada hari Senin bahwa interaksi dengan Korut dapat berakhir seperti "Model Libya" jika Kim Jong-un tidak membuat kesepakatan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa, setelah reaksi Korut terhadap komentar tersebut, pejabat pemerintah senior di tingkat tertinggi mengadakan diskusi yang akhirnya menyebabkan pembatalan pertemuan.
Seorang pejabat Gedung Putih yang kedua mengatakan ancaman konflik nuklir merupakan faktor utama kenapa Trump berjalan menjauh dari pertemuan dengan Kim Jong-un.
“Korea Utara secara harfiah mengancam perang nuklir dalam pernyataan yang dirilis semalam. Tidak ada KTT yang bisa berhasil dalam situasi seperti ini,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/5/2018).
Departemen Luar Negeri AS mengirimkan surat Trump yang mengumumkan pembatalan pertemuan ke Korut melalui saluran yang ada.
Pejabat Gedung Putih pertama mengatakan masih ada harapan untuk perdamaian dengan Korut tetapi negara itu perlu mengubah retorikanya untuk sampai di sana.
“Ada pintu belakang yang masih terbuka jika Korea Utara bersedia untuk melewatinya. Tetapi ini melibatkan beberapa perubahan retorika mereka setidaknya,” ujarnya.
“Saya tidak berpikir bahwa harapan itu sepenuhnya hilang, tetapi jelas lebih banyak yang harus dilakukan sebelum kita mendapatkan tempat yang lebih baik,” tukasnya.
Wakil menteri luar negeri Korut menyebut ucapan Pence tentang Korut bodoh dan menyatakan kedua negara bisa bertemu untuk pertemuan puncak atau untuk unjuk kekuatan nuklir.
Ia mengatakan hal itu setelah Pence menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel pada hari Senin bahwa interaksi dengan Korut dapat berakhir seperti "Model Libya" jika Kim Jong-un tidak membuat kesepakatan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa, setelah reaksi Korut terhadap komentar tersebut, pejabat pemerintah senior di tingkat tertinggi mengadakan diskusi yang akhirnya menyebabkan pembatalan pertemuan.
Seorang pejabat Gedung Putih yang kedua mengatakan ancaman konflik nuklir merupakan faktor utama kenapa Trump berjalan menjauh dari pertemuan dengan Kim Jong-un.
“Korea Utara secara harfiah mengancam perang nuklir dalam pernyataan yang dirilis semalam. Tidak ada KTT yang bisa berhasil dalam situasi seperti ini,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/5/2018).
Departemen Luar Negeri AS mengirimkan surat Trump yang mengumumkan pembatalan pertemuan ke Korut melalui saluran yang ada.
Pejabat Gedung Putih pertama mengatakan masih ada harapan untuk perdamaian dengan Korut tetapi negara itu perlu mengubah retorikanya untuk sampai di sana.
“Ada pintu belakang yang masih terbuka jika Korea Utara bersedia untuk melewatinya. Tetapi ini melibatkan beberapa perubahan retorika mereka setidaknya,” ujarnya.
“Saya tidak berpikir bahwa harapan itu sepenuhnya hilang, tetapi jelas lebih banyak yang harus dilakukan sebelum kita mendapatkan tempat yang lebih baik,” tukasnya.
(ian)