AS Takkan Cabut Sanksi Sampai Korut Bongkar Senjata Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan bersedia untuk menawarkan bantuan pencabutan sanksi substansial terhadap Korea Utara (Korut) sebelum Pyongyang membongkar program senjata nuklirnya.
Hal itu diungkap soerang pejabat senior pemerintah Trump kepada Wall Street Journal. "Ketika presiden mengatakan bahwa dia tidak akan membuat kesalahan di masa lalu, itu berarti AS tidak akan membuat konsesi substansial, seperti mencabut sanksi, sampai Korea Utara secara substansial telah membongkar program nuklirnya," kata pejabat tersebut.
Dewan Keamanan Nasional AS juga berpendapat serupa. Administrasi Trump menginginkan rezim Kim Jong-un di Pyongyang harus benar-benar membongkar total program senjata nuklir sebelum denuklirisasi Semenanjung Korea dinyatakan berhasil.
"Kami mencari pembongkaran besar-besaran program nuklir Korea Utara terlebih dahulu hingga denuklirisasi tercapai, kampanye tekanan maksimum global akan berlanjut," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih melalui seorang juru bicaranya kepada Reuters, yang dilansir Senin (23/4/2018).
Baca Juga: Kim Jong-un: Mulai Hari Ini, Tes Nuklir dan Rudal Korut Dihentikan
Seperti diberitakan sebelumnya, Kim Jong-un telah mengumumkan bahwa mulai 21 April 2018 uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua Pyongyang dihentikan atau ditangguhkan.
Alasan penangguhan tersebut demi mengamankan stabilitas strategis dan perdamaian. "Mulai 21 April 2018, uji coba nuklir dan uji coba rudal balistik antarbenua akan dihentikan," tulis kantor berita negara Korut, KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong-un, pada rapat paripurna Komite Pusat Partai Buruh Korea (WPK).
"Pusat uji coba nuklir Korea Utara akan disingkirkan untuk memastikan transparansi penangguhan uji coba nuklir," imbuh KCNA.
Baca Juga: Jepang Tak Puas, Minta Senjata Nuklir Korut Dibongkar
Namun, Jepang belum puas jika Korea Utara hanya menangguhkan uji coba senjata nuklir dan rudal. Tokyo minta agar program senjta nuklir Pyongyang dibongkar total.
"Pengumuman ini adalah gerakan ke depan yang saya ingin menyambutnya," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat merespons pengumuman penangguhan uji coba senjata nuklir dan rudal oleh Kim Jong-un.
"Saya ingin menyambut langkah-langkah positif ini, tetapi saya ingin tahu apakah ini akan mengarah pada pembongkaran senjata nuklir, senjata pemusnah massal dan rudal secara lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah lagi," kata Abe. "Saya ingin terus memantau perkembangannya," ujarnya.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera bahkan mengaku skeptis atas deklarasi pembekuan tes senjata nuklir Korut yang diumumkan Kim Jong-un.
"Kami tidak bisa puas," kata Onodera."Kim tidak menyebutkan pengabaian (uji coba) rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah."
Hal itu diungkap soerang pejabat senior pemerintah Trump kepada Wall Street Journal. "Ketika presiden mengatakan bahwa dia tidak akan membuat kesalahan di masa lalu, itu berarti AS tidak akan membuat konsesi substansial, seperti mencabut sanksi, sampai Korea Utara secara substansial telah membongkar program nuklirnya," kata pejabat tersebut.
Dewan Keamanan Nasional AS juga berpendapat serupa. Administrasi Trump menginginkan rezim Kim Jong-un di Pyongyang harus benar-benar membongkar total program senjata nuklir sebelum denuklirisasi Semenanjung Korea dinyatakan berhasil.
"Kami mencari pembongkaran besar-besaran program nuklir Korea Utara terlebih dahulu hingga denuklirisasi tercapai, kampanye tekanan maksimum global akan berlanjut," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih melalui seorang juru bicaranya kepada Reuters, yang dilansir Senin (23/4/2018).
Baca Juga: Kim Jong-un: Mulai Hari Ini, Tes Nuklir dan Rudal Korut Dihentikan
Seperti diberitakan sebelumnya, Kim Jong-un telah mengumumkan bahwa mulai 21 April 2018 uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua Pyongyang dihentikan atau ditangguhkan.
Alasan penangguhan tersebut demi mengamankan stabilitas strategis dan perdamaian. "Mulai 21 April 2018, uji coba nuklir dan uji coba rudal balistik antarbenua akan dihentikan," tulis kantor berita negara Korut, KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong-un, pada rapat paripurna Komite Pusat Partai Buruh Korea (WPK).
"Pusat uji coba nuklir Korea Utara akan disingkirkan untuk memastikan transparansi penangguhan uji coba nuklir," imbuh KCNA.
Baca Juga: Jepang Tak Puas, Minta Senjata Nuklir Korut Dibongkar
Namun, Jepang belum puas jika Korea Utara hanya menangguhkan uji coba senjata nuklir dan rudal. Tokyo minta agar program senjta nuklir Pyongyang dibongkar total.
"Pengumuman ini adalah gerakan ke depan yang saya ingin menyambutnya," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat merespons pengumuman penangguhan uji coba senjata nuklir dan rudal oleh Kim Jong-un.
"Saya ingin menyambut langkah-langkah positif ini, tetapi saya ingin tahu apakah ini akan mengarah pada pembongkaran senjata nuklir, senjata pemusnah massal dan rudal secara lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah lagi," kata Abe. "Saya ingin terus memantau perkembangannya," ujarnya.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera bahkan mengaku skeptis atas deklarasi pembekuan tes senjata nuklir Korut yang diumumkan Kim Jong-un.
"Kami tidak bisa puas," kata Onodera."Kim tidak menyebutkan pengabaian (uji coba) rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah."
(mas)