Anwar Ibrahim: Malaysia Akan Pertahankan Hubungan dengan Hamas
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia , Anwar Ibrahim , mengatakan negaranya akan menjaga hubungan dengan Hamas dan tidak akan menghukum kelompok tersebut.
"Rakyat Malaysia harus dengan suara bulat mendukung perjuangan Palestina," kata Anwar kepada parlemen Malaysia seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/11/2023).
Pernyataan itu dilontarkan Anwar menanggapi usulan anggota parlemen AS untuk memberikan sanksi kepada pendukung asing Hamas.
Para analis mengatakan hal ini juga berlaku secara politik di negara yang dukungannya terhadap Palestina sudah lama bersifat bipartisan dan tersebar luas.
Seorang anggota parlemen oposisi Malaysia bertanya kepada Anwar tentang pendirian pemerintah Malaysia setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS pekan lalu memutuskan untuk memberikan sanksi kepada pendukung asing Hamas dan Jihad Islam Palestina.
“Saya tidak akan menerima ancaman apapun, termasuk ini. Tindakan ini bersifat sepihak dan tidak sah, karena kami sebagai anggota PBB hanya mengakui keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB,” tegas Anwar.
Malaysia, negara mayoritas Muslim, telah lama mengadvokasi perjuangan Palestina. Negara ini tidak mengakui Israel secara diplomatis dan menyatakan bahwa pengakuan tersebut tidak akan diberikan sampai solusi dua negara terwujud. Ibu kotanya, Kuala Lumpur, sering menjadi tuan rumah konferensi mengenai isu-isu Palestina.
Anwar yang berusia 76 tahun juga telah melakukan advokasi untuk Palestina sejak masa kuliahnya. Seperti di banyak belahan dunia, serangan balasan Israel di Gaza telah memicu pertemuan massal dan unjuk rasa di Malaysia.
Namun hal ini juga menunjukkan dukungan terhadap Hamas. Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok guru yang berpakaian seperti militan dan membawa senapan mainan menjadi viral di TikTok selama Pekan Solidaritas Palestina di Malaysia pada akhir Oktober lalu, mendorong Anwar untuk meminta sekolah-sekolah memantau kegiatan selama minggu tersebut.
"Rakyat Malaysia harus dengan suara bulat mendukung perjuangan Palestina," kata Anwar kepada parlemen Malaysia seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/11/2023).
Pernyataan itu dilontarkan Anwar menanggapi usulan anggota parlemen AS untuk memberikan sanksi kepada pendukung asing Hamas.
Para analis mengatakan hal ini juga berlaku secara politik di negara yang dukungannya terhadap Palestina sudah lama bersifat bipartisan dan tersebar luas.
Seorang anggota parlemen oposisi Malaysia bertanya kepada Anwar tentang pendirian pemerintah Malaysia setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS pekan lalu memutuskan untuk memberikan sanksi kepada pendukung asing Hamas dan Jihad Islam Palestina.
“Saya tidak akan menerima ancaman apapun, termasuk ini. Tindakan ini bersifat sepihak dan tidak sah, karena kami sebagai anggota PBB hanya mengakui keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB,” tegas Anwar.
Malaysia, negara mayoritas Muslim, telah lama mengadvokasi perjuangan Palestina. Negara ini tidak mengakui Israel secara diplomatis dan menyatakan bahwa pengakuan tersebut tidak akan diberikan sampai solusi dua negara terwujud. Ibu kotanya, Kuala Lumpur, sering menjadi tuan rumah konferensi mengenai isu-isu Palestina.
Anwar yang berusia 76 tahun juga telah melakukan advokasi untuk Palestina sejak masa kuliahnya. Seperti di banyak belahan dunia, serangan balasan Israel di Gaza telah memicu pertemuan massal dan unjuk rasa di Malaysia.
Namun hal ini juga menunjukkan dukungan terhadap Hamas. Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok guru yang berpakaian seperti militan dan membawa senapan mainan menjadi viral di TikTok selama Pekan Solidaritas Palestina di Malaysia pada akhir Oktober lalu, mendorong Anwar untuk meminta sekolah-sekolah memantau kegiatan selama minggu tersebut.