Putin: ICBM Sarmat Dikerahkan 2020, Glider Hipersonik 2019
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia akan mengerahkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat pada tahun 2020. Sedangkan glider hipersonik Avangard beroperasi pada tahun 2019.
Batas waktu pengerahan sistem senjata itu dikonfirmasi Presiden Vladimir Putin pada hari Jumat dalam pertemuan dengan para pejabat pertahanan dan kontraktor senjata Rusia. Dia menyatakan kedua senjata itu penting untuk pencegahan serangan nuklir di masa depan.
"Percobaan sistem yang menjanjikan lainnya terus berlanjut. Segera, mereka akan memulai layanan dalam pasukan strategis kami. Maksud saya pertama-tama sistem Sarmat yang akan memasuki layanan operasional pada tahun 2020, sistem Avangard akan beroperasi pada tahun 2019," kata Putin, seperti dikutip kantor berita TASS, Sabtu (19/5/2018) malam.
Sarmat RS-28 adalah rudal berbasis silo Rusia dengan bahan bakar heavy liquid yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rusia telah mengembangkan Sarmat sejak tahun 2000-an untuk menggantikan operasi ICBM Voyevedo yang sudah melayani Pasukan Rudal Strategis Rusia sejak 1988.
Baca Juga: Laporan Intelijen AS: Senjata Hipersonik Rusia Siap Tempur 2020
Sarmat diklaim memiliki jangkauan yang lebih jauh, yang memungkinkan misil-misil tersebut mencapai wilayah Amerika Serikat (AS) dari arah selatan yang tidak dapat dihentikan oleh pencegat anti-balistik yang dikerahkan di Alaska.
Sedangkan Avangard adalah hulu ledak nuklir yang dapat meluncur melewati atmosfer dengan kecepatan hipersonik yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dicegat dengan teknologi modern. ICBM Sarmat diperkirakan akan membawa glider Avangard.
Kedua sistem senjata itu pernah dipamerkan Putin pada pidato kenegaraan bulan Maret lalu. Putin mengatakan, beberapa senjata lain yang saat ini sedang dikembangkan di Rusia membuat sistem rudal antibalistik (ABM) AS tidak mampu mengikis penangkal nuklir Rusia di masa mendatang.
Menurut Putin, dengan penjelasannya soal senjata-senjata baru Rusia itu berarti upaya Washington selama puluhan tahun untuk mencapai keseimbangan strategis dengan Rusia yang menguntungkan Amerika telah gagal.
Batas waktu pengerahan sistem senjata itu dikonfirmasi Presiden Vladimir Putin pada hari Jumat dalam pertemuan dengan para pejabat pertahanan dan kontraktor senjata Rusia. Dia menyatakan kedua senjata itu penting untuk pencegahan serangan nuklir di masa depan.
"Percobaan sistem yang menjanjikan lainnya terus berlanjut. Segera, mereka akan memulai layanan dalam pasukan strategis kami. Maksud saya pertama-tama sistem Sarmat yang akan memasuki layanan operasional pada tahun 2020, sistem Avangard akan beroperasi pada tahun 2019," kata Putin, seperti dikutip kantor berita TASS, Sabtu (19/5/2018) malam.
Sarmat RS-28 adalah rudal berbasis silo Rusia dengan bahan bakar heavy liquid yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rusia telah mengembangkan Sarmat sejak tahun 2000-an untuk menggantikan operasi ICBM Voyevedo yang sudah melayani Pasukan Rudal Strategis Rusia sejak 1988.
Baca Juga: Laporan Intelijen AS: Senjata Hipersonik Rusia Siap Tempur 2020
Sarmat diklaim memiliki jangkauan yang lebih jauh, yang memungkinkan misil-misil tersebut mencapai wilayah Amerika Serikat (AS) dari arah selatan yang tidak dapat dihentikan oleh pencegat anti-balistik yang dikerahkan di Alaska.
Sedangkan Avangard adalah hulu ledak nuklir yang dapat meluncur melewati atmosfer dengan kecepatan hipersonik yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dicegat dengan teknologi modern. ICBM Sarmat diperkirakan akan membawa glider Avangard.
Kedua sistem senjata itu pernah dipamerkan Putin pada pidato kenegaraan bulan Maret lalu. Putin mengatakan, beberapa senjata lain yang saat ini sedang dikembangkan di Rusia membuat sistem rudal antibalistik (ABM) AS tidak mampu mengikis penangkal nuklir Rusia di masa mendatang.
Menurut Putin, dengan penjelasannya soal senjata-senjata baru Rusia itu berarti upaya Washington selama puluhan tahun untuk mencapai keseimbangan strategis dengan Rusia yang menguntungkan Amerika telah gagal.
(mas)