Partai ISLAM Ingin Belgia 100 Persen Jadi Negara Islam
A
A
A
BRUSSELS - Sebuah partai politik di Belgia bernama Partai ISLAM berkeinginan menjadikan negara di Eropa itu 100 persen negara Islam. Salah satu proposal partai ini berupa penerapan syariat Islam seperti pemisahan lelaki dan perempuan di angkutan umum.
Abdelhay Bakkali Tahiri, presiden partai Muslim konservatif di Belgia ini mengatakan, Partai ISLAM sejatinya akronim dari "Integrity, Solidarity, Liberty, Authenticity, Morality".
Tahiri melalui sambungan video dengan tim jurnalis RT France membenarkan salah satu proposal partainya yang bertujuan untuk menciptakan zona terpisah bagi perempuan dan laki-laki di angkutan umum.
Menurut politisi tersebut, hal itu bertujuan untuk membantu melindungi wanita, anak-anak dan kelompok rentan lain yang mungkin menghadapi perilaku agresif. "Ini hanya untuk kesejahteraan orang-orang yang menggunakan transportasi umum," katanya, yang dilansir Jumat (27/4/2018).
Pilar lain dari agenda partai ini adalah integrasi hukum Syariah ke dalam sistem legislatif Belgia. Tahiri mengklaim bahwa hukum Syariah fleksibel. Dia mencontohkan larangan mengemudi bagi perempuan di Arab Saudi dan pencabutan larangan itu di bawah hukum Syariah. "Semua orang menempatkan apa yang dia inginkan dalam Syariah," ujarnya.
Didirikan pada tahun 2012, Partai ISLAM telah mengejutkan publik Belgia di tahun pertama dengan memenangkan kursi di parlemen Kota Anderlecht dan Molenbeek di wilayah Brussels, Ibu Kota Belgia.
Molenbeek selama ini dikenal sebagai "pusat ekstremisme", karena sejumlah milisi jihadis yang terlibat serangan teror di Paris dan Brussels tumbuh dan tinggal di sana.
Harapan semua perempuan mengenakan jilbab juga menjadi agenda partai ini. Selain itu ada juga keinginan untuk mewajibkan semua sekolah menawarkan menu daging halal. Semua agenda itu untuk mencapai tujuan utama, yakni mengubah Belgia menjadi 100 persen negara Islam.
"Tujuan kami adalah negara Islam 100 persen, tetapi kami tidak bermaksud memaksakan jilbab,” kata Redouane Ahrouch, pendiri partai—yang juga bekerja sebagai sopir bus di Anderlecht—kepada media setempat pada awal April.
Menurut pernyataan di situsnya, Partai ISLAM mengutuk terorisme dalam segala bentuk. Ahrouch bersikeras bahwa dalam 12 tahun atau pada 2030, komunitas Muslim akan mewarnai Ibu Kota Belgia.
Sejumlah politisi Belgia telah mengkritik agenda dan pernyataan Partai ISLAM. Menteri Luar Negeri Belgia, Theo Francken, menyebut anggota-anggota partai itu dengan sebutan “serigala berbulu domba”.
“Sebuah partai politik yang disebut ‘ISLAM’ tumbuh di Belgia. Mereka secara terbuka menyerukan pengenalan hukum Syariah. Syariah itu melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, partai-partai syariah bersifat antidemokratis," tulis dia Twitter, awal April lalu.
Seorang anggota partai liberal DeFI, Olivier Maingain, meminta Brussels untuk melarang Partai ISLAM. "Perlu keberanian untuk melarang partai seperti ISLAM (karena itu) proyek teokrasi, bertentangan dengan demokrasi," tulis dia.
Abdelhay Bakkali Tahiri, presiden partai Muslim konservatif di Belgia ini mengatakan, Partai ISLAM sejatinya akronim dari "Integrity, Solidarity, Liberty, Authenticity, Morality".
Tahiri melalui sambungan video dengan tim jurnalis RT France membenarkan salah satu proposal partainya yang bertujuan untuk menciptakan zona terpisah bagi perempuan dan laki-laki di angkutan umum.
Menurut politisi tersebut, hal itu bertujuan untuk membantu melindungi wanita, anak-anak dan kelompok rentan lain yang mungkin menghadapi perilaku agresif. "Ini hanya untuk kesejahteraan orang-orang yang menggunakan transportasi umum," katanya, yang dilansir Jumat (27/4/2018).
Pilar lain dari agenda partai ini adalah integrasi hukum Syariah ke dalam sistem legislatif Belgia. Tahiri mengklaim bahwa hukum Syariah fleksibel. Dia mencontohkan larangan mengemudi bagi perempuan di Arab Saudi dan pencabutan larangan itu di bawah hukum Syariah. "Semua orang menempatkan apa yang dia inginkan dalam Syariah," ujarnya.
Didirikan pada tahun 2012, Partai ISLAM telah mengejutkan publik Belgia di tahun pertama dengan memenangkan kursi di parlemen Kota Anderlecht dan Molenbeek di wilayah Brussels, Ibu Kota Belgia.
Molenbeek selama ini dikenal sebagai "pusat ekstremisme", karena sejumlah milisi jihadis yang terlibat serangan teror di Paris dan Brussels tumbuh dan tinggal di sana.
Harapan semua perempuan mengenakan jilbab juga menjadi agenda partai ini. Selain itu ada juga keinginan untuk mewajibkan semua sekolah menawarkan menu daging halal. Semua agenda itu untuk mencapai tujuan utama, yakni mengubah Belgia menjadi 100 persen negara Islam.
"Tujuan kami adalah negara Islam 100 persen, tetapi kami tidak bermaksud memaksakan jilbab,” kata Redouane Ahrouch, pendiri partai—yang juga bekerja sebagai sopir bus di Anderlecht—kepada media setempat pada awal April.
Menurut pernyataan di situsnya, Partai ISLAM mengutuk terorisme dalam segala bentuk. Ahrouch bersikeras bahwa dalam 12 tahun atau pada 2030, komunitas Muslim akan mewarnai Ibu Kota Belgia.
Sejumlah politisi Belgia telah mengkritik agenda dan pernyataan Partai ISLAM. Menteri Luar Negeri Belgia, Theo Francken, menyebut anggota-anggota partai itu dengan sebutan “serigala berbulu domba”.
“Sebuah partai politik yang disebut ‘ISLAM’ tumbuh di Belgia. Mereka secara terbuka menyerukan pengenalan hukum Syariah. Syariah itu melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, partai-partai syariah bersifat antidemokratis," tulis dia Twitter, awal April lalu.
Seorang anggota partai liberal DeFI, Olivier Maingain, meminta Brussels untuk melarang Partai ISLAM. "Perlu keberanian untuk melarang partai seperti ISLAM (karena itu) proyek teokrasi, bertentangan dengan demokrasi," tulis dia.
(mas)