Eropa Bertekad Pertahankan Perjanjian Nuklir Iran

Kamis, 10 Mei 2018 - 06:31 WIB
Eropa Bertekad Pertahankan...
Eropa Bertekad Pertahankan Perjanjian Nuklir Iran
A A A
JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyesali keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump memutuskan untuk keluar dari perjanjian nuklir internasional (JCPoA) yang membatasi proyek nuklir Iran.

Meski begitu, ketiga negara sekutu terdekat AS ini menegaskan bahwa mereka bertekad untuk tetap mempertahankan kesepakatan tersebut.

"Bersama-sama, kami menekankan komitmen kami yang berkelanjutan terhadap JCPoA. Perjanjian ini tetap penting untuk keamanan bersama kami," tegas ketiganya dalam sebuah pernyataan bersama.

"Kami ingat bahwa JCPoA dengan suara bulat didukung oleh Dewan Keamanan PBB dalam resolusi 2231. Resolusi ini tetap merupakan kerangka hukum internasional yang mengikat untuk penyelesaian sengketa tentang program nuklir Iran. Kami mendesak semua pihak untuk tetap berkomitmen pada implementasi penuh dan bertindak dalam semangat tanggung jawab," sambung pernyataan itu.

Menurut IAEA, Iran terus mematuhi pembatasan yang ditetapkan oleh JCPoA, sejalan dengan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir. Seiring dengan itu Inggris, Jerman, dan Prancis pun akan tetap menjadi pihak dalam JCPoA.

"Pemerintah kami tetap berkomitmen untuk memastikan perjanjian ditegakkan, dan akan bekerja dengan semua pihak yang tersisa untuk kesepakatan untuk memastikan ini tetap termasuk termasuk dengan memastikan manfaat ekonomi berkelanjutan kepada rakyat Iran yang terkait dengan perjanjian tersebut," kata pernyataan itu.

Dalam kesempatan itu, ketiganya juga mendesak mendesak AS untuk memastikan bahwa struktur JCPoA dapat tetap utuh, dan untuk menghindari mengambil tindakan yang menghalangi implementasi penuh oleh semua pihak lain dalam kesepakatan.

"Setelah terlibat dengan Administrasi AS secara menyeluruh selama beberapa bulan terakhir, kami menyerukan kepada AS untuk melakukan segala kemungkinan untuk mempertahankan keuntungan untuk non-proliferasi nuklir yang ditimbulkan oleh JCPoA, dengan memungkinkan penegakan terus unsur-unsur utamanya," imbau ketiga negara Eropa itu.

Mereka juga meminta Iran untuk menahan diri dalam menanggapi keputusan AS. Iran harus terus memenuhi kewajibannya sendiri berdasarkan kesepakatan, bekerja sama secara penuh dan tepat waktu dengan persyaratan inspeksi IAEA.

IAEA sendiri harus dapat terus melaksanakan program verifikasi dan pemantauan jangka panjang tanpa batasan atau rintangan. Pada gilirannya, Iran harus terus menerima keringanan sanksi yang berhak untuk sementara itu tetap sesuai dengan ketentuan kesepakatan.

"Tidak ada keraguan: program nuklir Iran harus selalu tetap damai dan sipil," tegas pernyataan itu dalam rilis yang diterima Sindonews, Jakarta, Kamis (10/5/2018).

Meski begitu, ketiganya juga menekankan bahwa sejumlah masalah utama lain juga perlu diperhatikan. Kerangka jangka panjang untuk program nuklir Iran setelah beberapa ketentuan JCPoA berakhir, setelah 2025, harus ditentukan. Ketiganya menyimpan keprihatinan terhadap program rudal balistik Iran dan kegiatan regionalnya yang tidak stabil, terutama di Suriah, Irak, dan Yaman.

"Kami telah memulai diskusi yang konstruktif dan saling menguntungkan tentang isu-isu ini, dan E3 berkomitmen untuk melanjutkannya dengan mitra-mitra utama dan negara-negara yang peduli di seluruh kawasan," jelas pernyataan itu.

"Kami dan Menteri Luar Negeri kami akan menjangkau semua pihak di JCPoA untuk mencari jalan positif ke depan," demikian pernyataan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9969 seconds (0.1#10.140)