Catatan Sejarah Iringi Pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia, Kim Chang-beom menyatakan pertemuan tingkat tinggi antara Korsel dan Korea Utara (Korut) adalah sesuatu hal yang sangat bersejarah. Pertemuan itu rencananya akan digelar pada pekan depan.
Chang-beom menuturkan pertemuan ini menjadi peristiwa yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya ada pemimpin Korut yang melakukan kunjungan ke Korsel. Pasalnya sejak era pemimpin pertama Korut Kim Il-sung hingga Kim Jong-il, tidak pernah sekalipun keduanya menginjakan kaki di tanah Korsel. Jika terlaksana, Kim Jong-un akan menjadi pemimpin Korut pertama yang akan menginjakan kaki di tanah Korsel.
"Banyak alasan dibalik betapa pentingnya pertemuan ini. 2007 terakhir pertemuan kedua pemimpin dan setelah 11 tahun akhirnya kedua pemimpin negara kembali bertemu," ucap Chang-beom saat melakukan jumpa wartawan di Jakarta pada Kamis (19/4/2018).
"Lokasi pertemuan, untuk pertama kali pemimpin Korut akan menyebrangi DMZ menuju bagian selatan Semenanjung Korea. Pertemuan akan berlangsung di sebuah tempat bernama Peace House, tempat ini dibawa yurisdiksi PBB. Di rumah itulah pertemuan itu akan dilakukan," sambungnya.
Mengenai lokasi pertemuan, Chang-beom menyatakan Peace House selama ini dikenal sebagai penanda perpecahan dua Korea. Dia berharap dengan pertemuan itu, citra Peace House akan berubah, menjadi lebih sesuai dengan namanya.
"Tempat ini menjadi ikon dari perpecahan Korea. Saya berharap dengan pertemuan ini bisa berubah dari ikon perpecahan menjadi ikon perdamaian, ikon rekonsiliasi," tukasnya.
Chang-beom menuturkan pertemuan ini menjadi peristiwa yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya ada pemimpin Korut yang melakukan kunjungan ke Korsel. Pasalnya sejak era pemimpin pertama Korut Kim Il-sung hingga Kim Jong-il, tidak pernah sekalipun keduanya menginjakan kaki di tanah Korsel. Jika terlaksana, Kim Jong-un akan menjadi pemimpin Korut pertama yang akan menginjakan kaki di tanah Korsel.
"Banyak alasan dibalik betapa pentingnya pertemuan ini. 2007 terakhir pertemuan kedua pemimpin dan setelah 11 tahun akhirnya kedua pemimpin negara kembali bertemu," ucap Chang-beom saat melakukan jumpa wartawan di Jakarta pada Kamis (19/4/2018).
"Lokasi pertemuan, untuk pertama kali pemimpin Korut akan menyebrangi DMZ menuju bagian selatan Semenanjung Korea. Pertemuan akan berlangsung di sebuah tempat bernama Peace House, tempat ini dibawa yurisdiksi PBB. Di rumah itulah pertemuan itu akan dilakukan," sambungnya.
Mengenai lokasi pertemuan, Chang-beom menyatakan Peace House selama ini dikenal sebagai penanda perpecahan dua Korea. Dia berharap dengan pertemuan itu, citra Peace House akan berubah, menjadi lebih sesuai dengan namanya.
"Tempat ini menjadi ikon dari perpecahan Korea. Saya berharap dengan pertemuan ini bisa berubah dari ikon perpecahan menjadi ikon perdamaian, ikon rekonsiliasi," tukasnya.
(ian)