Mei, Duo Korea Bakal Umumkan Perang Telah Berakhir
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) sedang mendiskusikan rencana untuk mengumumkan secara resmi berakhirnya konflik militer kedua negara. Selama ini, kedua negara di Semenanjung Korea itu secara teknis masih berperang karena perang Korea pada medio 1950-an berakhir dengan perjanjian gencatan senjata.
Rencana itu diberitakan oleh surat kabar Munhwa Ilbo yang mengutip seorang pejabat Korsel yang tidak disebutkan namanya.
"Pada KTT pekan depan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kedua negara tetangga itu dapat mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan mereka akan berusaha meredakan ketegangan militer dan mengakhiri konfrontasi," bunyi laporan itu yang dikutip laman Time, Selasa (17/4/2018).
Sejak berakhirnya perang Korea pada 1953 tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani untuk mengakhiri perjanjian gencatan senjata. Selian itu, permusuhan formal antara Amerika Serikat (AS) dan Korut yang berlangsung lama telah berakhir.
KTT yang sukses antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un bisa membuka jalan bagi pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump. Ini adalah pertama kalinya Presiden AS duduk satu mejad dengan Pemimpin Korut.
Semenanjung itu tetap terbagi dalam kebuntuan abadi, dengan militer Korsel yang didukung AS berbaris melawan lebih dari satu juta pasukan Korut. Sementara ketegangan kadang-kadang berkobar, kedua pihak sejauh ini telah terkoyak oleh konflik yang menghancurkan.
"Satu cara untuk menyelesaikan konflik itu bisa melibatkan pengembalian Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat ke negara asalnya," tulis surat kabar Munhwa Ilbo. Ratusan ribu pasukan dari kedua sisi sekarang menjaga daerah itu.
Rencana itu diberitakan oleh surat kabar Munhwa Ilbo yang mengutip seorang pejabat Korsel yang tidak disebutkan namanya.
"Pada KTT pekan depan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kedua negara tetangga itu dapat mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan mereka akan berusaha meredakan ketegangan militer dan mengakhiri konfrontasi," bunyi laporan itu yang dikutip laman Time, Selasa (17/4/2018).
Sejak berakhirnya perang Korea pada 1953 tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani untuk mengakhiri perjanjian gencatan senjata. Selian itu, permusuhan formal antara Amerika Serikat (AS) dan Korut yang berlangsung lama telah berakhir.
KTT yang sukses antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un bisa membuka jalan bagi pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump. Ini adalah pertama kalinya Presiden AS duduk satu mejad dengan Pemimpin Korut.
Semenanjung itu tetap terbagi dalam kebuntuan abadi, dengan militer Korsel yang didukung AS berbaris melawan lebih dari satu juta pasukan Korut. Sementara ketegangan kadang-kadang berkobar, kedua pihak sejauh ini telah terkoyak oleh konflik yang menghancurkan.
"Satu cara untuk menyelesaikan konflik itu bisa melibatkan pengembalian Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat ke negara asalnya," tulis surat kabar Munhwa Ilbo. Ratusan ribu pasukan dari kedua sisi sekarang menjaga daerah itu.
(ian)