Menolak Bungkam, Turki Sebut Pemindahan Kedubes AS Salah
A
A
A
ISTANBUL - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengecam keputusan Washington untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Ia menegaskan Turki akan terus membela Palestina meski semua negara lain memilih untuk diam.
"Keputusan AS ini salah," kata Mevlut Cavusoglu, berbicara di Istanbul di Forum Jurnalis Arab seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (13/5/2018).
"Kami perlu mengambil sikap bersama terhadap keputusan yang salah ini. Kami melihat beberapa keraguan dalam Liga Arab baru-baru ini, yang merupakan kesalahan," imbuhnya.
Desember lalu, Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan internasional ketika dia secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan bersumpah untuk merelokasi kedutaan besar Washington ke kota itu.
AS bermaksud untuk secara resmi merelokasi kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tanggal 14 Mei bertepatan dengan peringatan 70 tahun berdirinya Israel pada tahun 1948 - sebuah peristiwa yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Nakba" atau bencana.
Cavusoglu menegaskan kembali pendirian Turki terhadap Palestina. Turki tidak akan diam bahkan jika setiap negara tetap diam terhadap masalah Yerusalem.
"Turki akan terus mempertahankan kasus Yerusalem untuk Palestina," tambah diplomat top itu.
Yerusalem menjadi jantung konflik Palestina-Israel, di mana Palestina menegaskan Yerusalem Timur - yang diduduki oleh Israel sejak 1967 - sebagai Ibu Kota negara Palestina merdeka.
"Keputusan AS ini salah," kata Mevlut Cavusoglu, berbicara di Istanbul di Forum Jurnalis Arab seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (13/5/2018).
"Kami perlu mengambil sikap bersama terhadap keputusan yang salah ini. Kami melihat beberapa keraguan dalam Liga Arab baru-baru ini, yang merupakan kesalahan," imbuhnya.
Desember lalu, Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan internasional ketika dia secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan bersumpah untuk merelokasi kedutaan besar Washington ke kota itu.
AS bermaksud untuk secara resmi merelokasi kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tanggal 14 Mei bertepatan dengan peringatan 70 tahun berdirinya Israel pada tahun 1948 - sebuah peristiwa yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Nakba" atau bencana.
Cavusoglu menegaskan kembali pendirian Turki terhadap Palestina. Turki tidak akan diam bahkan jika setiap negara tetap diam terhadap masalah Yerusalem.
"Turki akan terus mempertahankan kasus Yerusalem untuk Palestina," tambah diplomat top itu.
Yerusalem menjadi jantung konflik Palestina-Israel, di mana Palestina menegaskan Yerusalem Timur - yang diduduki oleh Israel sejak 1967 - sebagai Ibu Kota negara Palestina merdeka.
(ian)