Trump dan Macron Soroti Nuklir Iran
A
A
A
MOUNT VERNON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron kemarin memulai pertemuan yang fokus membahas perdagangan dan kesepakatan nuklir Iran.
Saat Macron berada di AS, Iran mendorong para pemimpin Eropa meyakinkan Trump agar tidak keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat Teheran dan enam kekuatan dunia. Presiden Prancis juga menyatakan tidak ada “Rencana B” untuk membatasi ambisi nuklir Iran.
Macron tampaknya berupaya menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) karena Trump ingin keluar dari kesepakatan itu. “Kunjungan ini sangat penting dalam konteks kita sekarang, dengan sangat banyak ketidakpastian, masalah dan ancaman,” kata Macron saat tiba di Washington kemarin, dikutip kantor berita Reuters.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif menyeru para pemimpin Eropa mendukung kesepakatan itu. “Pilih semuanya atau tidak sama sekali. Para pemimpin Eropa harus mendorong Trump tidak hanya untuk tetap di dalam kesepakatan nuklir, tapi lebih penting mulai menerapkan bagiannya dalam niat baik,” tweet Zarif.
Kesepakatan itu tercapai dengan enam negara untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi. Beberapa menit setelah Macron tiba di AS, Gedung Putih menyatakan tidak ada pengumuman tentang kesepakatan Iran. “Presiden sudah sangat jelas bahwa dia pikir ini kesepakatan buruk. Itu tentu tidak berubah,” kata juru bicara Gedung Putin Sarah Sanders.
Macron menyatakan di "Fox News Sunday" bahwa lebih baik melindungi kesepakatan itu daripada mencabutnya. “Apakah ini kesepakatan sempurna dan JCPOA ini hal sempurna untuk hubungan kita dengan Iran? Tidak. Tapi untuk nuklir, apa yang Anda miliki sebagai opsi lebih baik? Saya tidak melihatnya,” ungkap Macron.
Meski Macron berupaya membangun hubungan dekat dengan Trump sejak dia menjabat Mei lalu, Macron tampaknya belum melihat hasil yang banyak pada berbagai isu.
Macron dan istrinya Brigitte, beberapa saat setelah tiba di kediaman Blair House, segera ke jalanan Washington, melintasi kompleks Gedung Putih ke Lincoln Memorial dan bertemu para turis. Macron membawa pohon oak untuk ditanam di South Lawn, Gedung Putih. Pohon itu berasal dari Hutan Belleau, lokasi pertempuran Perang Dunia I pada 1918, tempat 9.000 warga AS tewas.
Trump dan Macron menyekop tanah di atas pohon yang baru ditanam dan sejumlah kamera memotret. “Prancis negara yang sangat spesial. Ini kehormatan besar,” kata Trump.
Trump dan istrinya Melania, bersama Macron dan istrinya kemudian naik helikopter Marine One untuk makan malam di Mount Vernon, Virginia yang merupakan kediaman presiden pertama AS dan komandan Perang Revolusioner George Washington. Saat itu George Washington beraliansi dengan Prancis dalam perang yang menentukan kemenangan AS melawan Inggris.
Trump dan Macron menghabiskan waktu sekitar dua jam di Mount Vernon. “Kami memiliki makan malam hebat,” ujar Trump saat mereka naik helikopter untuk kembali ke Gedung Putih.
Pertemuan membahas isu penting dilakukan di Gedung Putih pada Selasa (24/4) waktu lokal. Macron kemudian berpidato di Kongres AS, bertepatan dengan ulang tahun saat Jenderal Prancis Charles de Gaulle berpidato pada sesi gabungan Kongres pada 1960.
Trump dan Macron memulai persahabatan mereka setahun lalu di Belgia dengan jabat tangan erat. Saat pemimpin Eropa lainnya menjaga jarak dari Trump, Macron berupaya keras mendekati presiden AS tersebut. Keduanya juga sering berbicara melalui telepon.
Macron juga ingin meyakinkan Trump untuk mengecualikan negara-negara Eropa dari kebijakan tarif logam yang diterapkan Trump untuk mengurangi defisit perdagangan kronis dengan negara-negara lain, terutama China.
Sementara, Rusia dan China juga meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati draf pernyataan untuk mendukung kesepakatan nuklir Iran. Langkah ini untuk menekan Trump agar tidak mundur dari kesepakatan itu.
Utusan kontrol senjata Rusia Vladimir Yermakov menejlaskan dalam konferensi non-proliferasi di Jenewa bahwa kesepakatan nuklir Iran rentan dan setiap upaya mengubahnya akan mempengaruhi rezim non-proliferasi global. “Kami menyeru mitra kami di tempat ini sekarang untuk tidak tetap diam dengan harapan situasi ini meledak sendiri, tapi mengambil langkah serius untuk menjaga JCPOA,” ujarnya. (Syarifudin)
Saat Macron berada di AS, Iran mendorong para pemimpin Eropa meyakinkan Trump agar tidak keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat Teheran dan enam kekuatan dunia. Presiden Prancis juga menyatakan tidak ada “Rencana B” untuk membatasi ambisi nuklir Iran.
