Putri Mata-mata Rusia yang Diracun Tolak Bantuan Moskow

Kamis, 12 April 2018 - 06:52 WIB
Putri Mata-mata Rusia...
Putri Mata-mata Rusia yang Diracun Tolak Bantuan Moskow
A A A
LONDON - Yulia Skripal, putri mantan mata-mata Rusia yang diracun bersama ayahnya Sergei Skripal di Inggris bulan lalu, menolak tawaran bantuan dari Kedutaan Besar Rusia di London.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas namanya oleh polisi Inggris, Yulia mengatakan ayahnya, Sergei, tetap dalam kondisi sakit parah. Ia masih menderita efek gas saraf yang digunakan terhadap mereka dalam serangan yang menyebabkan salah satu krisis terbesar dalam hubungan Inggris dengan Moskow sejak Perang Dingin.

“Saya memiliki akses ke teman dan keluarga, dan saya telah diberitahu tentang kontak khusus saya di Kedutaan Rusia yang telah dengan senang hati menawarkan bantuan kepada saya dengan cara apa pun yang mereka bisa,” kata Yulia Skripal.

"Saat ini saya tidak ingin memanfaatkan layanan mereka, tetapi, jika saya berubah pikiran, saya tahu cara menghubungi mereka," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/4/2018).

Kedutaan Rusia di London sebelumnya mengatakan tidak diberikan akses konsuler kepada wanita berusia 33 tahun itu.

Menyusul pernyataan Yulia Skripal, kedutaan Rusia mengatakan: “Kami terus bersikeras untuk mengadakan pertemuan dengan Yulia dan Sergei Skripal. Situasi di sekitar mereka terlihat semakin mirip dengan penahanan paksa atau pemenjaraan.”

Yulia Skripal keluar dari rumah sakit di kota Salisbury Inggris, Senin, di mana dikatakan ia diperlakukan dengan keahlian klinis yang jelas dan diperlakukan dengan baik.

Yulia mengatakan dia belum cukup kuat untuk memberikan wawancara media dan mengatakan komentar yang dibuat oleh sepupunya kepada media Rusia bukan berasal dari dia atau ayahnya.

"Saya berterima kasih kepada sepupu saya Viktoria atas perhatiannya untuk kami, tetapi meminta dia untuk tidak mengunjungi saya atau mencoba menghubungi saya untuk sementara waktu," kata pernyataan itu mengutipnya.

Skripal berada dalam kondisi kritis selama berminggu-minggu setelah serangan 4 Maret sebelum kesehatan mereka membaik.

Sergei Skripal, yang direkrut oleh MI6 Inggris, ditangkap karena berkhianat kepada Moskow pada 2004. Dia berakhir di Inggris setelah ditukar pada 2010 karena mata-mata Rusia ditangkap di Amerika Serikat (AS).

Inggris menuduh Rusia berada di belakang serangan zat saraf dan pemerintah Barat termasuk AS mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia. Rusia membantah keterlibatannya dalam serangan itu dan membalas dendam.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1077 seconds (0.1#10.140)