Ilmuwan Hamas yang Dibunuh Negosiasi Pembelian Senjata dengan Korut
A
A
A
TEL AVIV - Ilmuwan Hamas yang ditembak mati di Malaysia pekan lalu, Fadi al-Batsh, dilaporkan tengah terlibat negosiasi pembelian senjata dengan Korea Utara (Korut). Senjata-senjata itu nantinya akan dikirim ke Jalur Gaza.
Begitu laporan surat kabar New York Times. Menurut laporan itu, Batsh tewas sebagai bagian dari operasi agen mata-mata Israel Mossad untuk menghabisi para ilmuwan dan insinyur Hamas yang belajar di luar negeri untuk mendapatkan pengetahuan dan persenjataan guna memerangi Israel.
"Klaim itu telah dikonfirmasi oleh para pejabat intelijen Timur Tengah," tulis The New York Times, mengklaim operasi yang lebih luas diperintahkan oleh kepala Mossad, Yossi Cohen, seperti dikutip dari laman Haaretz, Kamis (26/4/2018).
Mengenai Korut, laporan bersama wartawan Israel dan Asia Tenggara mengklaim bahwa pejabat intelijen Barat dan Timur Tengah mengatakan bahwa Batsh mungkin telah terlibat dalam negosiasi kesepakatan pembelian senjata dengan Korut melalui Malaysia.
Sejumlah pejabat kepada The Times mengatakan bahwa Mossad juga tertarik dengan kemajuan kelompok perlawanan Hamas dalam kendaraan tanpa awak (drone) di udara dan laut. Drone ini dapat digunakan untuk menyerang sasaran Israel secara lebih efektif daripada roket Hamas yang digunakan selama perang terakhirnya dengan Israel.
Batsh, yang ikut menulis makalah pada 2013 terkait aplikasi pesawat tak berawak, dikirim ke Malaysia untuk meneliti dan memperoleh sistem senjata dan drone untuk Hamas, kata para pejabat intelijen.
Laporan itu mengatakan bahwa Mesir baru-baru ini menangkap pengiriman komponen komunikasi yang digunakan untuk memandu amunisi yang ditujukan untuk Gaza dari Korut. Juga dilaporkan bahwa menurut seorang pejabat intelijen, Batsh terlibat dalam negosiasi kesepakatan itu.
The Times juga mengutip laporan PBB yang mengklaim bahwa Pyongyang telah mendirikan perusahaan roket dan melakukan penjualan sistem komunikasi kelas militer melalui Kuala Lumpur.
Fadi al-Batsh ditembak mati saat hendak pergi ke sebuah masjid di Kuala Lumpur untuk salat Subuh pada Sabtu pekan lalu. Menurut rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, dua tersangka beraksi dengan menaiki sepeda motor.
Pihak kepolisian Malaysia mengatakan para pelaku masih berada di negara itu. Hal itu dikatakan ketika mereka merilis gambar baru dari salah satu pelaku.
Begitu laporan surat kabar New York Times. Menurut laporan itu, Batsh tewas sebagai bagian dari operasi agen mata-mata Israel Mossad untuk menghabisi para ilmuwan dan insinyur Hamas yang belajar di luar negeri untuk mendapatkan pengetahuan dan persenjataan guna memerangi Israel.
"Klaim itu telah dikonfirmasi oleh para pejabat intelijen Timur Tengah," tulis The New York Times, mengklaim operasi yang lebih luas diperintahkan oleh kepala Mossad, Yossi Cohen, seperti dikutip dari laman Haaretz, Kamis (26/4/2018).
Mengenai Korut, laporan bersama wartawan Israel dan Asia Tenggara mengklaim bahwa pejabat intelijen Barat dan Timur Tengah mengatakan bahwa Batsh mungkin telah terlibat dalam negosiasi kesepakatan pembelian senjata dengan Korut melalui Malaysia.
Sejumlah pejabat kepada The Times mengatakan bahwa Mossad juga tertarik dengan kemajuan kelompok perlawanan Hamas dalam kendaraan tanpa awak (drone) di udara dan laut. Drone ini dapat digunakan untuk menyerang sasaran Israel secara lebih efektif daripada roket Hamas yang digunakan selama perang terakhirnya dengan Israel.
Batsh, yang ikut menulis makalah pada 2013 terkait aplikasi pesawat tak berawak, dikirim ke Malaysia untuk meneliti dan memperoleh sistem senjata dan drone untuk Hamas, kata para pejabat intelijen.
Laporan itu mengatakan bahwa Mesir baru-baru ini menangkap pengiriman komponen komunikasi yang digunakan untuk memandu amunisi yang ditujukan untuk Gaza dari Korut. Juga dilaporkan bahwa menurut seorang pejabat intelijen, Batsh terlibat dalam negosiasi kesepakatan itu.
The Times juga mengutip laporan PBB yang mengklaim bahwa Pyongyang telah mendirikan perusahaan roket dan melakukan penjualan sistem komunikasi kelas militer melalui Kuala Lumpur.
Fadi al-Batsh ditembak mati saat hendak pergi ke sebuah masjid di Kuala Lumpur untuk salat Subuh pada Sabtu pekan lalu. Menurut rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, dua tersangka beraksi dengan menaiki sepeda motor.
Pihak kepolisian Malaysia mengatakan para pelaku masih berada di negara itu. Hal itu dikatakan ketika mereka merilis gambar baru dari salah satu pelaku.
(ian)