Macron tampaknya berupaya menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) karena Trump ingin keluar dari kesepakatan itu. “Kunjungan ini sangat penting dalam konteks kita sekarang, dengan sangat banyak ketidakpastian, masalah dan ancaman,” kata Macron saat tiba di Washington kemarin, dikutip kantor berita Reuters.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif menyeru para pemimpin Eropa mendukung kesepakatan itu. “Pilih semuanya atau tidak sama sekali. Para pemimpin Eropa harus mendorong Trump tidak hanya untuk tetap di dalam kesepakatan nuklir, tapi lebih penting mulai menerapkan bagiannya dalam niat baik,” tweet Zarif.
Kesepakatan itu tercapai dengan enam negara untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi. Beberapa menit setelah Macron tiba di AS, Gedung Putih menyatakan tidak ada pengumuman tentang kesepakatan Iran. “Presiden sudah sangat jelas bahwa dia pikir ini kesepakatan buruk. Itu tentu tidak berubah,” kata juru bicara Gedung Putin Sarah Sanders.
Macron menyatakan di "Fox News Sunday" bahwa lebih baik melindungi kesepakatan itu daripada mencabutnya. “Apakah ini kesepakatan sempurna dan JCPOA ini hal sempurna untuk hubungan kita dengan Iran? Tidak. Tapi untuk nuklir, apa yang Anda miliki sebagai opsi lebih baik? Saya tidak melihatnya,” ungkap Macron.
Meski Macron berupaya membangun hubungan dekat dengan Trump sejak dia menjabat Mei lalu, Macron tampaknya belum melihat hasil yang banyak pada berbagai isu.
Macron dan istrinya Brigitte, beberapa saat setelah tiba di kediaman Blair House, segera ke jalanan Washington, melintasi kompleks Gedung Putih ke Lincoln Memorial dan bertemu para turis. Macron membawa pohon oak untuk ditanam di South Lawn, Gedung Putih. Pohon itu berasal dari Hutan Belleau, lokasi pertempuran Perang Dunia I pada 1918, tempat 9.000 warga AS tewas.
Trump dan Macron menyekop tanah di atas pohon yang baru ditanam dan sejumlah kamera memotret. “Prancis negara yang sangat spesial. Ini kehormatan besar,” kata Trump.
Trump dan istrinya Melania, bersama Macron dan istrinya kemudian naik helikopter Marine One untuk makan malam di Mount Vernon, Virginia yang merupakan kediaman presiden pertama AS dan komandan Perang Revolusioner George Washington. Saat itu George Washington beraliansi dengan Prancis dalam perang yang menentukan kemenangan AS melawan Inggris.
Trump dan Macron menghabiskan waktu sekitar dua jam di Mount Vernon. “Kami memiliki makan malam hebat,” ujar Trump saat mereka naik helikopter untuk kembali ke Gedung Putih.
Pertemuan membahas isu penting dilakukan di Gedung Putih pada Selasa (24/4) waktu lokal. Macron kemudian berpidato di Kongres AS, bertepatan dengan ulang tahun saat Jenderal Prancis Charles de Gaulle berpidato pada sesi gabungan Kongres pada 1960.
Trump dan Macron memulai persahabatan mereka setahun lalu di Belgia dengan jabat tangan erat. Saat pemimpin Eropa lainnya menjaga jarak dari Trump, Macron berupaya keras mendekati presiden AS tersebut. Keduanya juga sering berbicara melalui telepon.
Macron juga ingin meyakinkan Trump untuk mengecualikan negara-negara Eropa dari kebijakan tarif logam yang diterapkan Trump untuk mengurangi defisit perdagangan kronis dengan negara-negara lain, terutama China.
Sementara, Rusia dan China juga meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati draf pernyataan untuk mendukung kesepakatan nuklir Iran. Langkah ini untuk menekan Trump agar tidak mundur dari kesepakatan itu.
Utusan kontrol senjata Rusia Vladimir Yermakov menejlaskan dalam konferensi non-proliferasi di Jenewa bahwa kesepakatan nuklir Iran rentan dan setiap upaya mengubahnya akan mempengaruhi rezim non-proliferasi global. “Kami menyeru mitra kami di tempat ini sekarang untuk tidak tetap diam dengan harapan situasi ini meledak sendiri, tapi mengambil langkah serius untuk menjaga JCPOA,” ujarnya. (Syarifudin)
(nfl)