Takut Rudal di Langit Suriah, Kuwait Airways Stop Terbang ke Lebanon
A
A
A
BEIRUT - Kuwait Airways, maskapai nasional Kuwait, menghentikan semua penerbangan ke Beirut, Lebanon, mulai Kamis (12/4/2018). Maskapai itu tak mau mengambil risiko dengan ancaman serangan rudal yang sudah dilontarkan Amerika Serikat (AS).
Jika ancaman itu terbukti, maka rudal-rudal akan melintasi langit Suriah dan sekitarnya yang bisa membahayakan lalu lintas penerbangan regional.
Menurut Kuwait Airways, keputusannya menghentikan penerbangan ke Lebanon juga sebagai tindak lanjut dari peringatan keamanan yang datang dari pemerintah Siprus.
Dalam pengumumannya, yang dikutip Russia Today, maskapai tersebut mengatakan bahwa Kuwait Airways tidak akan lagi terbang ke Beirut mulai 12 April. Tidak jelas berapa lama penangguhan akan berlangsung.
Keputusan maskapai Kuwait ini muncul setelah Eurocontrol, sebuah badan Uni Eropa untuk urusan lalu lintas udara di Eropa mengeluarkan peringatan bahwa kemungkinan ada serangan rudal ke Suriah dalam waktu 72 jam terhitung sejak hari Senin.
Badan itu mengeluarkan Rapid Alert Notification agar operator penerbangan di Mediterania timur berhati-hati.
Menurut badan tersebut, potensi serangan rudal kemungkinan berasal dari negara-negara NATO.
"Karena kemungkinan peluncuran serangan udara ke Suriah dengan rudal air-to-ground dan/atau rudal jelajah dalam 72 jam ke depan, dan kemungkinan ada gangguan intermiten peralatan navigasi radio, pertimbangan waspada harus diambil ketika merencanakan operasi penerbangan di daerah FIR (flight information region) Mediterania Timur/Nicosia," bunyi peringatan Eurocontrol.
AS juga telah mengeluarkan ancaman terbaru terhadap rezim Suriah yang dilontarkan Presiden Donald Trump. Ancaman Trump ini sebagai respons setelah Rusia memperingatkan akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang menyerang Suriah.
"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimia ini dilaporkan menewaskan puluhan orang.
Jika ancaman itu terbukti, maka rudal-rudal akan melintasi langit Suriah dan sekitarnya yang bisa membahayakan lalu lintas penerbangan regional.
Menurut Kuwait Airways, keputusannya menghentikan penerbangan ke Lebanon juga sebagai tindak lanjut dari peringatan keamanan yang datang dari pemerintah Siprus.
Dalam pengumumannya, yang dikutip Russia Today, maskapai tersebut mengatakan bahwa Kuwait Airways tidak akan lagi terbang ke Beirut mulai 12 April. Tidak jelas berapa lama penangguhan akan berlangsung.
Keputusan maskapai Kuwait ini muncul setelah Eurocontrol, sebuah badan Uni Eropa untuk urusan lalu lintas udara di Eropa mengeluarkan peringatan bahwa kemungkinan ada serangan rudal ke Suriah dalam waktu 72 jam terhitung sejak hari Senin.
Badan itu mengeluarkan Rapid Alert Notification agar operator penerbangan di Mediterania timur berhati-hati.
Menurut badan tersebut, potensi serangan rudal kemungkinan berasal dari negara-negara NATO.
"Karena kemungkinan peluncuran serangan udara ke Suriah dengan rudal air-to-ground dan/atau rudal jelajah dalam 72 jam ke depan, dan kemungkinan ada gangguan intermiten peralatan navigasi radio, pertimbangan waspada harus diambil ketika merencanakan operasi penerbangan di daerah FIR (flight information region) Mediterania Timur/Nicosia," bunyi peringatan Eurocontrol.
AS juga telah mengeluarkan ancaman terbaru terhadap rezim Suriah yang dilontarkan Presiden Donald Trump. Ancaman Trump ini sebagai respons setelah Rusia memperingatkan akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang menyerang Suriah.
"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimia ini dilaporkan menewaskan puluhan orang.
(mas)