Bantai 60 Warga Palestina, AS Bilang Tentara Israel Telah Menahan Diri
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley mengatakan, tentara Israel telah menahan diri dalam bertindak saat konfrontasi mematikan dengan demonstran Palestina di perbatasan Gaza. Hal itu diungkapkan Haley dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di perbatasan Jalur Gaza-Israel.
Pertemuan itu diawali dengan hening cipta bagi lebih dari 50 warga Palestina yang tewas terbunuh di tangan pasukan Israel di hari paling berdarah di Gaza sejak perang tahun 2014.
Sesaat setelah pertemuan di mulai, Haley mengatakan Israel menghadapi ekstrimis Hamas yang menghasut orang-orang untuk melemparkan benda-benda yang dibakar ke pagar perbatasan Israel. Hamas juga, kata Haley, mendesak para demonstran untuk melanggar daerah perbatasan.
"Siapa di antara kita yang mau menerima aksi semacam ini di perbatasanmu? Tidak ada yang mau," katanya.
"Tidak ada negara di ruangan ini yang akan bertindak dengan lebih menahan diri daripada yang dimiliki Israel," imbuhnya seperti dikutip dari AP, Rabu (16/5/2018).
Haley juga menegaskan bahwa kekerasan tidak ada hubungannya dengan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem yang diperebutkan. Sebaliknya ia mengatakan bahwa Hamas telah menghasut kekerasan di sana selama bertahun-tahun.
Lebih dari 50 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka oleh tembakan Israel di tengah protes massal Senin. Israel mengatakan pasukannya mempertahankan perbatasannya dan menuduh gerilyawan Hamas mencoba menyerang di balik aksi protes tersebut.
Aksi kekerasan itu terjadi ketika AS dan Israel merayakan pembukaan kedutaan, pengakuan resmi pertama Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel setelah 70 tahun. Langkah itu membuat marah orang-orang Palestina, yang memandang Yerusalem timur sebagai ibu kota masa depan mereka sendiri.
Pertemuan itu diawali dengan hening cipta bagi lebih dari 50 warga Palestina yang tewas terbunuh di tangan pasukan Israel di hari paling berdarah di Gaza sejak perang tahun 2014.
Sesaat setelah pertemuan di mulai, Haley mengatakan Israel menghadapi ekstrimis Hamas yang menghasut orang-orang untuk melemparkan benda-benda yang dibakar ke pagar perbatasan Israel. Hamas juga, kata Haley, mendesak para demonstran untuk melanggar daerah perbatasan.
"Siapa di antara kita yang mau menerima aksi semacam ini di perbatasanmu? Tidak ada yang mau," katanya.
"Tidak ada negara di ruangan ini yang akan bertindak dengan lebih menahan diri daripada yang dimiliki Israel," imbuhnya seperti dikutip dari AP, Rabu (16/5/2018).
Haley juga menegaskan bahwa kekerasan tidak ada hubungannya dengan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem yang diperebutkan. Sebaliknya ia mengatakan bahwa Hamas telah menghasut kekerasan di sana selama bertahun-tahun.
Lebih dari 50 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka oleh tembakan Israel di tengah protes massal Senin. Israel mengatakan pasukannya mempertahankan perbatasannya dan menuduh gerilyawan Hamas mencoba menyerang di balik aksi protes tersebut.
Aksi kekerasan itu terjadi ketika AS dan Israel merayakan pembukaan kedutaan, pengakuan resmi pertama Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel setelah 70 tahun. Langkah itu membuat marah orang-orang Palestina, yang memandang Yerusalem timur sebagai ibu kota masa depan mereka sendiri.
(ian)