Rusia Pantau Situasi di Surabaya Pasca Serangan Bom
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menyatakan, pihaknya terus memantau situasi dan mengikuti berita mengenai serangan bom yang terjadi di Surabaya. Ini dilakukan untuk memastikan apakah ada warga Rusia yang menjadi korban dalam serangan itu.
"Kami mengikuti berita dan menunggu daftar korban yang dirilis untuk memastikan tidak ada korban orang Rusia," kata Vorobieva melalui pesan singkat kepada Sindonews pada Minggu (13/5).
Sementara itu, ketika disinggung apakah Moskow akan mengeluarkan imbauan bepergian ke Indonesia, khususnya ke Surabaya pasca serangan ini. Vorobieva menegaskan, Rusia tidak memiliki rencana dan tidak akan mengeluarkan imbauan semacam itu.
"Tidak ada travel ban apapun (ke Surabaya khususnya atau Indonesia umumnya) sementara ini.Rusia tidak pernah membuat travel ban sewaktu ada serangan teroris di Jakarta tahun 2016 atau erupsi gunung Agung tahun 2017. Jadi sekarang kami monitor situasi saja," sambungnya.
Seperti diketahui, ledakan yang diduga aksi bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya. Lokasinya di Jalan Ngagel Madya, Jalan Arjuna dan Jalan Diponegoro. Teror bom ini telah menewaskan 9 orang dan 40 orang luka-luka. Korban luka saat ini sedang dirawat di rumash sakit. Dua korban merupakan aparat Polrestabes Surabaya.
Jalan Diponegoro sendiri ditutup total oleh polisi untuk mengamankan gereja yang juga menjadi salah satu sasaran bom bunuh diri.Sebuah ambulans dari salah satu rumah sakit swasta disiagakan guna membantu proses evakuasi. Sejumlah perawat dan dokter juga tampak siaga di sekitar lokasi kejadian.
"Kami mengikuti berita dan menunggu daftar korban yang dirilis untuk memastikan tidak ada korban orang Rusia," kata Vorobieva melalui pesan singkat kepada Sindonews pada Minggu (13/5).
Sementara itu, ketika disinggung apakah Moskow akan mengeluarkan imbauan bepergian ke Indonesia, khususnya ke Surabaya pasca serangan ini. Vorobieva menegaskan, Rusia tidak memiliki rencana dan tidak akan mengeluarkan imbauan semacam itu.
"Tidak ada travel ban apapun (ke Surabaya khususnya atau Indonesia umumnya) sementara ini.Rusia tidak pernah membuat travel ban sewaktu ada serangan teroris di Jakarta tahun 2016 atau erupsi gunung Agung tahun 2017. Jadi sekarang kami monitor situasi saja," sambungnya.
Seperti diketahui, ledakan yang diduga aksi bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya. Lokasinya di Jalan Ngagel Madya, Jalan Arjuna dan Jalan Diponegoro. Teror bom ini telah menewaskan 9 orang dan 40 orang luka-luka. Korban luka saat ini sedang dirawat di rumash sakit. Dua korban merupakan aparat Polrestabes Surabaya.
Jalan Diponegoro sendiri ditutup total oleh polisi untuk mengamankan gereja yang juga menjadi salah satu sasaran bom bunuh diri.Sebuah ambulans dari salah satu rumah sakit swasta disiagakan guna membantu proses evakuasi. Sejumlah perawat dan dokter juga tampak siaga di sekitar lokasi kejadian.
(esn)