Azerbaijan Gelar Pemilu Presiden

Kamis, 12 April 2018 - 11:37 WIB
Azerbaijan Gelar Pemilu Presiden
Azerbaijan Gelar Pemilu Presiden
A A A
BAKU - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev diperkirakan menang untuk periode keempat dalam pemilu yang digelar kemarin. Oposisi memboikot pemilu tersebut karena menuding pemilu akan penuh kecurangan.

Negara bekas republik Soviet itu memiliki cadangan sumber daya energi yang besar dan terletak di lokasi strategis di Laut Kaspia sehingga penting bagi energi alternatif bagi Eropa dari suplai Rusia. Pemungutan suara dibuka pada pukul 8 pagi dengan menyanyikan lagu nasional. Para pemilih mulai memberikan suara dalam kontak transparan putih.

“Kami memboikot pemilu ini dan menganggap pemilu hanya akan memilih Ilham Aliyev untuk periode selanjutnya. Pemilu ini tidak dapat dianggap sah,” kata Arif Gajily, kepala oposisi Partai Musavat pada Reuters.

Aliyev, 56, dan para pendukungnya menyangkal tuduhan kecurangan pemilu dan menyatakan kelompok oposisi tidak ditekan. “Ilham Aliyev presiden bagus dan kami ingin dia terus memenuhi kewajibannya,” ungkap anggota militer Anar Piriyev saat memberikan suara di pusat ibu kota Baku.

Aliyev pertama terpilih pada Oktober 2003, dua bulan sebelum ayahnya Heydar Aliyev meninggal setelah berkuasa 10 tahun. Dia memperkuat posisinya dengan dua referendum, satu referendum pada 2009 yang menghapus batas jabatan presiden dua periode dan referendum lainnya pada 2016 yang memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dari lima tahun.

Aliyev menetapkan pemilu pada tanggal 11 April dari sebelumnya 17 Oktober. Menurut aliansinya, langkah itu diperlukan untuk menghindari pemilu presiden dan parlemen secara bersamaan pada 2025.

Tujuh kandidat maju dalam pemilu kemarin tapi para pengkritik mempertanyakan apakah mereka benar-benar lawan yang seimbang. Para pemantau pemilu termasuk Organisasi untuk Kerja Sama dan Keamanan di Eropa (OSCE) mengawasi pemilu itu.

“Kerangka hukum sekarang dan penerapannya menghambat kampanye pemilu besar, menekankan kekhawatiran atas pembatasan pada kebebasan berpendapat, berkumpul dan berserikat,” papar Kantor untuk Lembaga Demokratis dan Hak Asasi Manusia OSCE dalam laporan Maret.

Aliyev telah mencoba menyeimbangkan antara Rusia dan Barat terkait kebijakan energi. Pemerintahannya diuntungkan dari ekspor minyak tapi turunnya harga minyak global dalam tiga tahun terakhir telah melemahkan mata uang Azeri dan menekan ekonomi. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7399 seconds (0.1#10.140)