Serang Suriah, AS Tak Beri Tahu Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengaku tidak memberi tahu Rusia terkait serangan Washington bersama Prancis dan Inggris terhadap Suriah hari ini (14/4/2018). Target-target serangan juga dirahasikan.
"Kami tidak melakukan koordinasi dengan Rusia mengenai serangan-serangan ini, dan kami juga tidak memberi tahu mereka," kata Jenderal Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan AS.
"Kami tidak mengkoordinasikan target atau perencanaan apapun dengan Rusia," lanjut Dunford dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan James Norman Mattis, yang dilansir Business Insider, Sabtu (14/4/2018).
Keputusan AS itu dianggap sudah mengancam Rusia. Melalui duta besarnya di Washington, Anatoly Antonov, Moskow memperingatkan konsekuensi yang harus diterima AS, Inggris dan Prancis atas serangannya di Suriah.
Moskow merasa terancam karena memiliki pasukan aktif di Suriah.
Serangan Washington dan sekutunya ini berdalih untuk membalas serangan kimia di Douma pada 7 April 2018, yang dituduhkan terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Skenario yang dirancang sebelumnya sedang dilaksanakan. Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi!," kata Antonov dalam sebuah pernyataan.
"Semua tanggung jawab untuk ini ada di Washington, London, dan Paris," lanjut diplomat Moskow tersebut.
"Kami tidak melakukan koordinasi dengan Rusia mengenai serangan-serangan ini, dan kami juga tidak memberi tahu mereka," kata Jenderal Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan AS.
"Kami tidak mengkoordinasikan target atau perencanaan apapun dengan Rusia," lanjut Dunford dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan James Norman Mattis, yang dilansir Business Insider, Sabtu (14/4/2018).
Keputusan AS itu dianggap sudah mengancam Rusia. Melalui duta besarnya di Washington, Anatoly Antonov, Moskow memperingatkan konsekuensi yang harus diterima AS, Inggris dan Prancis atas serangannya di Suriah.
Moskow merasa terancam karena memiliki pasukan aktif di Suriah.
Serangan Washington dan sekutunya ini berdalih untuk membalas serangan kimia di Douma pada 7 April 2018, yang dituduhkan terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Skenario yang dirancang sebelumnya sedang dilaksanakan. Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi!," kata Antonov dalam sebuah pernyataan.
"Semua tanggung jawab untuk ini ada di Washington, London, dan Paris," lanjut diplomat Moskow tersebut.
(mas)